"Lo anterin kakak gue pulang?"
- Kiran
୨୧
"Makasih ya, Yan."
Karina memberikan helm berwarna putih kepada Abian setelah turun dari motor. Ia menenteng beberapa kantong belanjaan yang berisi kebutuhannya untuk study tour nanti.
"Gue masuk, ya. Hati-hati." Ucap Karina yang langsung dibalas dengan anggukan pelan plus senyuman maut dari Abian.
Karina pun masuk menuju teras rumahnya. Abian masih berada di atas motornya menunggu sampai gadis itu masuk ke dalam rumahnya. Namun, Karina terlihat kebingungan sambil mencoba membuka pintu. Beberapa saat kemudian, gadis itu juga terlihat sedang menelepon seseorang. Hal itu membuat Abian ragu untuk melanjutkan perjalanan pulangnya.
Akhirnya, Abian memutuskan untuk turun dari motornya dan menghampiri Karina yang masih berada di teras. "Kenapa, Rin?"
"Ah, ini. Ternyata gak ada orang di rumah. Tapi nyokap gue sebentar lagi nyampe, kok." Jelas Karina.
"Gue temenin sampe nyokap lo sampe, ya."
"Gak u-"
"Gue gak terima penolakan." Sela Abian cepat. Tak lupa ia memberikan seutas senyum dari bibirnya agar tak terkesan galak. Sementara itu, Karina hanya diam dengan alis yang sedikit mengkerut.
Peka jika Karina jengkel dengan ucapannya, Abian mencoba untuk memecah suasana. "Ini udah mau maghrib, Rin. Waktunya setan keluar, emang lo gak takut?"
Karina terkekeh pelan. "Gue mah bukan pengecut, sihh."
"Oh iya, ya. Yang ada mereka yang takut sama lo. Kayak Nata, tuh." Celetuk Abian si paling asbun.
"Maksud lo Nata setan?"
"Eh, bukan gitu.."
Melihat ekspresi panik Abian membuat Karina tak kuasa menahan tawanya. Dia yang asbun, dia juga yang panik, batin Karina.
Bukannya kesal telah ditertawai oleh Karina, laki-laki tampan itu malah ikut tertawa. Matanya tidak beralih sedikit pun dari wajah cantik milik Karina. Senyum indah hingga tawa ceria gadis itu benar-benar menyejukkan hatinya. Rasanya sudah lama ia tidak melihat pemandangan tersebut. Ia hanya ingin momen ini berjalan sedikit lebih lama lagi.
"By the way, gue baru tau kalo lo bisa naik motor." Ucap Karina sembari menyeka air matanya yang keluar karena terlalu banyak tertawa.
"Gue emang jarang banget ngeluarin motor itu. Karena sehari-hari gue juga dianter sama Pak Jajang, kan." Jelas Abian. Karina hanya mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mengerti.
"Menurut lo gimana?" Tanya Abian tiba-tiba.
"Apanya?"
"Gue bawa motor itu, keren gak?"
Jujur saja Karina langsung menyesal sudah membahas tentang motor Abian. Sekarang jantungnya sudah berdebar tak karuan. Yang benar saja, laki-laki ini dijauhkan sebentar malah semakin meresahkan. Kalau begini terus Karina bisa kehilangan kesadarannya.
Suara langkah kaki yang kian mendekat membuat Karina lega. Ia tidak perlu repot-repot menjawab pertanyaan Abian yang tidak ramah untuk kesehatan mentalnya itu. Sesuai dugaan, batang hidung adik kesayangannya terlihat ketika ia memasuki pagar rumah mereka.
"Siapa lagi, nih?" Tanya Kiran setelah melihat keberadaan Abian di sebelah Karina.
Tak lama, Dinda pun menyusul masuk. "Oh, temen Karina?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ABIAN MAHENDRA || Sung Hanbin
ФанфикZerosee.. Mari merapat! Memanggil para selir Sung Hanbin~ ❀❀❀ - Sedang proses pengembangan diri dalam menulis - Kehidupan paripurna penuh kesempurnaan terlihat jelas dari sosok laki-laki tampan bernama Abian Mahendra. Setiap orang di lingkungan SM...