Part 23 : Pulang

20 3 7
                                    

"Dengan ngeliat orang yang gue suka bahagia sama pilihannya, itu udah cukup buat gue."
- Gafa Nareswara



୨୧

Abian tengah mengeluarkan beberapa barang yang sebelumnya ia letakkan di lemari vila. Tidak hanya dirinya, seluruh murid kelas dua belas SMA Nusa Bangsa juga sedang sibuk di kamarnya masing-masing untuk mengemas kembali bawaan mereka.

Brak!

"EH, SORRY BANGET, YAN!"

Bisma tidak sengaja menjatuhkan tas ransel Abian ketika sedang mengambil tas miliknya. Apesnya, tas milik laki-laki pintar tersebut belum terseleting dengan benar. Alhasil semua barang yang berada di dalamnya keluar dan berceceran di lantai.

Dengan cepat Bisma membereskan kembali barang-barang Abian yang ia buat berantakan. Melihat hal itu, Abian langsung menghampiri Bisma dan membantu laki-laki tersebut.

"Gapapa, Bis. Lo lanjut kemas barang lo aja." Ucap Abian sembari mengumpulkan barangnya. Tentu saja Bisma tidak menuruti perkataan Abian. Ia masih sibuk merapikan barang Abian karena merasa bersalah.

Fokus Bisma terpecah ketika ia menemukan sebuah benda kecil berbentuk bulat yang tidak jauh dari letak tas milik Abian. "Ini.. Apa, Yan?"

Abian menoleh ke arah Bisma dan mengambil benda tersebut dari tangannya.

"Kayak lensa gitu gak, sih?" Tebak Bisma.

"Lensa?"

Jika dilihat-lihat benda kecil ini memang terlihat mirip dengan lensa yang biasanya ada di kamera. Abian langsung terdiam dengan dada yang sedikit sesak. Pikirannya tertuju pada seseorang yang sudah pasti melakukan hal ini padanya.

"Iya, Yan. Ini mah lensa kamera- eh?! Jangan-jangan ada yang ngawasin lo?!"

Dengan cepat Abian memasukkan benda tersebut ke saku jaketnya. "Ah, enggak gitu, Bis. Ini emang punya gue kok. Gue lupa, hehe."

Bisma menghembuskan napasnya lega. Ia hanya mengangguk paham sembari melanjutkan proses mengumpulkan barang Abian. Sementara Abian masih berusaha mengontrol ekspresi dan emosinya yang sudah ingin melonjak akibat temuannya pagi ini.

✧✧✧

Halaman vila dipenuhi oleh para siswa dan siswi yang sudah rapi dengan bawaan mereka. Sebelum naik bus, mereka akan melakukan kuis terakhir bagi kelompok mereka yang masuk dalam lima besar. Tidak seperti yang diharapkan, kelompok Karina tidak tercantum dalam lima kelompok yang lolos tersebut. Pasalnya, ketika kuis kedua dilaksanakan, Abian sedang berada di ruang kesehatan karena gejala sakit kepalanya. Sedangkan Nata menghilang entah kemana.

Absennya dua pilar di kelompok Karina membuat mereka kesulitan dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh operator. Alhasil mereka pun tidak lolos di kuis kedua tersebut.

"Berarti janji permintaan gue angus, ya?" Abian menatap wajah Karina dengan ekspresi yang tidak dapat ditebak. Entahlah, Karina juga bingung. Cara pandang Abian tidak seperti orang yang kecewa atau pun senang.

"Iya." Jawab Karina singkat. Gadis itu langsung memalingkan wajahnya merasa menang. Ia jadi tidak perlu mendengar permintaan Abian yang mungkin saja akan mengguncang hati mungilnya.

Laki-laki berwajah pucat itu hanya tersenyum gemas. Ia mengeluarkan sesuatu dari balik kantung jaketnya. "Ini, Rin. Makasih banyak, ya."

Terlihat secarik kain berwarna biru muda yang sebelumnya Karina berikan kepada Abian. Gadis itu meraih kain tersebut dari tangan 'ganteng' Abian. Tanpa sadar, seutas senyuman tercipta di bibir cantik milik Karina. Ia terkekeh melihat sebuah stiker yang menempel di kain biru muda tersebut.

ABIAN MAHENDRA || Sung HanbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang