"Abian, Laura cantik, ya?"
- Jihan
୨୧
Pada minggu pagi yang sedikit gerimis, Abian sudah mengenakan kemeja putih dengan balutan jas berwarna abu-abu tua. Ia sedikit merapikan rambutnya sehingga terlihat berwibawa. Tak lupa juga ia mengambil salah satu koleksi jam tangannya yang berada di dalam laci lemarinya.
Pasalnya, hari ini merupakan hari pertemuan keluarga Abian dengan rekan-rekan bisnis papanya. Mau tidak mau ia harus tetap ikut. Apalagi papanya itu mempunyai harapan lebih terhadap dirinya.
Setelah dirasa cukup, Abian turun ke bawah dan mendapati kedua orang tuanya yang sedang duduk di ruang tengah. Tidak ada obrolan apapun di antara mereka. Hanya fokus dengan ponselnya masing-masing.
"Ma, pa." Ucap Abian perlahan.
Jihan menyadari akan kedatangan putra semata wayangnya itu. Ia berdiri sambil tersenyum dan menghampiri Abian.
"Gantengnya anak mama.." Ucap Jihan sembari membenarkan posisi dasi anaknya. Abian hanya tersenyum simpul melihat wajah cantik milik mamanya itu.
"Kamu naik mobil sama Pak Jajang, ya." Perintah Heru setelah mematikan ponselnya.
"Iya, pa."
Heru dan Jihan berada dalam satu mobil yang sama. Abian masuk ke dalam mobil putih yang biasa ia naiki bersama Pak Jajang. Seperti biasa, Pak Jajang akan menyambut hangat kehadiran Abian.
"Pagi, den!" Seru Pak Jajang dengan senyuman yang ceria. Abian membalas sapaan hangat dari Pak Jajang sambil tersenyum.
"Wah wah.. Keren banget ini si deden!"
Abian terkekeh melihat tingkah supir satunya itu."Saya masih kalah keren sama Pak Jajang waktu muda." Ucap Abian dan tertawa setelahnya.
"Ah, bisa aja, den." Pak Jajang malah salah tingkah sendiri. Bagaimana tidak, tentu gila rasanya disebut keren oleh orang keren.
✧✧✧
Sekitar dua jam perjalanan, mobil Abian sudah sampai di depan gedung bertingkat yang merupakan pusat dari bisnis real estate milik papanya. Biasanya gedung ini digunakan untuk pertemuan-pertemuan para rekan, baik yang bersifat formal maupun informal.
Abian keluar dari mobil dengan Pak Jajang yang sudah bersiap untuk memayungi tuannya itu. Abian dan kedua orang tuanya masuk ke dalam gedung mewah tersebut dengan sambutan dari para rekan bisnis papanya. Banyak pujian yang Abian dapatkan dari orang-orang tersebut.
"Abian udah besar ya sekarang.. Makin ganteng aja kayak papanya." Ucap salah satu rekan bisnis Heru yang berpenampilan glamour dengan gaun berwarna cream muda.
"Saya udah kalah dari Abian.." Sanggah Heru diikuti tawa. Abian hanya tersenyum dengan pujian-pujian yang dilontarkan kepada dirinya.
Ketika orang tuanya itu sedang asyik mengobrol dengan rekan-rekan mereka, seorang rekan lainnya datang bersama dengan istri dan juga satu putri tunggalnya. Putri mereka terlihat seumuran dengan Abian. Gaun navy selutut yang ia kenakan sangat serasi dengan wajah bulenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABIAN MAHENDRA || Sung Hanbin
FanfictionZerosee.. Mari merapat! Memanggil para selir Sung Hanbin~ ❀❀❀ - Sedang proses pengembangan diri dalam menulis - Kehidupan paripurna penuh kesempurnaan terlihat jelas dari sosok laki-laki tampan bernama Abian Mahendra. Setiap orang di lingkungan SM...