3

1.5K 82 2
                                    

17 tahun berlalu selama itu pula hidup Hyunsuk tidak ada ketenangan, tapi dia bersyukur ada Jihoon yang selalu ada di sampingnya.

Jihoon, cowo yang masi menjadi crush Hyunsuk. Tentu saja Hyunsuk tak berani mengatakan cinta pada teman dari kecilnya ini.

Dari sd, smp, sampai sekarang kelas 3 sma, Hyunsuk dan Jihoon selalu satu kelas.

Ntah lah, sepertinya takdir memang membawa mereka bersama.

"Suk hari kosong ga?" tanya Jihoon.

"Free kok, kenapa? Kita jalan-jalan lagi ya ji?" Hyunsuk antusias mendengar pertanyaan Jihoon.

"iya sukkie" Jihoon menepuk pelan pucuk kepala Hyunsuk "pulang sekolah nanti ya" Jihoon tersenyum simpul.

"okeeyy hoonie" Hyunsuk mengacungkan jempolnya dan tersenyum lebar sekali.





Ketika bel berbunyi...


KRINGGGG...




Mashiho berlari tergesa-gesa menuju kelas Hyunsuk dan juga Jihoon.

Mashiho murid kelas 10,ntah kenapa mama Jennie daftarin cio di sekolah yang sama dengan Hyunsuk. Padahal ketika sd dan smp mereka beda sekolah.


"Ka jihoooooonnnnnnnnn temenin cio ke toko fotocopy yaaa kaaaaa plisss urgent kakkk" pinta Mashiho pada Jihoon yang baru keluar kelas bersama Hyunsuk.

"tapi kakak ada janji sama kakak kamu" Jihoon sedikit menyeringit pasalnya dia sudah janji sama Hyunsuk.

"gapapa ji, aku bisa pulang sama bis, kamu temenin cio aja" ujar Hyunsuk.

"tuh kak, gapapa tauuu ayoo kakkk keburu tutup tokonya" Mashiho menarik tangan Jihoon.


Jihoon yang di tarik menoleh kebelakang melihat Hyunsuk. Hyunsuk hanya tersenyum lalu mengangguk.





Disinilah Hyunsuk sekarang, halte bis dia tak pulang dia hanya berdiam diri di halte bis hingga awan sudah berubah jadi gelap.

Dia sedikit aneh semenjak Mashiho sekolah di tempat yang sama dengannya. Tak jarang Mashiho meminta tolong pada Jihoon tidak sekali dua kali tapi sering.

Hingga tadi Hyunsuk rela tak jalan-jalan bersama Jihoon asal Mashiho tak mengadu yang aneh-aneh pada mama Jennie.



"Ah habis lagi batrenya" gerutu Hyunsuk "jam 7 kan bis udah ga lewat lagi. Aduhh lagian ngapain aku malah diem doang disini" Hyunsuk memutuskan untung berjalan kaki saja.




Padahal baru jam 7 jalanan sudah sepi.

Hyunsuk sedikit takut.

Tapi dia inget kata mama Lisa

"nanti kalo kamu udh gede jangan penakut ya sukkie, kamu harus berani dan kuat, lawan apapun masalah di hadapan kamu"



Hyunsuk berjalan menelusuri jalan yang sepi. Tapi di depan jalanan sangat gelap, Hyunsuk takut.

Dia memutuskan untuk berbalik saja.

Tiba-tiba...





Grepp...





Tangan Hyunsuk di cekal dan di tarik oleh orang-orang berbadan besar.

"om lepasin aku mau pulang"

"enak aja lepasin, kamu tu lewat sini sama aja kamu nyerahin diri"

"tapi beneran om aku mau pulang dan aku juga gada uang" Hyunsuk berusaha melepaskan genggaman pria itu dari tangannya.

"ya kalo gada uang, tubuh kamu kan bisa manis" pria itu menyeringai.





Hyunsuk mencoba berteriak.

Plakk...


"gausah berisik lo bocah" pria itu menarik Hyunsuk kuat.

"Lepasin, TOLONGGGGGGG" Hyunsuk berteriak.


Tapi tak ada yang mendengar, dia pingsan setelah kepala bagian belakangnya di pukul oleh pria itu.


Hyunsuk terbangun dengan tangan dan kaki terikat di sudut ranjang.

"eh udah bangun nih mainan kita"

"bro, lo duluan apa gua?" Pria itu berbicara pada temennya. "Lo duluan nanti panggil yang lain biar di gilir aja."




Hyunsuk terkejut dia memberontak membuat tangan dan kakinya memerah.


"lepasin aku, aku mohon om, aku mau pulang" Hyunsuk terisak memohon agar di lepaskan.

"kamu harus jadi mainan kami dulu manis"


Pria itu merobek seragam putih Hyunsuk.

Terlihat badan putih dan mulus yang tak pernah tersentuh siapapun, termasuk Jihoon.

Hyunsuk sangat menjaga kehormatannya, dia akan menyerahkan kepada Jihoon itupun setelah mereka menikah.


Pria itu dengan kasar membuka resleting celana Hyunsuk.

"Om jangan lecehin sayaa" tangis Hyunsuk semakin deras.



Tanpa ragu pria besar itu melumat bibir Hyunsuk.

"ah manis"

Dia mengecup seluruh tubuh Hyunsuk membuat tanda-tanda menjijikkan.

Hyunsuk tak bisa melawan dia hanya bisa menangis.

Sampai akhirnya pria itu memanggil empat orang temannya. Hyunsuk di gilir oleh lima orang.


"Anghhhhhh s-sakitttt" Hyunsuk menangis ketika lubangnya di tumbuk kencang oleh pria besar satunya.


Mereka semua mengerayangi tubuh Hyunsuk.

Ada yang bermain di kepalanya, di puting mungil miliknya, di pahanya dan juga di area sensitifnya.

Malam itu menjadi malam yang sangat gelap dan menakutkan bagi Hyunsuk.

Dia kotor.

Rusak.

Tak ada harga diri.


Dan tak pantas untuk Jihoon.




Matanya terus mengeluarkan cairan bening dan akhirnya dia pingsan ketika sedang di gilir.










Can I be happy? [HOONSUK] // HIATUS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang