"Benar sudah merasa baikan?"
"Kalau masih sakit, dirawat disini aja dulu" ucap Jisung membantu Lisa turun dari ranjang pasien karna dokter bilang Lisa sudah bisa pulang."Aku sudah sangat baik dibanding kemarin, dan aku bosan kalau hanya berbaring di ranjang pasien, membuatku merasa cepat tua" Lisa terkekeh.
"Okey, tapi tidak pulang ke rumah lamamu. Kita ke rumah baru, aku sudah menyiapkan semuanya"
"Dan Jennie sedang disana untuk mendekornya sesuai keinginanmu""Hmm? Tapi....."
"Jangan membantah......" Jisung mendengus.
"Barang-barangku?"
"Sebagian sudah dipindahkan Jennie ke rumah baru, sebagian lagi nanti gampang"
"Yg terpenting....apapun yg terjadi jangan pernah kembali ke rumah itu, ngerti?""Tapi....."
"Lalisa....kumohon jangan membantahku dulu"
"Aku juga mohon jangan seperti ini padaku, jangan terlalu baik, kita terlalu jauh berbeda"
"Jelas beda....aku bukan penyuka sesama jenis"
"Dih....nggak lucu wew" Lisa terkekeh.
"Nggak berniat ngelucu juga kok" Jisung mode ngambek.
"Aku lihat Come back Broken Melodies, dan aku suka" celetuk Lisa.
"Suka siapa?"
"Musiknya bukan personilnya" Lisa terkekeh pelan.
"Oh....aku hampir kepede'an" Jisung terbahak.
"Lisa....waktu malam itu, siapa yg nolongin kamu dan bawa kamu ke rumah sakit?""Hmm? Nggak tau...nggak lihat, aku pingsan sepertinya sebelum ada orang yg datang dan nolongin"
"Udah coba nanya ke rumah sakit?"
"Udah....tapi kata rumah sakit, orang itu nggak mau identitasnya disebutin"
"Padahal aku mau bilang terima kasih dan aku sudah berhutang nyawa padanya" jelas Lisa."Udah coba nanya Jennie?"
"Yg hubungin Jennie untuk datang kesini siapa?""Jennie bilang sih rumah sakit yg telfon dia, tapi.....saat aku lihat banyak darah di perutku aku masih sempat telfon dan minta tolong ke Jennie"
"Mungkin Jennie yg nolongin kamu?"
"Sepertinya bukan, Jennie di Busan malam itu. Nggak mungkin bisa sampe seoul dalam waktu secepat itu"
"Bentar....yg ngasih tau kamu kalau aku ada disini siapa? Jennie juga?""Bukan.....tapi Haechan hyung"
"Hah? Kok malah Haechan, dia tau dari mana coba? Dan nggak mungkin Jennie yg ngasih tau Haechan, Jennie kan nggak ada nomor Haechan.
"Lisa.....maaf waktu malam itu Jennie nuna menghubungiku berkali-kali, tapi aku tidak merespon dengan cepat, aku tidak bisa diandalkan untuk menjagamu" lirih Jisung.
"Wajar, kamu sibuk comeback dan semua kegiatan promonya"
"Tapi aku tetap merasa bersalah, dan aku juga ingin sangat berterima kasih pada siapapun orang itu, yg sudah menolongmu"
🐹🐹
"Kita sampai...." ucap Jisung berhenti tepat di depan unit bertuliskan angka 502.
"Ayo masuk"Lisa perlahan melangkahkan kakinya memasuki ruangan itu.
Sangat luas dan sangat terang itu yg terlintas di fikiran Lisa saat ini.
"Jie....apa ini tidak terlalu berlebihan?""Hmm? Kenapa Lisa?"
"Apartmentnya....terlalu luas untuk aku tinggali sendirian"
"Sirkulasi udaranya bagus disini Lisa, tidak lembab, bagus untuk kesehatnmu"
"Kamu juga bisa berjemur disini" ucap Jisung membuka pintu kearah balkonnya."Aku hanya sendirian Jie....ini terlalu besar"
"Kalau kamu merasa kesepian kamu bisa memelihara kucing atau anjing Lisa, buat nemenin kamu"
"Woah......sudah lama aku ingin memelihara binatang"
"Mau?" tanya Jisung, Lisa mengangguk antusias.
"Yaudah nanti beli, Mau kucing atau anjing?"
"Dua-duanya....boleh?"
"Boleh....asalkan nggak membuatmu kerepotan"
"Sama sekali nggak repot" jawab Lisa bersemangat.
"Lalu....pekerjaanku?""Aku sudah mengirimkan Surat resignmu"
"Hah? Seriusan resign?" tanya Lisa menatap sendu kearah Jisung.
"Aku tau ini berat, tapi....jangan mengambil resiko yg lebih besar Lisa, aku benar-benar takut sesuatu yg lebih buruk akan menimpamu"
Lisa melamun, menatap kearah lantai. Jisung benar, untuk saat ini tidak ada yg bisa menjamin orang orang itu tidak akan melukai Lisa lagi. Terlebih mereka sudah tau tempat kerja Lisa dan rute yg biasa Lisa ambil saat berangkat kerja. Tapi bagaimanapun pekerjaan itu adalah impian Lisa setelah impiannya menjadi idol sirna.
Yg Lisa fikirkan saat ini adalah, Lisa tetap harus bekerja. Menggantungkan hidupnya pada Jisung tentu sesuatu Hal yg tidak masuk akal. Diantaranya dengan Jisung bukan siapa-siapa itu hal yg sangat Lisa sadari.
Mungkin saat ini Jisung ingin melindunginya, tapi siapa yg bisa menjamin jika tiba-tiba Jisung tidak berubah fikiran di esok hari.
"Lisa....." lirih Jisung
"Hmm?"
"Berada di dekatku, jangan pernah menjauh. Tetap berada di jarak yg bisa aku lihat, hmm?"
Lisa hanya diam menatap Jisung.
"NCT Dream....tinggal di unit 505 dan 506 di sana...di dekat lift"
"Kalau ada apa-apa ketuk pintu kami aja""Kalian ber7 tinggal di dua unit?"
"Bukan....hanya ber5, aku dan Renjun hyung di unit 506"
"Jeno hyung, Jaemin hyung, Chenle hyung ada di unit 505"
"Kalau Mark hyung dan Haechan hyung karna lebih banyak kegiatannya bersama NCT 127, mereka tinggal di unitnya NCT 127""Oh.....dimana unitnya NCT 127?"
"Nggak perlu tau, dan aku tidak akan memberitahukannya"
"Kenapa? Siapa tau aku ingin mengunjungi Haechan, aku mengenal Haechan dari dulu"
"No.....bukan hanya Haechan hyung yg ada disana soalnya, dan....aku cemburu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pressure (Lalisa-Park Jisung)
FanfictionKau tidak mengingatku? Kau pernah memberiku coklat dan sepucuk surat di depan pesawat -Jisung Tentu saja aku ingat, kau Jisung NCT Dream, tapi...bagaimana kau bisa menginggatku? -Lalisa