"Maaf..." ucap seseorang ber-hoodie hitam setelah sempat menabrak badan Lisa hingga terhuyung ke belakang, orang itu sempat menatap Lisa meski wajahnya tertutup masker, tapi Lisa sempat sesaat menatap matanya.
Dia sedikit membungkuk dan lari menjauhi Lisa yg masih tidak sadar sampai akhirnya menyadari ada sesuatu yg terjadi pada pinggangnya yg awalnya Lisa merasa dingin kemudian merasa perih dan.......basah.
Lisa membelalakan matanya saat melihat begitu banyak darah yg keluar dari pinggangnya dan hampir membuat separuh T-shirt warna putih yg Lisa pakai berubah menjadi merah.Lisa menatap ke arah pinggang sebelah kanananya yg sudah banjir darah ternyata robek lumayan dalam dan....panjang hingga darah yg menetes dari pinggang Lisa sangat banyak dan membuat Lisa mulai merasa kepalanya berputar dan badan nya melemas.
Dengan tangan gemetar Lisa mencari ponselnya yg berada di sakunya.
"Jennie....." gumam Lisa mulai panik membuka layar ponselnya dengan tangan yg semakin tremor mencari nomor Jennie.
Menempelkan ponselnya pada telinga kirinya dan tangan kanan yg mencoba menutup lukanya untuk mengurangi pendarahan di perutnya.
Mata Lisa beredar mencari di sekelilingnya siapa tau ada seseorang yg bisa menolong nya.
Suasana gerimis membuat orang lebih memilih berdiam di dalam rumah, jadi meski saat ini belum tengah malam, keadaan di sekitar gedung apartment Lisa sudah sangat sepi."Tunggu....Yuta?" Lisa menoleh kearah tadi Yuta berjalan pergi.
"Tidak ada? Kenapa cepat sekali langkah kakinya" Lisa mulai putus asa dan semakin panik ditambah Jennie yg tidak kunjung mengangkat ponselnya.Pandangan Lisa mulai gelap, lutut Lisa semakin lemas hingga berlutut di atas tanah.
Sesaat terdengar suara panggilan diterima di seberang sana."Hallo Lisa?"
"Jennie...." rintih Lisa menahan sakit.
"Lisa....kenapa Li?" suara panik Jennie
"Jennie tolong" lirih Lisa sebelum tubuhnya ambruk ke tanah dan Lisa kehilangan kesadaran nya.
"Halo Lisa? Lisa kenapa Li? Li.....kamu kenapa Li?" teriak Jennie panik karna tidak ada sahutan dari Lisa meski durasi panggilan di ponselnya masih berjalan.
"Astaga Lalisa...kamu kenapa" panik Jennie mencari lewat gps posisi Lisa sekarang dimana.
"Kenapa sayang?" tanya Sanha
"Nggak tau, Lisa telfon....minta tolong dengan suara merintih. Trus sekarang nggak ada jawaban lagi" panik Jennie menggigiti kuku jarinya dan berjalan mondar mandir.
"Kita samperin ke apartment Lisa sayang?"
"Kalau ada apa-apa sama Lisa sekarang, nggak akan keburu kita nolong dia. Kita lagi di Busan kalau kamu lupa. Berapa jam untuk sampai ke Seoul?" Jennie makin panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pressure (Lalisa-Park Jisung)
FanfictionKau tidak mengingatku? Kau pernah memberiku coklat dan sepucuk surat di depan pesawat -Jisung Tentu saja aku ingat, kau Jisung NCT Dream, tapi...bagaimana kau bisa menginggatku? -Lalisa