29. Pengakuan Azizah

21 3 2
                                    

Sudah tiga hari Jia di kunci di dalam kamarnya dan tidak di perbolehkan untuk keluar, setiap malam Jia selalu menangis dan paginya dia hanya diam menatap kosong ke dinding kamarnya. Penampilannya sudah tidak terawat lagi, rambutnya yang panjang sudah acak-acakan, matanya bengkak karena selalu menangis dan dia tidak pernah makan apapun yang di bawakan oleh ibunya. Melihat keadaan putrinya Lingling selalu menangis, Juan juga selalu mencoba menghibur kakaknya, namun Jia tidak merespon apapun.

Lingling dan Juan selalu menangis melihat keadaan Jia seperti itu, itu bukan Jia yang mereka kenal. Mereka merasa raga Jia memang berada bersama mereka, namun jiwanya telah pergi meninggalkan mereka. Li Feng juga tidak tega melihat kondisi putrinya saat ini, namun dia merasa keputusannya itu adalah yang terbaik bagi putrinya. Di pagi hari yang cerah, Ada satu keluarga yang mengetuk pintu rumah Li Feng dan Lingling, dia adalah sahabatnya Chen dan beserta anak, istrinya.

Chen dan beserta anak dan istrinya, berencana ingin membantu Li Feng dan keluarganya ber beres-beres untuk pindahan karena hari ini adalah hari terakhir mereka sekeluarga barada di Negeri Minangkabau ini. Lingling membuka pintu dan mempersilahkan Chen dan keluarganya masuk dan duduk. Rahayu pergi ke belakang membantu Lingling membuat suguhan. Chen di persilahkan duduk oleh Li Feng, kemudian Chen memberikan saran kepada Li Feng, agar dirinya tidak terlalu keras kepada putrinya.

Karena bagaimanapun semuanya bukan kesalahan Jia, jika dia terus bersikeras kepada putrinya, maka itu hanya akan memperburuk keadaan. Chen berkata berikanlah putrinya kesempatan sekali lagi untuk memperbaiki semuanya yang telah terjadi. Li Feng hanya diam mendengarkan, dia akan memikirkan semua saran yang di berikan sahabatnya itu. Runa bahagia melihat ayahnya mau meyakinkan Li Feng untuk memberikan satu kesempatan lagi bagi Jia untuk memperbaiki semuanya.

Runa meminta izin kepada Li Feng untuk melihat keadaan Jia dan Li Feng mengizinkannya, di dalam kamar Runa melihat gadis malang itu. Runa terkejut melihat keadaan sahabatnya itu yang tak seperti sebelumnya karena penampilan Jia yang kusut dan tidak karuan. Runa menghampiri Jia dan langsung memeluknya sambil menangis, disitu Jia hanya dia tampa merespon apapun. Tangis Runa makin pecah melihat ekspresi datar Jia, dia berusaha mengajak Jia berbicara namun tetap saja Jia hanya diam dan menatap kosong dinding di depannya.

Runa mulai mengajak Jia berbicara tentang Kevin, Runa bercerita tentang apa yang di alami Kevin selama tiga hari ini, Kevin di kunci di dalam sebuah gudang  yang berada di belakang rumahnya, Kevin di Pasung dan selalu di cambuk Tampa henti menggunakan rotan oleh kakeknya, sebagai hukuman atas perbuatannya. Setiap malam orang kampung bisa mendengarkan teriakkan rintihan kesakitan Kevin, yang di cambuk!, tubuhnya sudah di penuhi dengan luka memar bekas cambukan.

Jia yang tadinya menatap kosong ke dinding kamarnya, kini mulai merespon cerita Runa dengan air mata yang berlinang membasahi pipinya. Jia mulai bertanya kepada Runa, bagaimana dia tau tentang keadaan Kevin?, Runa menjawab dia mengetahui semuanya dari Mahen. Mendengar itu Jia kembali bertanya "apakah hukuman yang diterima oleh kevin di sebabkan oleh dirinya? Runa ragu untuk menjawabnya dan hanya tersenyum kepada Jia. Melihat balasan yang di berikan Runa, membuat semuanya menjadi jelas, itu benar kesalahannya.

Jia mulai memeluk tubuh Runa sambil menangis, kemudian dia beranjak dari tempat tidurnya dan pergi menuju ke meja belajarnya, di sana Jia mulai membuat surat terakhir untuk kevin. Setelah surat itu selesai, Jia langsung memberikan nya kepada Runa dan meminta Runa untuk memberikan suratnya kepada Kevin. Namun Runa menolak dan meminta Jia sendiri yang memberikannya kepada Kevin, awalnya Jia sempat ragu namun Runa terus meyakinkannya dan berjanji akan membantu Jia untuk bertemu dengan Kevin. Dengan bahagia Jia memeluk Runa, kemudian mereka berdua keluar dari kamar dan Jia meminta izin untuk pergi keluar sebentar kepada ayahnya.

Ajaib nya Li Feng mengizinkan nya untuk keluar yang membuat Jia makin bahagia, walau ini adalah hari terakhirnya di sini, namun setidaknya dia bisa bertemu dengan kevin untuk berpamitan. Ntah kenapa di perjalanan hati Jia menjadi tidak nyaman, sebelum pergi ke rumah Kevin, dia ingin terlebih dahulu bertemu dengan Azizah. Dengan  hati yang tak nyaman Jia meminta kepada Runa untuk mengantarnya ke rumah Azizah. Runa dengan tersenyum me iyakan permintaan Jia, Sesampainya di sana mereka mendengar perdebatan antara Azizah dan Alif. Perdebatan itu terdengar jelas sampai keluar rumah, di dalam rumah Alif berdiri di depan pintu kamar adiknya, membawa sebuah buku Diary milik adiknya dan menanyakan isi dari buku tersebut. Azizah terkejut melihat Uda Nya sudah berada di depan pintu kamarnya dengan memegang buku Diary miliknya.

Tarikek Adaik Minang || (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang