15. Istana Pagaruyung

53 5 2
                                    

Di pagi yang cerah gadis cina itu menghela nafas panjang, dia sekarang sudah kembali ke daerah Tanah Datar, Batusangkar. Bukannya bahagia dia hanya murung di dalam kamar, setelah kejadian kemarin dia dilarang keluar oleh ayahnya.

Hampir setengah hari dia berdiam diri di kamar tampa melakukan apapun, dia hanya merenung terkadang tanpa di sadari nya air matanya sudah mengalir di pipinya. Juan yang melihat kakaknya seperti itu juga ikut sedih, dia tidak tau harus berbuat apa. Di saat Juan sedang berdiri diam didepan pintu kamar Jia, ada seseorang yang mengejutkan nya.

" Juaann... Apa yang sedang kau lakukan?

" Aaahh... Cici kau mengagetkanku, aku tidak sedang melakukan apa-apa, aku hanya kasihan melihat Cici Jia, yang sedari tadi hanya merenung dan mengurung diri di kamar nya.

" Kenapa kau tidak menghiburnya?

" Sudah ku coba tapi tetap saja tidak ada hasilnya, dia masih saja tetap murung.

" Sini... Sini aku ada berita gembira😄

" Apa itu Cici?

Runa membisikkan berita gembira yang dia maksud kepada Juan, mendengar itu Juan juga ikut senang mendengarnya. Semoga saja berita ini bisa juga  membuat Jia menjadi bahagia.
Setelah memberi tahu Juan, Runa masuk ke kamar Jia untuk memberi tahu gadis yang sedang murung itu.

" Hay Jia, kau sedang apa?

" Owhh ternyata kamu Runa.
Jia sudah terbiasa dengan kedatangan Runa yang tiba-tiba muncul di kamarnya.

" Hay kenapa wajahmu kelihatan murung? Dengar-dengar aku ada berita gembira 😆.

" Berita gembira apa itu?

" Besok orang tuamu dan ayahku akan pergi ke Kota Padang untuk berbisnis, jadi besok aku akan membawa kamu dan Juan ke sebuah tempat yang indah, namanya Istana Pagaruyung.

" Istana Pagaruyung apa itu?

" Itu adalah sebuah bangunan yang berbentuk rumah gadang seperti rumah Datuak pucuak, namun lebih besar dan luas, di sana kamu bisa mengambil foto dan membuat lukisan sebagai kenang-kenangan.

Mendengar berita dari Runa, ekspresi wajah Jia masih biasa saja, hanya ada sedikit senyuman yang terukir di wajahnya. Sebelum Runa keluar kamar, Runa membisikkan sesuatu kepada Jia.
Setelah di bisikan oleh Runa raut wajah Jia yang tadinya biasa saja langsung merubah menjadi sangat bahagia ada senyum yang terukir luas di wajahnya,
dan dia tidak sabar lagi untuk menanti hari esok.

Setelah Runa berpamitan pulang, Tak jauh dari sana, Runa melihat ada beberapa orang yang sudah menunggunya. Mereka adalah Uda Rian, Haekal dan uni Nisa.

" Baa Runa lai nomuah Inyo Poi? " Haekal.
( Bagaimana Runa apa dia mau pergi?)

" Lai Da, bsuak nyo lai poi! Tapi Uda, Uni, Una jadi Ndak lamak jadinyo do ibo Una jadinyo.
( Iya Da, besok dia mau pergi! Uda, Uni, Una jadi tidak enak hati, kasihan Una jadinya)

" Lai paham juo kami nyo Una, dek ibo tulah wak pisan nyo baduo demi kebahagiaan Inyo baduo juo nyo Wak lakuan Iko!
( Iya kami juga paham Una, karena kasihan itulah kita pisahkan mereka, demi kebahagiaan mereka berdua juga kita lakukan ini!) " Uda Rian.

                         •••®®®•••

Keesokkan harinya Jia dengan bersemangat bersiap-siap untuk pergi ke tempat yang ingin dia datangin. Setelah bersiap-siap Jia keluar dari kamarnya dan pergi untuk sarapan, hari ini adalah hari pertama dia berkumpul lagi di meja makan bersama keluarganya, setelah kejadian di Sawah Lunto itu.

" Good morning ayah, ibu...😄

" Morning sayang, sepertinya kamu bahagia sekali hari ini! Ada apa?

" Tidak ada apa-apa ibu, aku hanya bahagia saja di hari ini😄.

Tarikek Adaik Minang || (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang