13. Muncul Masalah

59 4 2
                                    

Di sore hari nya seperti biasa, Kevin menitipkan surat cinta nya untuk pujaan hati kepada anak - anak yang mengaji di surau, Haekal yang keluar dari surau tidak sengaja melihat itu.

Diam - diam Haekal mengikuti anak anak itu mau pergi kemana, setibanya di tujuan kecurangan Haekal terbukti, Kevin selalu mengirimkan surat kepada Jia dengan perantaraan anak anak itu.

Sebelum surat itu di berikan kepada orang yang di tuju, Haekal telah dulu mempergoki anak anak itu.

" Haaaa....manga kalian tu cil?
( Haaa... Sedang mengapa kalian itu cil?)

" Ehh ado Uda Haekal! Lari... lari...
( Ehh ada Uda Haekal! Lari... lari...)

" Jan lari kalian den Kadun Beko ka Amak kalian! Kasiko lah!!
( Jangan lari kalian aku kadukan kalian nanti ke ibuk kalian! Kesini lah!!)

" Adih da.
( Iya Da)

" Aaa deh yang kalian suruak' an?
( Apa itu yang kalian sembunyikan?)

" Indak Ado deh Da.
( Tidak ada Da)

" Jan baa duto juo kalian! Baok niak surek tu!
( Jangan berbohong juga kalian! Bawa kesini surat itu!)

" Iko Da.
( Ini Da)

" Lah pulang lah kalian lai, Beko di cari nyo Pulo beko dek Amak kalian, ciek lai Jan ba kecek an Pulo ka Uda Kevin, Uda ambiak surek nyo.
( Sekarang kalian pulang lah, nantik di cari pula sama ibu kalian, satu lagi jangan bilang pula kepada Uda Kevin, Uda ambil surat nya)

" Adih Da.
( Iya Da)

Setelah mendapat kan surat itu Haekal langsung pulang, sesampainya di rumah Haekal langsung membaca isi surat nya, tak Alang terkejutnya dirinya membaca surat itu, di dalam surat itu tertulis kata kata terukir indah menyanjung Jia, diakhir surat tertulis jelas "Salam hangat untuk kekasih ku, dari Uda kevin. Haekal tidak menyangka bahwa sahabat karibnya itu sudah salah melangkah sejauh ini.

Kevin telah membuat kesalahan besar karena menyukai dan memiliki hubungan dengan gadis keturunan cina itu, apa yang di lakukan oleh Kevin akan menimbulkan dampak yang sangat besar di nagari ini. Semua orang akan memandang sebelah mata Kevin dan keluarganya terutama kepada Datuak pucuak yang sudah jelas jelas sebagai orang terpandang dan di segani di nagari ini. Haekal menjadi sangat cemas memikirkan apa yang akan terjadi kedepannya kepada kehidupan Kevin dan Jia.

Tampan berfikir panjang Haekal langsung pergi menemui Uda Rian yang sekarang sedang berada di surau, Haekal berlari untuk sampai ke surau, setibanya di surau Haekal melihat Uda Rian yang sedang sibuk merapikan lemari yang di tumpuki oleh Al Qur'an. Sesampainya di dalam Haekal langsung memegang pundak Uda Rian yang sedang membelakangi nya.

" Uudau.... Uudaa... " Ucap Haekal dengan nafas yang masih Ter engah engah.

" Ado apo ko kal, Baa bitu Bona sosak ongok?
( Ada apa ini kal, kenapa nafas mu seperti itu?)

" Ikooo... Da! ( Ini... Da!)
Haekal langsung memberikan surat yang di genggaman nya itu kepada Uda Rian.

Uda Rian membaca surat itu, raut wajah nya yang tadinya kelihatan bingung, langsung berubah menjadi masam, Uda Rian tidak percaya dengan apa yang di bacanya. Uda Rian langsung bertanya kepada Haekal dari mana dia mendapatkan surat ini. Haekal yang sekarang sudah tenang mulai menceritakan, tentang kecurangan nya dengan sikap Kevin yang akhir - akhir ini mulai sedikit aneh dan selalu melamun sendiri.

Haekal bercerita dia tidak sengaja melihat Kevin memberikan surat kepada anak - anak yang mengaji di surau, untuk memberikan surat itu kepada Jia si gadis cina. Sebelum anak  - anak itu memberikan surat itu kepada Jia, Haekal lebih dulu mengambil surat itu. Setelah mendengar cerita dari Haekal, Uda Rian tidak memperlihatkan emosinya. Dia tau emosi dan amarah sesaat akan menimbulkan masalah yang lebih besar dan tidak akan mendapatkan jalan keluar dari masalah yang dihadapi.

Tarikek Adaik Minang || (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang