Part 1 : Gafa Nareswara

205 10 4
                                    

"... Gue Gafa,"


୨୧

"Akhinya selesai juga!" Sorak seorang gadis yang baru saja keluar dari gerbang sekolah. Ia adalah Karina Indira, gadis cantik yang hobinya rebahan.

"Otak gue mau meledak banget ngeliat soal-soal ujian tadi." Dara Magnolia, sahabat dekat Karina yang memiliki hobi dan karakter sama dengannya.

"Kayak mikir aja lo ngerjainnya." Celetuk Karina yang membuat sahabatnya itu hampir meninju wajahnya.

Mereka pun melanjutkan perjalanannya. Bukan ke rumah, melainkan ke suatu tempat untuk bersenang-senang. Apa lagi kalau bukan tempat bermain para remaja, yaitu mall.

Lain halnya dengan seorang laki-laki yang memiliki name tag bertuliskan ‘Abian Mahendra’ Di sakunya. Ia baru saja keluar dari kelas yang berbeda dengan dua gadis tadi.

"Bian!" Teriak seorang laki-laki seumuran dengannya yang sedang berjalan bersama satu laki-laki lainnya. Abian pun refleks menoleh dan menghampiri teman-temannya itu.

"Ikut, gak?" Tanya Gafa, laki-laki yang mempunyai proporsi tubuh paling tinggi di antara mereka.

"Gue gak bisa, sorry."

"Udah ketebak." Ucap Shaka dengan wajah sedikit kecewa.

"Les?" Tanya Gafa lagi yang dibalas dengan anggukan oleh Abian.

"Ujian udah selesai, Yan. Otak lo gak capek apa?" Abian hanya tersenyum getir mendengar perkataan Shaka barusan.

"Yaudah, kita duluan." Gafa menepuk pelan punggung laki-laki ambis itu.

"Iya." Abian berjalan menuju mobil berwarna putih berisikan supir yang sedaritadi sudah menunggu kedatangan dirinya.

✧✧✧

"Udah, ya. Siap?"

"Tunggu, sebentar!" Ucap Dara heboh. Ia sedang membenarkan bandana dengan karakter lucu yang sudah disediakan oleh sarana photo box di sana.

Cekrek! Cekrek! Cekrek!

Photo strip berisikan tiga foto mereka berdua keluar dari mesin photo box tersebut. Sudah menjadi kebiasaan para remaja untuk memotret hasil dari photo strip mereka seperti yang dilakukan Karina dan Dara sekarang. Setelah itu mereka akan terus memandangi fotonya dan gemas sendiri dengan wajah mereka. Yes, love yourself, guys.

"Tiba-tiba gue kepikiran, deh," Karina memulai pembicaraan.

"Gue belum siap lanjut ke kelas dua belas." Lanjutnya.

Dara sedikit heran dengan ucapan Karina yang mendadak seperti ini. Padahal, ia tidak pernah peduli mengenai permasalahan di sekolah.

"Kenapa, lo? Tumben amat." Sahut Dara santai sambil menyeruput minuman bobanya.

"Kayak, gue belum ada persiapan apa-apa gitu."

"Lo kira gue ada?" Ucap Dara masih dengan wajah santainya.

"Please, jangan overthinking dulu. Besok aja, ya. Sekarang kita seneng-seneng."
Entah mengapa perasaan Karina jadi berubah seperti ini. Ia merasa dirinya harus berubah menjadi lebih baik. Tapi rasa malas dan hambatan dari sahabatnya ini juga sangat menggodanya. Andai bisa masuk universitas favorit hanya dengan mengedipkan mata, batinnya.

ABIAN MAHENDRA || Sung HanbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang