23. Kebenaran

52 4 2
                                    

Di malam harinya Mahen dan lainnya berkumpul di halaman surau dan menyusun rencana untuk mengungkapkan kebenaran, lalu Kevin bertanya kepada Runa, apa yang sebenarnya terjadi di dalam Balai adat itu, dan Runa menjawab.

" Sabananyo waktu Una manjapuik kain lap tu, tadonga dek Una Ado  suaro- suaro yang barado di belakang gudang.
( sebenarnya waktu Una menjemput kain lap itu, terdengar oleh Una ada suara-suara yang berada di belakang gudang)

" lah siap tu apo yang tadi Uni?
( sudah siap itu apa yang terjadi Uni?)
Ucap Rayi menyela cerita Runa karena saking penasarannya.

" Ontok lah dulu Rayi Jan di sela carito dari Uni Runa!
( Diamlah dulu Rayi jangan menyesal cerita dari Uni Runa!) " Pintah Lia.
Rayi hanya tertawa kecil mendengar pintah Lia itu.

Lalu tak beberapa lama ada suara yang muncul yang menanyakan hal yang sama dengan ditanyakan oleh Rayi Kepada Runa.

" Lah siap tu apo yang tajadi Runa?
( sudah siap itu apa yang terjadi Runa?.) " Alif.

Mendengar suara Alif  yang tiba-tiba bertanya, semua mata tertuju kepada nya. Terlihat Alif datang berdua dengan adiknya Azizah.

" Ehh lah Tibo Wak ang Alif.
( Ehh sudah datang kamu Alif) " Mahen

" Iyo Mahen, maaf Yo sadonyo ambo Jo Azizah lamo ka siko, payah Bona minta izin ka Atuak untuak ka siko.
( iya Mahen, maaf ya semuanya saya dan Azizah lama ke sini, sudah sekali minta izin kepada kakek untuk ke sini.)

" Ndak Baa do Da santai sajo, kami lun jou ka mulai lai! " Haekal.
( Tidak apa-apa Da santai saja, kami juga belum mulai!)

" Tu Baa? AA rencana nyo ka Wak buek?
( Lalu bagaimana? Apa rencana nya kita akan buat?) " Alif.

Mendengar pertanyaan dari Alif. Mahen, Rian, Kevin, dan Haekal saling melirik dan tersenyum kecil.  Sepertinya para pemuda itu sudah membuat rencana yang akan bisa mengungkapkan kebenaran yang sebenarnya. Mahen, Rian, Kevin, dan Haekal mulai menjelaskan rencana yang mereka buat kepada Alif, Nisa, Runa dan lainnya. Dan rencana itu di setujui oleh mereka semua.

                         ••••®®••••

Paginya Mahen, Rian, Kevin, Haekal dan di tambah dengan Rayi, Mulai melancarkan rencana mereka. Sedangkan Alif, Runa dan lainnya menunggu rencana pertama selesai dan akan melanjutkan ke rencana kedua, Mahen, Kevin dan lainnya pergi ke sebuah pos ronda di dekat perbatasan kampung yang bisa di jadikan tempat nongkrong Rudy dan teman-temannya.

Di Sana mereka melihat Ruslan yang sedang asik nongkrong bersama teman-temannya dan di temani segelas kopi, namun di sana tak terlihat keberadaan Rudy. Mahen dan lainnya yang berada di sana pergi menghampiri Ruslan dan teman-temannya sambil membawa beberapa botol minum keras.

" assalamualaikum, Uda sadon nyo. " Mahen

" Waalaikumsalam, kalian ruponyo! Apo yang kalian baok tu?
( waalaikumsalam, kalian rupanya! Apa yang kalian bawa itu? " Ruslan.

" Ehh Iko minuman Da! " Haekal.
( Ehh ini minuman Da!)

" sajak bilo Pulo kalian pandai minum-minum ko?
( sejak kapan pula kalian pandai minum-minum ini?) " Ruslan.

" ehh ambo lah biaso minum Iko sawaktu di nagari urang Da!
( ehh saya sudah biasa minum ini sewaktu di Negari orang Da!) " Mahen.

" Uda nio? Copek lah awak minum basamo!
( Uda mau? Ayolah kita minum bersama!) " Kevin.

Mendengar ajakan Kevin membuat mata para pemuda itu membesar dan berbinar. Semua warga kampung juga tau Rudy dan teman-temannya pecandu minuman dan pemabuk keras, tapi ntah bagaimana para Datuak tetap saja menjadikan Rudy sebagai ketua pemuda di kampung itu. Tak beberapa lama kemudian rencana pertama mereka sukses, mereka berhasil membuat para pemuda itu mabuk keras. Firasat dan kecurigaan mereka juga terbukti setelah Ruslan dan teman-temannya mengungkapkan kebenaran yang sebenarnya.

Tarikek Adaik Minang || (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang