Di pagi yang cerah terlihat Kevin yang sedang duduk menikmati udara pagi yang sejuk, tak lama datang Rian yang menghampirinya dengan membawa segelas teh panas dan pisang goreng.Rian duduk di samping Kevin dan ikut menikmati udara pagi yang sejuk, dengan meregangkan seluruh otot tubuhnya dan mengikuti Kevin menghirup udara sejuk itu untuk mengembalikan nyawa yang belum terkumpul sepenuhnya. Terlihat dengan jelas kedua bujang Minang itu sangat kelelahan dan kurang tidur.
"Ndeh... Sojuak bona hari kini, lomak rasonyo untuk leha - leha.
( Wah... Sejuk sekali hari ini, enak rasanya untuk berleha-leha.)" Memang lomak Da tapi masih banyak karojo yang lun siap wak salosayan, untuak acara 17 Agustus 4 hari lai.
( Memang enak Da tapi masih banyak kerjaan yang belum siap kita selesaikan, untuk acara 17 Agustus 4 hari lagi.)Tak lama pembicaraan mereka terhenti setelah terdengar suara wanita setengah baya memanggil kedua bujang Minang itu, tak lain adalah ibu mereka yang bisa dipanggil Mandeh bagi kedua anaknya itu dan termasuk semua orang kampung. Mandeh menyuruh kedua anak bujangnya itu pergi ke balai adat untuk memanggil kakek mereka.
Karena kakek mereka adalah kepala suku atau sering disebut dengan Datuak Pucuak, dia adalah orang terpandang dan di segani oleh kaumnya dan orang kampung Luhak Nan Tuo, segala bentuk acara dan kegiatan adat harus mendapatkan persetujuannya terlebih dahulu. Karena gelarnya itu terdapat 6 gonjong yang menjulang tinggi berdiri kokoh di atap rumahnya, 6 gonjong itu melambangkan kekuasaannya dalam memimpin kaumnya, sebenarnya ayah dari Rian dan Kevin sudah meninggal sejak mereka masih kecil.
Karena itu kemungkinan besar mereka akan mewarisi gelar dari kakeknya itu.
Terutama Rian karena dia cucu pertama dan paling tua, harus memikul tanggung jawab yang besar. Namum berbeda dengan Rian, Kevin sama sekali tidak peduli tentang gelar itu dan apa pun tentang adat, dia tidak ingin ikut campur dan terlibat dalam urusan adat itu. Bukan karena dia takut atau bagaimana dia tidak ingin kehidupannya tergantung karena untuk mengurusi kaumnya dan mendengarkan segala kelu kesah mereka.Dia berfikir tidak ingin mengikut campuri urusan orang lain dengan gelar yang melekat di dirinya, nanti jika dia salah ambil keputusan dia akan merusak hidup orang lain bahkan hidup kaumnya sendiri, karena fikirannya tentang adat tidak seluas saudaranya yaitu Rian.
Tetapi bagaimana pun dia ingin menghindarinya, dia akan tetap memikul tanggung jawab besar itu. Karena kakeknya selalu bersikeras agar dia menjadi Datuak, karena itu dia dan kakeknya selalu bertentangan mengenai masalah adat.
••••🦋🦋••••
Yang tidak tau bahasa Minang di dalam cerita :
~Datuak : pemimpin kaum/ orang yang di segani di masyarakat.
~ Mandeh, Amak, Mak Angah bundo : sebutan ibu di dalam bahasa Minang
~ Uda, uni : sebutan untuk kakak laki-laki dan kakak perempuan.
~ Bendi/ delman: kendaraan transportasi yang menggunakan kuda.
~ gaek, ungku, uwai : sebutan untuk orang yang lebih tua bisa di gunakan memanggil kakek dan nenek.
~ etek , pak etek : sebutan untuk bibi, paman atau Tante dan om.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tarikek Adaik Minang || (END)
Historical FictionDESKRIPSI CERITA 🦋 : Kisah kedatangan gadis cantik berdarah cina yang bernama Li Jia ke Ranah Minang pada tahun 1982, tepatnya di wilayah "LUHAK TANAH DATAR, BATU SANGKAR. Kedatangannya sebenarnya hanya untuk menemani orang tuanya untuk berbis...