Keesokan harinya di siang hari yang cerah terlihat dua kuda Bendi sedang mengarah kedalam kampung Luhak Nan Tuo, terlihat di atas Bendi seorang gadis cina cantik sedang asik memfoto pemandangan sekitar. Dia sangat takjub melihat keasrian kampung yang di tumbuhi pepohonan yang rindang dan banyaknya pohon kelapa yang menjulang tinggi begitu pula persawahan yang hijau dan subur, dia juga baru pertama lihat petani yang sedang menggarap sawah dengan menggunakankerbau.
Tak beberapa lama kedua kuda Bendi tersebut berhenti di sebuah homestay (penginapan) yang sangat rapi dan bagus. Mereka disambut dengan hangat oleh pemilik homestay tersebut, ternyata pemilik homestay merupakan teman akrab ayah sang gadis cina tersebut, karena mereka berasal dari satu kota yang sama yaitu di Beijing, China dan sudah lama menjalin persahabatan.
" Li Feng bagaimana kabar? Selamat datang di LUAK TANAH DATAR, BATU SANGKAR " Aku sudah beberapa hari ini menunggumu, perkenalkan ini istriku Rahayu. "Chen Pemilik homestay.
" Kabar ku baik chen, terimakasih atas penyambutanya, maafkan aku telah membuat mu lama menunggu, aku sedikit lama mempersiapkan barang bawaan. Chen perkenalkan ini istriku Lingling dan kedua anak ku, Li Jia dan Li Juan.
" Hello paman, bibi... ( Menyalami Chen dan istrinya)
" Kedua anakmu sangat sopan dan manis, sebaiknya kita berbicara di dalam saja. Tidak enak dilihat orang yang lewat, karyawan ku akan membawakan barang bawaan mu dan keluargamu kedalam kamar masing-masing.
" Baiklah Chen.
Mereka sekeluarga di ajak masuk oleh Chen kedalam rumah inap miliknya yang berada di homestay itu dan di ajak untuk beristirahat karena mereka telah melakukan perjalanan yang panjang. Disana mata Jia tidak bosan melihat pemandangan yang terhampar luas, dia sangat menyukai tempat yang baru pertama kali dia kunjungi itu, begitu pula dengan adiknya Juan yang selalu melihat ke pohon - pohon rindang yang terhembus angin.
" Jia, Juan ayo masuk kedalam, kalian bisa beristirahat di dalam. " Lingling.
" Tidak ibu, aku ingin disini saja menghirup udara segar dan menikmati pemandangan.
" Juan juga Bu, ingin disini bersama Cici Jia.
Mendengar ucapan kedua anaknya Lingling lalu pergi meninggalkan mereka dan masuk ke dalam untuk menemani suaminya yang sedang asik berbincang dengan sahabat lamanya. Jia memalingkan pandangan yang sedari tadi melihat pemandangan yang asri, sekarang tertuju pada adiknya yang sedari tadi memperhatikan pohon besar itu dengan diam.
'' Li Juan... Apa yang sedang kau lakukan? Bukankah ayah sudah melarang mu untuk tidak berperilaku aneh lagi? Dengan memandangi pohon seperti itu.
" Ti... Ti...tidak ci, aku sedang tidak berperilaku aneh, aku hanya bingung saja bagaimana pohon ini bisa tumbuh sebesar ini?
" Sudah jangan seperti itu sini! Ini bukan cina, nanti semua orang disini menganggap mu sebagai orang gil*.
" SIAPA YANG GIL*?
Jia dan Juan langsung melihat ke arah sumber suara.
••••🦋🦋••••
BISA TEBAK NGGAK ITU SIAPA 🤔??
Jangan lupa komen ya☺️.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tarikek Adaik Minang || (END)
Historical FictionDESKRIPSI CERITA 🦋 : Kisah kedatangan gadis cantik berdarah cina yang bernama Li Jia ke Ranah Minang pada tahun 1982, tepatnya di wilayah "LUHAK TANAH DATAR, BATU SANGKAR. Kedatangannya sebenarnya hanya untuk menemani orang tuanya untuk berbis...