Hyunsuk dan Jihoon sudah masuk ke ruang bimbingan konseling.
Mereka juga bingung kenapa tiba-tiba di panggil, padahal mereka hanya terlambat dan sudah melaksanakan hukuman hormat pada sang bendera.
"kalian berdua duduk" tegas guru bk.
Jihoon menarik kursi sebelah mempersilakan Hyunsuk untuk duduk,kemudian baru dia ikutan untuk duduk.
"Ada apa ya buk?" tanya Jihoon.
Jihoon melirik Hyunsuk di sampingnya, wajah Hyunsuk kembali pucat dan badannya sedikit bergetar.
"Kalian tau kan ini sekolah? Jadi apa maksud dari foto ini?"
Guru bk memperlihatkan foto Jihoon dan Hyunsuk yang sedang berciuman di parkiran dan juga di uks.
Hyunsuk yang sedari tadi menahan agar panic attack nya tidak kambuh, tapi badannya gemetar hebat setelah mantap layar ponsel yang di perlihatkan guru bk itu.
"buk saya minta maaf, saya salah saya janji tidak mengulangi tindakan ini" permintaan maaf di lontarkan oleh Jihoon, lebih baik mengaku dari pada memperpanjang masalah.
"baiklah, dan kamu Hyunsuk" Hyunsuk menatap guru bk "Saya tau apa yang sudah menimpa kamu, tapi kamu harus tau aturan di sekolah" Hyunsuk hanya mengangguk.
Jihoon dan Hyunsuk di persilakan keluar, namun ketika berdiri dari duduknya Hyunsuk semakin gemetar tangannya begitu dingin dan dia saja sudah merasa kakinya tidak menapak lagi.
"HYUNSUK!" pekik Jihoon ketika Hyunsuk ambruk di pelukannya.
Jihoon bingung kenapa Hyunsuk tidak sadarkan diri padahal tadi dia sudah memberi obat. Dan Jihoon bertambah bingung ketika tubuh Hyunsuk dingin sekali dan menggigil.
Kali ini tidak dengan uks, pihak sekolah menyuruh Jihoon membawa Hyunsuk ke rumah sakit.
Setelah sampai di rumah sakit, Jihoon duduk sendirian di bangku lorong. Jihoon tak habis pikir sebanyak itu kah yang membenci Hyunsuk? hingga sekarang saja dia hanya sendiri tidak ada satupun teman yang ikut mengantarkan Hyunsuk.
"Jihoon? Hyunsuk gimana?" tanya anak laki-laki yang baru saja datang dengan satu temannya.
"masi di dalem, dokter juga belum keluar dari tadi" Jihoon menjawab tanpa melihat lawan bicaranya, wajahnya ia sembunyikan di telapak tangganya.
"gue khawatir sama Hyunsuk" anak itu duduk di sebelah Jihoon.
"gua ga habis pikir, kesalahan apa yang di buat Hyunsuk sampai-sampai hampir satu sekolah, ah engga, satu sekolah yang benci dia kecuali gue." Jihoon menyederkan punggungnya pada kursi.
"lo ga sendiri kok, kami berdua ga benci sama Hyunsuk. Kami juga pengen berteman sama Hyunsuk, Hyunsuk orangnya baik" ujar anak yang dari tadi diam "dia pernah bantu gue pas buku pr gue ketinggalan. Dia ngasih buku baru ke gue biar gue kerjain ulang dan akhirnya gue ga kena hukum."
"terus kenapa baru sekarang?" tanya Jihoon.
"kita berdua ga berani deketin Hyunsuk, padahal kami pengen banget dia jadi sahabat kita."
"dilarang" ucap anak itu lirih.
"siapa yang larang?"
"eum.. Mashiho/MASHIHO" mereka serentak menyebutkan nama adik tiri Hyunsuk.
"eh lo jangan teriak anjir ini rumah sakit"
"hehe maaf soalnya kesel di larang sama bocil begitu."
"loh? Kenapa di larang? Kalian tau kan dia adik tiri Hyunsuk?" tanya Jihoon.
"tau kok, dia sempet ngancem. Katanya kalo kami nekat buat temenan sama Hyunsuk dia bakal ngirim preman buat bunuh kami"
"tapi sekarang kami ga takut lagi, soalnya kami udah punya temen yang jago berantem hehe" anak itu terkekeh pelan.
"emang siapa?" tanya Jihoon penasaran.
"Jaehyuk sama Haruto"
Dokter keluar lalu melihat ke arah Jihoon.
"Pastikan pasien tidak lupa meminum obatnya ya. Obat kemarin yang saya kasih belum waktunya untuk habis, saya sudah memperkirakan waktu obat itu habis" Jihoon sedikit bingung obat apa yang di maksud dokter ini "nanti akan saya tambah lagi obat anti depresan nya " lanjut dokter lalu pergi.
"Asahi, Jeongwoo kalian tau obat anti depresan kan?" tanya Jihoon.
"tau kok, kenapa? Hyunsuk harus rutin minum obat itu ya?" tanya Asahi.
"iya, tadi dokter bilang gitu"
"gue pernah harus berurusan sama obat itu" sahut Asahi lagi "kalo Hyunsuk rutin minumnya pasti sembuh kok kaya gue"
"Asa, lo kok ga pernah cerita kalo pernah minum obat itu?" tanya Jeongwoo.
"nanti lah gua cerita, ayo kita liat Hyunsuk dulu"
Mereka bertiga masuk ke dalam kamar inap Hyunsuk.
"sayang kamu udah mendingan?"
"ehemm" anggukan dari Hyunsuk sedikit membuat Jihoon tenang.
"ayo balik ke seko-" ucapan Hyunsuk terpotong melihat ada dua orang yang di kenalinya itu.
"k-kalian eum kenapa disini?" tanya Hyunsuk pelan.
Asahi dan Jeongwoo mendekati Hyunsuk dan menggenggam tangan Hyunsuk. Asahi memegang tangan kanan dan Jeongwoo tangan kiri Hyunsuk.
"Hyunsuk, sekarang let's be friend with us" ucap Asahi tersenyum dan Jeongwoo hanya mengangguk.
"kalian beneran mau temenan sama gue?" mata Hyunsuk berkaca-kaca.
Dari mereka TK sampai sekarang SMA hanya Jihoon teman Hyunsuk. Entah apa yang salah dengannya, setiap dia di sekolah semua orang benci dengannya. Hanya Jihoon lah yang berani berteman dengannya dan tidak takut pada anak-anak lain yang mem- bully Hyunsuk.
Hyunsuk merentangkan tangannya agar kedua teman barunya itu memeluknya. Asahi dan Jeongwoo langsung memeluk Hyunsuk erat.
"Let's be friends" bisik Hyunsuk yang sudah menangis haru.
"Lo kalo ada masalah cerita ke kami ya Hyun, kami siap dengerin kok" Jeongwoo mengelus punggung Hyunsuk.
"Ekhem"
"oiya ada Jihoon, maaf-maaf kami semangat banget Hyunsuk jadi temen kami eheheh" Asahi dan Jeongwoo lalu beranjak dari ranjang Hyunsuk dan membiarkan Jihoon berdua saja dengan Hyunsuk.
Fyi, Hyunsuk,Jihoon, Asahi, Jeongwoo mereka satu kelas.
Sementara Jaehyuk sama Haruto satu kelas juga tapi gak satu kelas sama yang berempat tadi.
Mashiho masih kelas 10.
*Switch age
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I be happy? [HOONSUK] // HIATUS
Random"Udah gada yang sayang sama aku disini ma. Mama tolong jemput aku ya ma." ⚠️Bxb area⚠️ ⚠️Trigger Warning⚠️ ⚠️Harsh word⚠️ ⚠️Switch age⚠️ >>Jihoon-->dom Hyunsuk -->sub