Di pagi hari yang cukup cerah, sudah terlihat jelas persiapan menjelang upacara Batagak Gala yang akan di lakukan besok lusa atau dua hari lagi. Terlihat Kevin dan teman-teman nya sedang membersihkan Balai Adat termasuk Jia dan Juan yang ikut membantu, walau Kevin, Mahen, Rian, Haekal dan Rayi yang akan Batagak Gala, namun mereka masih tetap membantu persiapan acara.
Disaat memasuki Balai Adat, Runa lah yang paling bersemangat karena dari dulu dia ingin sekali memasuki Balai Adat, karena dahulu orang kampung tidak memperbolehkan dia untuk pergi ke Balai Adat maupun memasuki Balai Adat. Terlihat jelas di wajah Runa dia sangat gembira dan bahagia bisa memasuki ruangan kebesaran para Datuak itu. Dimana para Datuak duduk bersama untuk bermufakat dan bermusyawarah dalam menyelesaikan permasalahan kaumnya.
Setelah mereka memasuki Balai Adat, mereka mulai membersihkan ruangan-ruangan yang ada di balai adat tersebut. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 12.00 siang, mereka semua bersiap untuk istirahat dan makan siang, berbeda dengan Runa dia masih semangat membersihkan ruangan yang ada di Balai Adat itu. Rian dan lainnya mengajak Runa untuk beristirahat namun di tolak dengan sopan oleh Runa.
" Runa olah tu, capek lah awak makan siang lu! " Rian
( Runa sudalah itu, ayolah kita makan siang dulu!)" Dulu lah Uda Jo nan lainnyo, ko nangguang Uda! Sabanta lai Una menyusul kalian.
( Duluan saja Uda dan lainnya, ini nanggung Uda! Sebentar lagi Una menyusul kalian.)" Adih capek dih kami tunggu di lua!
( baiklah cepat ya kami tunggu di luar!)" Iyo Da 😊.
Jia yang melihat Runa yang sendirian memberikan ruang Balai Adat itu, menawarkan diri untuk membantu Runa. Namun di tolak dengan sopan oleh Runa, dan menyuruh Jia untuk ikut bersama yang lain nya untuk istirahat. Sekarang yang tinggal di dalam Balai Adat adalah Runa dan Mahen, Mahen yang tadinya berdiri diam sekarang Tampa satu patah kata pun mulai membantu Runa memberikan ruang Balai Adat. Melihat kemunculan Mahen yang tiba-tiba membuat Runa sedikit kaget.
" Astagfirullah Uda kiron nyo! Una sangko sia.
( astagfirullah Uda ternyata! Una sangka siapa.)Melihat raut wajah Runa yang kaget membuat Mahen menjadi tersenyum, dia tidak menyangka kedatangan nya yang tiba-tiba akan mengagetkan Runa.
"Manga Uda di siko? Manga indak baristirahat Samo yang lain? Indak litak Uda do?
( mengapa Uda di sini? Mengapa tidak beristirahat bersama yang lain? Uda Tidak lapar ?)" Indak Uda, Una lun litak lai! Ciek lai indak mungkin Uda maninggakan Una Surang di siko do!
( Tidak Uda, aku belum lapar! Lagian tidak mungkin aku meninggalkan kamu sendirian di sini!)Mendengar ucapan Mahen membuat Runa menjadi tersipu malu dan senyum-senyum sendiri. Tak beberapa lama Runa dan Mahen selesai membersihkan ruangan balai adat dan pergi untuk beristirahat, Namun runa lupa membawa kain lap yang di gunakan nya untuk membersihkan ruang balai adat dan masuk kedalam balai adat lagi untuk pergi mengambilnya.
" Andeh Uda! Una lupo, kain lap yang Una pakai cako lupo Una baok!
( Yahh Uda! Una lupa, kain lap yang Una pakai tadi lupa Una bawa!)" Tu Baa lai? Ka Uda dongongan ambiak nyo?
( Trus bagaimana? Mau aku temani mengambil nya?)" Ndak usah Uda bia Una sajo yang poi ma'ambiak nyo!
( Tidak usah Uda biar Una saja yang pergi mengambil nya!)Una kembali masuk ke dalam Balai Adat untuk mengambil kain lap nya, sesampainya di dalam, Una melihat para Datuak keluar dari salah satu ruangan termasuk Alif si Datuak muda. Di saat Una ingin mengambil kain lap nya, Datuak Pucuak bertanya kepada nya.
" Manga kau Surang sajo yang di siko nyo? Dima yang lain nyo?
( kenapa kamu sendiri saja yang berada di sini? Kemana yang lainnya?)" Iyo Mak Datuak ambo ka dalam manjapuik kain lap yang tatingga, Uda Mahen lai di lua Mak Datuak! Yang lain nyo lah poi baristirahat.
(Iya Mak Datuak aku ke dalam menjemput kain lap yang tertinggal, Uda Mahen juga ada di luar Mak Datuak! Yang lain nya sudah pergi beristirahat.)" Yolah kalo Bagitu ambo Jo para Datuak yang lain nyo poi dulu.
( Ya sudah kalo begitu saya dan para Datuak yang lain nya pergi dulu.)'' Yo Mak Datuak.
Di saat Runa akan keluar dari balai adat, dia mendengar suara samar-samar dari gudang yang berada di belakang balai adat. Gudang itu di gunakan seperti gudang pada umumnya untuk menyimpan barang-barang yang sudah tidak terpakai, gudang itu mempunyai 2 pintu depan belakang, Pintu depan digunakan untuk Pintu masuk ke dalam gudang dan pintu belakang yang langsung menyambung langsung ke dalam Balai adat.
Namun kedua pintu itu sudah lama dan rusak dimakan rayap sehingga menjadi lapuk, kayu untuk penyangga atap juga habis di makan rayap dan juga ada beberapa atap gudang yang berkarat dan bolong. Bukan cuma gudang saja yang terbuat dari kayu, namun hampir keseluruhan bagian Balai adat tersebut terbuat dari kayu yang mengakibatkan beberapa bagian bangunan Balai adat rusak di makan rayap.
Sehingga dari petang para pemuda sibuk memperbaiki bangunan yang rusak di makan rayap itu, dan sekarang yang tersisa untuk di perbaiki adalah gudang, dan rencananya besok para pemuda akan memperbaiki gudang lama itu. Karena takut nya binatang melata seperti ular bisa saja masuk ke dalam Balai adat dan akan membahayakan semua orang yang berada di dalam dan di dalam Balai adat juga terdapat semua peralatan dan alat-alat yang penting untuk penyelenggaraan acara Batagak Gala.
Runa mulai penasaran dengan suara yang berada di belakang gudang itu! karena suara itu makin terdengar jelas, terdengar suara beberapa laki-laki yang sedang berbisik di belakang gudang itu. Di saat Runa akan membuka pintu yang menyambung ke gudang, tiba-tiba ada seorang pemuda yang mengejutkan Runa, yang membuat Runa menjadi kaget tak kepalang. Dia adalah Mahen yang sedari tadi menunggu Runa di luar.
" astagfirullah Uda! Lah bra kali Una takajuik dek Uda kok jantungan Una Beko Baa?
( astagfirullah Uda! Sudah berapa kali Una terkejut karna Uda kalau jantungan Una nanti bagaimana?)" Hahaha maaf Uda Yo Una, Yo sadari tadi Uda menunggu di lua olun juo Una kalua lai!
( Hahaha maaf Uda ya Una, ya sedari tadi Uda menunggu di luar belum juga Una keluar lagi!)" Hahaha maaf Uda.
" Manga seh di dalam ko dari tadi?
( mengapa saja di dalam ini dari tadi?)" Ndak Ado de Uda, Una cuma Suko sajo di siko lah lupo untuak kalua.
( tidak ada Uda, Una cuma suka saja di sini lalu lupa untuk keluar.) " ucap Runa berbohong.Dan tidak memberi tahu Mahen apa yang di dengarnya di belakang gudang, Runa hanya menyangka bahwa itu mungkin saja para pemuda yang akan memperbaiki gudang itu. Namun yang aneh nya saat Mahen selesai mengejutkan Runa tiba-tiba suara itu menghilang dan tidak terdengar lagi. Setelah itu Runa dan Mahen pergi meninggalkan Balai adat tidak lupa Mahen mengunci pintu Balai adat kembali.
Sepulang nya Runa dari balai adat tersebut, dia masih memikirkan siapa yang berada di balik gudang itu, Runa tidak memberi tau siapapun tentang hal itu termasuk juga kepada orangtuanya. Karena Runa menyangka bahwa hal itu tidak akan menimbulkan masalah yang besar.
••••🦋🦋••••Hay guys kembali lagi sama aku Jijah author kalian 😆
Maaf ya aku baru up ceritanya hari ini Karena lagi sibuk sama tugas sekolah 🙏😄
Masih ada kok kelanjutan ceritanya rencana mau aku gabungin tapi nggak jadi nantinya kalian akan bosan membacanya karena itu aku jadikan 2 bab ☺️😄
Semoga kalian suka sama ceritanya 🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Tarikek Adaik Minang || (END)
Historical FictionDESKRIPSI CERITA 🦋 : Kisah kedatangan gadis cantik berdarah cina yang bernama Li Jia ke Ranah Minang pada tahun 1982, tepatnya di wilayah "LUHAK TANAH DATAR, BATU SANGKAR. Kedatangannya sebenarnya hanya untuk menemani orang tuanya untuk berbis...