Masih berada dia tempat yang sama, Hyunsuk terbangun dan merasakan tangannya kebas.
Hyunsuk sedikit manaikkan kepalanya dan melihat Jihoon tertidur dengan dahi yang menimpa tangan Hyunsuk.
Kepalanya terasa pening mengingat sebuah fakta menyakitkan yang harus ia terima kembali dan ini dari Jihoon, kekasihnya.
Hyunsuk memaksa dirinya untuk duduk, membuat tidur Jihoon terusik.
"Eh udah sadar? Masih pusing gak?" tanya Jihoon dengan punggung tangan yang mengusap matanya.
"Ji, aku gamau ngerepotin kamu lebih jauh lagi, aku gamau buat kita makin sakit satu sama lain. Hari ini aku akhiri kisah kita."
Bohong kalau Jihoon tidak tersulut emosi.
"Suk, maksud kamu apa ngomong gini?"
"Aku udah nutupin hal yang seharusnya kamu orang pertama yang tau hal itu. Dan kamu juga udah nutupin fakta kalo kamu tau tentang kematian papa. Kayanya itu udah jadi hal yang berat untuk lanjutin hubungan kita."
"Suk aku nutupin hal itu karena kondisi kamu. Aku gak ada maksud lain, kamu ga inget sedown apa kamu waktu itu? Aku gamau kalo kamu juga ikutan kaya Mashiho waktu itu, aku gamau. Aku gamau kehilangan kamu, disini aku cuma punya kamu...."
"... Iya, kamu salah udah ngebiarin orang lain tau lebih dulu tentang rencana kamu. Aku ngerasa gagal jadi rumah kamu suk, kamu mikir aku bakal kesusahan kalo kamu libatin aku. Kamu salah! Kamu malah bikin aku ngerasa ga berguna buat kamu!."
Hyunsuk mulai menangis, yang dikatakan Jihoon benar.
"Iya! Aku tau aku salah. Aku bahkan hancurin hubungan Jaehyuk sama Asahi, aku jahat. Aku gamau kamu sama orang jahat kaya aku Ji!"
"Itu bukan hal yang bisa buat aku nge-iyain permintaan kamu tadi! Aku gamau!."
"Hargai keputusan aku Ji. Aku capek, aku gak berhak bahagia. Bahkan dari kecil bahagian itu ga pernah ada di aku Ji."
"Jadi? Selama ini? Kita? Kamu selama ini bareng aku ga bahagia Suk?."
Hyunsuk diam dengan air mata yang masih terus mengalir semakin deras.
"Bilang kalo kamu selama ini ga bahagia sama aku suk! Biar aku bisa lepasin kamu," Jihoon memegang kedua tangan Hyunsuk.
Hyunsuk menatap Jihoon dengan mata yang berair dan badan yang bergetar.
Jihoon langsung memeluk Hyunsuk erat, bukan ini yang Jihoon mau.
Hembusan nafas Hyunsuk tidak beraturan dan dengan cepat Jihoon melepaskan pelukan keduanya.
"Hei jangan gini plis." Jihoon menyeka air mata Hyunsuk yang masih mengalir.
"S-sesakhh" Hyunsuk memukul dadanya pelan namun tak berselang lama pukulan itu menjadi cepat.
Jihoon menahan tangan Hyunsuk agar berhenti memukul dadanya.
"Ikutin aku Suk, liat aku!" Jihoon menepuk pelan pipi Hyunsuk agar Hyunsuk fokus pada dirinya.
Mata Hyunsuk terpejam lalu terbuka kembali, dirinya tidak bisa mengontrol sesak di dada yang membuat kesadarannya tidak karuan.
[Can i be happy?]
Sementara itu, Jaehyuk lari menuju toilet. Membasuh wajahnya setelah pertengkaran dengan Jihoon barusan.
Jaehyuk merasa sangat menyesal melepas Asahi, padahal niat Jaehyuk baik, namun caranya saja yang salah.
Menatap dirinya di cermin dengan baju yang tidak rapi, kancing kerah yang terbuka, dan dasi yang melonggar.
"Jae.."
Jaehyuk menoleh kebelakang, mendapatkan Asahi berdiri di ambang pintu.
"Sa, kalo kamu mau marah ke aku jangan sekarang ya" Jaehyuk kembali menghadap cermin.
"Jae.. Maaf." ucap Asahi lirih.
"Kenapa sa? Kamu ada masalah? Sini cerita ke aku" perlahan Jaehyuk mendekati Asahi.
Dengan mata yang berkaca-kaca, Asahi berhambur ke dalam pelukan Jaehyuk.
"Jae, maaf. Maaf waktu itu buat keputusan bodoh tanpa dengerin penjelasan kamu dulu,"
"Asaa, keluar dulu yuk"
Jaehyuk mengajak Asahi ke halaman belakang sekolah.
"Harusnya aku yang minta maaf. Aku ga niat buat hancur hubungan kita, aku ga pernah sama sekali kepikiran pergi dari kamu, maafin aku sa gak langsung cerita ke kamu" Jaehyuk menggenggam tangan Asahi.
"Kita bisa mulai dari awal kan Jae? Aku juga ga bisa jauh dari kamu, aku cemburu dan aku rasa aku berhak atas itu Jae." Asahi menatap Jaehyuk.
"Kamu harus tau alasan aku nolongin Hyunsuk, aku ga mau kalo semisal Hyunsuk ngelakuin hal yang rugiin diri dia sa, aku gamau denger jeritan tangis lagi karna ada nyawa yang ga selamat..."
"...Aku ga suka sa, aku ga suka denger itu. Papa kerja di rumah sakit dan itu bukan hal baru buat aku. Kadang papa juga ngerasa bersalah kalo ga bisa nolongin nyawa pasien, dan pasti aku bakal bantuin papa dalam kondisi kaya gitu sa"
"Iya paham. Sekarang aku mau kita baik-baik aja. Ali juga ga marah sama Hyunsuk kok, aku denger semua pembicaraan kalian di UKS tadi." lirih Asahi.
"Asa, terimakasih."
[Can i be happy?]
"Ini si Asahi kemana si?" tanya Jeongwoo.
"Paling ke toilet sayang"
"Tapi ini udah setengah jam to, ini lagian kenapa deh class meeting ini ga selesai, jenuh banget di sekolah gini." rengek Jeongwoo.
Tak lama, Asahi menghampiri Haruto dan Jeongwoo.
"Nah, itu Asahi, tapi kok.." ucapan Haruto menggantung.
"Sahi, tumben lo sama Jaehyuk? Udah baikan?" tanya Jeongwoo.
"Ntar gue ceritain, mending sekarang kita ke UKS liat Jihoon sama Hyunsuk" ajak Asahi.
"Loh? Mereka kenapa di uks? Udah baikan juga?" tanya Haruto.
"gue pastiin jawabannya enggak." ucap Jaehyuk.
"Eh kok gitu? Gue jadi bingung anjir" Haruto menggaruk belakang kepalanya.
Setibanya di UKS, mereka melihat Jihoon yang sedang menenangkan Hyunsuk.
Namun tidak ada satupun yang berani masuk, takut jika makin memperburuk suasana.
"Aduh, gue pusing ini kalian pada kenapa? Gada satu pun yang cerita!" Jeongwoo sedikit kesal.
"Nanti gue ceritain wo, sekarang kita nunggu mereka aja. Ini masalah bukan sepele." tegas Jaehyuk.
Tbc
Hy guys..
Aku minta maaf yaa, udah sebulan ga up :(
Segini dulu yaa hehe.
SEE YAA! <3
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I be happy? [HOONSUK] // HIATUS
Random"Udah gada yang sayang sama aku disini ma. Mama tolong jemput aku ya ma." ⚠️Bxb area⚠️ ⚠️Trigger Warning⚠️ ⚠️Harsh word⚠️ ⚠️Switch age⚠️ >>Jihoon-->dom Hyunsuk -->sub