Part 10 : Beautiful Night

41 2 3
                                    

"Cantik."
- Abian Mahendra



୨୧

Malam hari yang lumayan dingin tidak menghentikan Karina untuk bertemu dengan Abian. Ia sudah terlihat rapi dengan balutan jaket hoodie berwarna lilac. Tak lupa ia membawa beberapa camilan simpanannya yang ia sembunyikan dari Kiran di pojok rak dapur. Bukan bermaksud pelit, tetapi lebih baik disembunyikan jika tidak mau berbagi, bukan?

"Mau kemana?" Tanya Dinda ketika menyadari anaknya sudah berpenampilan rapi.

"Karin mau ketemu temen sebentar, ma." Jawab Karina.

"Temen kamu yang pinter itu?"

Karina sedikit kaget dengan tebakan Dinda yang tepat sasaran. "Kok mama tau?"

"Jam segini. Pasti karna dia les dulu, kan?" Tebak Dinda percaya diri. 

Karina terkekeh dan mengangguk. "Kalo gitu Karin pergi dulu ya, ma." Ucap Karina sembari mencium punggung tangan Dinda.

"Assalamualaikum."

✧✧✧

Karina berada di depan minimarket untuk menunggu kehadiran Abian. Tak berselang lama, terlihat seorang laki-laki yang tengah menyeberang dari depan sebuah gedung bimbingan belajar. Ia masih mengenakan seragam sekolah dengan sweater berwarna cream untuk luarannya. Karina menjadi tidak enak. Seharusnya sekarang adalah waktu Abian untuk beristirahat setelah menjalani aktivitas belajarnya. 

"Maaf, nunggu lama ya?" Ucap Abian dengan napas yang terengah-engah. Wajahnya terlihat sedikit pucat.

"Gue belum lama nyampe. Lo.. gapapa?" Tanya Karina khawatir.

Abian sedikit bingung dengan pertanyaan Karina. "Gue.. Kenapa? Gapapa, kok."

"Gimana kalo sekarang lo pulang aja buat istirahat. Lo pasti capek, kan?"

"Gue gapapa, Rin. Liat, gue masih bisa senyum."

Dasar, Abian malah memamerkan senyumannya yang penuh pesona itu. Lagi-lagi Karina dibuat salah tingkah olehnya.

"Mau berangkat sekarang?" Tanya Abian.
Karina mengangguk ragu. Kemudian mereka berjalan ke stasiun untuk naik kereta menuju tempat rahasia Abian.
Setelah empat kali pemberhentian, mereka pun turun dari kereta. Abian mengeluarkan ponselnya untuk memesan taxi online.

"Dari sini masih jauh?" Tanya Karina.

"Sebenernya cuma beberapa menit aja. Tapi biar lo gak capek kita naik taxi online aja, ya."

Karina sangat heran dengan sikap Abian yang masih saja mengkhawatirkan dirinya. Padahal, yang harus dikhawatirkan sekarang adalah kondisi tubuhnya sendiri, bukan Karina.

Tak berselang lama, taxi pesanan Abian pun tiba. Abian dan Karina masuk ke dalam taxi dan melanjutkan perjalanan. Benar saja, hanya butuh waktu lima menit untuk sampai di lokasi tujuan.

"Terima kasih, pak." Ucap Abian sembari membayar biaya taxi tersebut.

Abian berjalan ke pinggir jalan dengan Karina di belakangnya. Tak jauh dari sana, terlihat sebuah lorong kecil yang dibatasi dengan pagar tinggi berwarna putih. Abian mengeluarkan sebuah kunci dari dalam tasnya. Ia membuka gembok yang terpasang di gerbang tinggi tersebut.

ABIAN MAHENDRA || Sung HanbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang