Part 22 : Study Tour (3)

21 1 7
                                    

"Abis ini lo jadi ikut gue, kan?"
- Abian Mahendra





୨୧

Abian terbangun di kamar vila dengan kondisi kepala yang teramat pusing. Gejala sakit kepalanya muncul kembali setelah beberapa hari tidak timbul. Laki-laki itu duduk di tepi kasur sembari memegang keningnya. Hal itu menarik perhatian beberapa siswa yang sekamar dengannya.

"Lo gapapa, Yan?" Tanya Gafa sedikit khawatir. Shaka yang berada di sana juga langsung mengalihkan pandangannya kepada Abian. Wajah pucat Abian membuat semua orang yang berada di kamar tersebut merasa cemas.

"Ah, gue gapapa. Cuma pusing dikit aja." Abian beranjak dari duduknya dan berjalan ke arah kamar mandi. 

Seketika senyum manisnya muncul setelah melihat secarik kain berwarna biru muda yang tergantung rapi di balik pintu kamar mandi. Ia jadi ingat bagaimana semalam dirinya bersusah payah membersihkan noda darah di kain tersebut dengan berbagai cara. Untung saja usahanya membuahkan hasil. Kain milik gadis cantik itu sudah bersih kembali seperti sebelumnya.

Abian mengambil kain tersebut dan melipatnya dengan baik. Sudah banyak rencana yang terpikirkan olehnya hari ini. Apalagi jika mengingat perbuatan Karina semalam kepadanya, memikirkannya saja sudah membuat laki-laki itu salah tingkah.

Setelah beberapa menit di dalam kamar mandi, Abian keluar dengan tampilan yang berbeda. Sweater putih gading dan celana bahan oversize menyatu indah di tubuhnya. Siapapun yang melihatnya sudah pasti langsung terpesona.

Bisma, seorang siswa yang juga sekamar dengan Abian, menatap Abian dengan kagum. Beberapa saat setelahnya, ia melihat ke arah Gafa dan Shaka satu per satu. "Sumpah, kenapa gue sekamar sama kalian, sih?" Oceh Bisma.

"Eh? Kenapa? Kita bikin lo gak nyaman?" Ekspresi bingung terlihat jelas dari wajah Gafa. Perasaan dari kemarin tidak ada hal aneh yang mereka lakukan. Bahkan teman ter-absurd-nya, Shaka, tidak berulah seperti biasanya.

"Bukan gitu. Gue ngerasa jadi knalpot motor kalo begini." Ucapan Bisma sontak mengundang gelak tawa di antara mereka semua. Bukan bermaksud mengejek atau apa, tetapi mereka hanya tidak menyangka Bisma akan mengatakan hal tersebut.

"Ngomong apa, sih lo." Ucap Shaka masih dengan perutnya yang sakit karena tertawa.

"Serius woi. Kalian dari baru bangun aja bening-bening banget." 

"Kok gue jadi takut ya sama lo." Shaka refleks menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.

"Gak gitu, kocak." Protes Bisma dengan wajahnya yang malas. Gafa sampai mengeluarkan air mata akibat terlalu banyak tertawa. Sementara itu, Abian hanya menggeleng-gelengkan kepalanya mengamati tingkah teman-temannya itu. Lumayan juga, hiburan di pagi hari.

"Udah.. Ya ampun. Mending kita siap-siap buat sarapan." Usul Gafa sembari menyeka air matanya. Hal itu dituruti oleh teman-temannya yang langsung mempersiapkan diri. Akhirnya percakapan random di antara mereka pun berakhir.

✧✧✧

"Gimana, Karr? Lucu gak?" Dara memperlihatkan rambutnya dengan bandana berwarna kuning kepada Karina.

"Lucuu banget! Dijamin Shaka makin klepek-klepek." Ucap Karina meyakinkan. Tentu saja hal itu membuat Dara senang dan salah tingkah. Gadis itu tidak berhenti memandangi wajahnya di depan cermin.

"Gemes banget ya, orang kalo lagi kasmaran." Oceh salah satu gadis yang tengah melipat beberapa pakaian di kasur vila.

Karina tersenyum gemas melihat sikap sahabatnya itu. Ia kembali menatap layar ponselnya sembari memainkan media sosialnya. Beberapa foto dan video idola KPOP membuat ujung bibirnya yang manis itu terus naik dan membuat lekukan yang indah. Apalagi jika yang melewati berandanya adalah biasnya sendiri.

ABIAN MAHENDRA || Sung HanbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang