Secret

279 46 10
                                    

🐹🐹

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.













🐹🐹

Tok tok tok....
Seseorang mengetuk pintu ruangan Minho yg terletak di lantai 4.

"Masuk" ucap Minho yg masih sibuk dengan dokumen-dokumen yg berserakan di meja kerjanya.

Seseorang itu.....kini berdiri tepat di hadapan Minho dan hanya terhalang meja kerja, Minho bisa melihat celana denim dengan hoodie hitam yg dipakai tamunya meski dia masih fokus pada dokumen kerjanya.













"Aku menyuruh Jisung untuk menghadapku""Kenapa malah kamu yg datang?" ucap Minho dengan bersedekap dada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku menyuruh Jisung untuk menghadapku"
"Kenapa malah kamu yg datang?" ucap Minho dengan bersedekap dada.

Yuta hanya diam,
Tapi tiba-tiba berlutut di hadapan Minho.

"Hukum aku saja" lirih Yuta.

"Hmm?" Minho tidak mengerti dengan maksud ucapan Yuta.

"Hyung memanggil Jisung karna berita itu kan?"

"Berita apa yg kamu maksud?"

"Foto....Jisung....di toserba" lirih Yuta.

"Jadi benar dugaanku kalau kamu tau semuanya?"

Yuta mengangguk, Minho menghela nafas panjang.

"Tolong.....jangan sampai ada kisah sepertiku part dua" lirih Yuta dengan mata berkaca-kaca.

"Dan kamu berasa menjadi pahlawan dengan datang kemari untuk pengampunan mereka berdua?"

"Hyung...." melas Yuta.

"Kamu memanggilku hyung, tapi tidak mempercayaiku, berani-beraninya kamu memberi jalan seorang member untuk berkencan tanpa memberitahuku"
"Kalau sudah begini apa yg bisa kamu lakukan?"

Yuta diam dan tertunduk, Minho benar... Nyatanya Yuta tidak punya cukup kekuatan untuk melindungi Jisung dan Lisa jika ter-up media.

"Kamu bilang tidak ingin ada kisah sepertimu terulang kembali, atau korban seperti Haruna part dua, tapi....kamu tau kalo kuasamu itu sangat terbatas"
"Bagaimana kamu berani menyembunyikan Hal sebesar ini dariku?" Minho menjeda kalimatnya sesaat,

Pressure (Lalisa-Park Jisung) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang