"Tenang aja, Rin. Gue gak akan anggep kayak gitu, kok."
- Abian Mahendra୨୧
Para siswa dan siswi kelas dua belas SMA Nusa Bangsa sudah berkumpul di lapangan menunggu arahan dari panitia. Karina dan para murid kelas 12 IPS 2 berada di satu titik yang sama untuk memudahkan perjalanan mereka. Dara terlihat paling heboh dengan tasnya yang terisi penuh. Sebuah bantal leher terlilit empuk di tengkuk gadis tersebut.
"Sini aku bawa." Shaka meraih tas berwarna cokelat yang membuat pacarnya itu kewalahan. Ekspresi salting tak dapat disembunyikan lagi oleh Dara. Gadis itu sangat tersentuh dengan sikap Shaka yang semakin perhatian setiap harinya.
"Iya, deh yang punya cowok, mah." Oceh Karina sebal. Sahabatnya itu langsung tersenyum sambil memamerkan deretan giginya.
"Cowok lo belum dateng, ya?" Tanya Nata tiba-tiba. Ekspresi santainya ketika menatap Karina membuat gadis itu sedikit bingung.
"Hah, siapa?"
"Cowok lo, si Bian."
Dasar, perkataan Nata berhasil membuat jantung Karina berdegup kencang.
"Mending lo balik, kelas lo di sana, tuh!" Karina mendorong punggung Nata agar menjauhi perkumpulan mereka.
"Jangan gitu, Kar. Kasian dia mah gak punya temen." Ucap Gafa santai yang membuat Nata kalap bukan main.
"Hah? Temen gue mah banyak. Happy gue mah. Emangnya lo tuh! Dasar cengeng. Nangis udah kayak bo- hmp!" Dengan cepat Gafa menyekap mulut Nata yang sudah nyerocos layaknya mulut perempuan. Bahkan, perempuan juga tidak sampai separah itu.
Kepala Karina sangat pusing melihat tingkah orang-orang di depannya yang selalu saja ribut hanya karena masalah sepele. Daripada mood-nya semakin turun, gadis itu memutuskan untuk berpindah ke tempat yang lebih tenang. Ia sudah tak peduli dengan kondisi ramai di sekitarnya. Di pikirannya hanya ada seseorang yang membuat rasa rindu gadis tersebut memuncak. Bohong rasanya jika tidak merindukan sosok laki-laki dengan kepribadian bak malaikat itu.
Belum ada lima menit Karina memikirkan Abian, laki-laki berparas tampan itu sudah muncul di depan matanya. Sambil membawa tas tentengnya, tangan Abian yang berurat itu hampir membuat Karina berteriak.
Tanpa banyak pertimbangan, Abian melempar senyuman mautnya ke arah Karina. Sepertinya laki-laki itu sudah memutuskan untuk bersikap biasa saja. Kali ini ia akan berusaha dengan cara yang santai. Namun, Karina tidak membalas senyuman darinya. Nampaknya gadis itu masih belum bisa melupakan kejadian yang lalu.
"Woi, Bian! Cepetan ini udah mau naik!" Seru Shaka setelah melihat kehadiran Abian. Laki-laki pintar itu pun mempercepat langkahnya menuju posisi kelas 12 IPS 2.
"Ini nyampur kelasnya?" Tanya Abian kepada Gafa. Ia sedikit heran mendapati Nata yang berada di satu barisan dengan dirinya.
"Anggep aja gak ada, Yan."
Satu per satu mereka memasuki bus wisata yang sudah terparkir di lapangan SMA Nusa Bangsa. Pandangan Abian tak terlepas sedikit pun dari Karina. Perlahan ia mengikuti arah jalan gadis dengan outer biru laut tersebut.
"Arin," Suara Abian masuk dengan lembut di gendang telinga milik Karina. Dengan ragu Karina menoleh ke arah laki-laki yang sedari tadi berada di belakangnya.
"Gue duduk di sebelah lo, ya."
Gawat, Karina bingung harus berkata apa. Ia tidak bisa membayangkan betapa canggungnya nanti jika saja dirinya benar-benar duduk bersebelahan dengan Abian.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABIAN MAHENDRA || Sung Hanbin
Fiksi PenggemarZerosee.. Mari merapat! Memanggil para selir Sung Hanbin~ ❀❀❀ - Sedang proses pengembangan diri dalam menulis - Kehidupan paripurna penuh kesempurnaan terlihat jelas dari sosok laki-laki tampan bernama Abian Mahendra. Setiap orang di lingkungan SM...