14. Larangan Keluarga

60 4 2
                                    

Malam pun berganti dengan pagi, di pagi hari yang cerah ini Jia sedang asik melukis di halaman rumah, dia sedang asik melukis pemandangan yang indah di hadapannya. Setelah beberapa saat Jia telah menyelesaikan lukisan nya dan berniat memberikan lukisan ini kepada kevin sebagai hadia.

Di saat Jia sedang menuju ke kamarnya, dia mendengar suara dari kamarnya dan langsung bergegas melihat apa yang terjadi, di sana Jia melihat orang tua dan Adiknya sedang asik membaca sesuatu! Jia menjadi tersadar apa yang di baca keluarganya itu ada surat-surat nya dari kevin, Jia langsung menyambar surat itu dan menyembunyikan nya di balik badannya.

" Ayah, ibu, Juan! apa yang kalian lakukan di kamar ku? Dan kenapa kalian membaca surat ku?

" Maaf sayang tadi ibu tidak sengaja melihat kamar kamu terbuka, ibu pikir kamu di dalam dan ibu melihat kotak di atas lemari mu dan ternyata isi nya surat ini semua. " Ucap Lingling sambil tersenyum.

" Ibu ini tidak lucu! ibu, ayah dan Juan telah menggangu ruang privasi ku.
Mendengar ucapan putrinya membuat Li Feng menjadi tertawa.

" Hahaha... Lihat Lingling putri kita sudah dewasa, sekarang dia sudah mempunyai ruang privasi sendiri dan diam-diam telah memiliki kekasih.

" Benar sekali sayang, sekarang dia bukan putri kecil kita lagi tetapi sekarang dia sudah dewasa dan bisa mengambil keputusan dalam hidupnya sendiri.

" Ibu, ayah jangan bilang begitu... walau aku sudah dewasa tetapi aku masih putri kecil kalian dan aku masih butuh kalian dalam hidup ku! Aku tidak akan bisa tampa ibu dan ayah🥺

Kemudian Jia langsung memeluk Li Feng dan Lingling!, Juan yang cemburu yang melihat pelukan itu, tanpa dirinya langsung ikut berpelukan. Setelah pelukan hangat itu, Lingling menyuruh kedua anaknya itu untuk bersiap-siap karena mereka sekeluarga akan pergi.

" Jia, Juan ayo cepat bersiap-siap! Sebentar lagi keluarga paman Chen akan datang ke sini!.

" Memangnya kita mau pergi kemana ibu?

" Apakah kamu lupa Jia! Kita akan pergi ke Sawah Lonto untuk pergi melihat tambang batu bara milik ayah dan paman Chen.

" Owhhh iya aku lupa, aku akan bersiap-siap ibu.

Setelah tak beberapa lama keluarga Chen datang menggunakan mobil, dan mereka pergi dengan 2 mobil milik masing-masing keluarga. Tak sampai 2 jam perjalanan mereka sampai di sebuah tambang Batubara, di dekat tambang itu terlihat pemandangan sawah yang terhampar luas, pohon kelapa yang menjulang tinggi yang tak kalah indah dengan pemandangan Luhak Tanah Datar,( Batu sangkar), yang membuat Jia seketika merindukan Kevin, kekasihnya.

Setelah perjalanan yang cukup melelahkan akhirnya rombongan itu beristirahat di sebuah homestay yang di sewakan tak jauh dari tambang batu bara, rencana mereka akan menginap selama 2 hari di sana. Karena bosan diam-diam Jia melukis wajah Kevin agar kerinduan nya kepada Kevin terlepaskan setelah melihat lukisan ini.

Setelah menyelesaikan lukisannya Jia merasa haus dan segera pergi ke dapur untuk mengambil segelas air. Selesai minum Jia bergegas kembali ke kamarnya, sesampainya di kamar Jia dikejutkan oleh kedatangan Runa yang sedang memegang lukisan yang baru di buat.

" Runa apa yang kau lakukan di kamarku?
(Runa hanya diam dan kembali bertanya kepada Jia.)

" Jia kenapa kamu membuat lukisan Uda kevin ?

" Itu aku hanya merindukan nya. "Ucap Jia tersipu malu.

" Rindu kau bilang! Apakah aku tidak salah dengar? " Ucap Runa dengan ekspresi wajah yang serius.

Melihat wajah serius Runa membuat Jia menjadi terdiam, Runa seperti hilang akal mengetahui hal ini.

" Runa ada apa? " Ucap Jia dengan nada pelan.

Tarikek Adaik Minang || (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang