7

1.1K 70 2
                                    

Jihoon menepati ucapannya.

Kini dia sedang mendekap kesayangan nya yang tengah tertidur dengan perban yang masih melekat di pergelangan tangan Hyunsuk.

Pelan tapi pasti Jihoon meraih tangan itu, mengusap pelan. Memikirkan luka itu saja Jihoon ngilu.

Dia tau seberat apa kondisi Hyunsuk.

"kesayangan aku harus bahagia, kalo enggak di rumah setidaknya di aku, aku bakal jadi rumah buat kamu." Jihoon mengecup pelan punggung tangan Hyunsuk yang tengah tertidur.



Jihoon, anak berusia tujuh tahun yang heran kenapa selalu ada Hyunsuk di hidupnya.

Dia selalu melihat Hyunsuk di bully dan dia tak suka itu.

Dia tak suka kesayangannya sedih.

Sebenarnya cinta Hyunsuk tidak bertepuk sebelah tangan. Dulu Hyunsuk mengira persahabatan mereka ini akan abadi, Hyunsuk akan membuktikan bahwa status sahabatnya akan selalu sama walaupun dia diam-diam mengagumi Jihoon.

Tanpa dia tau, Jihoon juga menyukainya. Entahlah tapi Jihoon senang melihat Hyunsuk dan kesabaran yang di miliki kesayangannya itu.

Sampai suatu ketika Jihoon melihat Hyunsuk dengan raut wajah pucatnya.

"Hyunsuk, kamu sakit?"

"enggak kok, biasa aja"

"tapi kamu pucat banget" Jihoon meletakkan punggung tangannya di kening Hyunsuk.

"gapapa Jihoon, aku ga sakit kok"

Jihoon tau Hyunsuk tidak baik-baik saja.

Dia tau betul seperti apa Hyunsuk. Dia bisa membohongi yang lain tapi tidak dengan Jihoon.

Seperti sekarang dia melihat Hyunsuk basah kuyup dan dengan inisiatif dia meminjamkan bajunya pada Hyunsuk.

Sebenarnya dia memang selalu membawa seragam lebih. Dia tau Hyunsuk sering di jahili di sekolah sampai bajunya kotor ataupun basah.

Pada saat dia tau Hyunsuk masuk rumah sakit dengan teguh dia berjanji pada dirinya akan selalu menjaga Hyunsuk si kesayangannya.

.

.

Sudah tengah malam dan Jihoon berpamitan untuk pulang. Melihat Mino yang masih duduk di sofa ruang tamu sambil menonton televisi.

"Om Jihoon pamit pulang ya, besok Jihoon kesini lagi jengukin Hyunsuk"

"kamu nginep aja lah hoon, udah malem gini nanti kamu kenapa-napa, nanti om yang di salahin Hyunsuk karena biarin kamu pulang tengah malam gini" Mino tak memberikan izin Jihoon untuk pulang.

Mino tau Jihoon itu pacar Hyunsuk.

Bagaimana tidak? Anak ini sibuk sekali bolak-balik rumah sakit dengan seragam yang masih melekat pada tubuhnya. Menjaga Hyunsuk 24/7 membuat Mino sedikit merasa aman setelah kejadian yang menimpa Hyunsuk.

"yaudah om aku nginep, tapi aku tidur dimana? Kamar tamunya di mana om?" tanya Jihoon.

"kamu ini kayanya mau buat saya di marahin Hyunsuk ya"

Jihoon sedikit bingung "maksudnya om?"

"ya kamu tidur sama Hyunsuk lah" tegas Mino.

Dimana Jihoon si peka?

"Oh haha iya om gapapa ya?" Jihoon menjadi canggung.

"Gapapa, om berharap kamu menjaga Hyunsuk dan jangan pernah sakitin dia"

"pasti om" tegas Jihoon sebelum pamit balik ke kamar kesayangannya.

Jihoon kembali ke kamar Hyunsuk. Berbaring di sebelah kiri Hyunsuk. Bergerak pelan agar kesayangannya tidak terusik oleh pergerakannya.

Memeluk pinggang Hyunsuk dan membuat tidurnya terusik.

"Jihoon??? Gajadi pulang?" tanya Hyunsuk yang setengah sadar akibat kantuknya.

"ga di bolehin om Mino, katanya nanti kamu marah kalo aku pulang tengah malam"

"emang udah tengah malam? Kalo gitu bener kata papa" Hyunsuk yang tadi terlentang mengubah posisinya menghadap kiri sambil memeluk pinggang Jihoon.

"ayok bobok, sampai ketemu di mimpi cintaku" Hyunsuk setengah mati menahan rasa kantuknya.

"Good night too kesayangan Jihoon" di kecupnya kening Hyunsuk dan ikut bersama kesayangannya ke alam mimpi.

.

.

Dentingan piring dan sendok menghiasi ruang makan pagi ini. Jennie yang sibuk menyiapkan sarapan dan Mino juga Mashiho yang sibuk menghabiskan sarapan mereka.

"Eh kalian ayo sini sarapan" ajak Mino ketika melihat Jihoon yang membantu Hyunsuk berjalan mendekati ruang makan.

Hening.

Tak ada sahutan dari piring dan sendok Mashiho. Terkejut melihat Jihoon yang berada sepagi ini bersama Hyunsuk.

"Kak ji pagi-pagi udah kesini"

"nginep cio, om Mino tadi malam nyuruh kakak nginep" ujar Jihoon sambil menarik satu kursi dan membiarkan kesayangannya untuk duduk.

"tapi kamar tamu gelap, masih terkunci juga"

"kamu ini dek, Jihoon nemenin Hyunsuk ya ga mungkin tidur di kamar tamu" ujar Mino.

Mashiho hanya diam, bagaimana bisa Jihoon menginap dan tidur di ranjang yang sama dengan Hyunsuk sementara Jihoon tak menemani dia membeli bakso.

Jennie sedari tadi berdiri sambil memasak mendengar percakapan para pria.

Di lihatnya raut wajah anak kesayangan sedikit sendu.

Hyunsuk, awas aja kamu - batin Jennie.

Jennie, tidak ada yang boleh menyakiti anak semata wayangnya. Apapun cara akan dia lakukan agar anaknya ini hidup berkecukupan dan memiliki sosok ayah.

Itu mengapa dia menerima tawaran Lisa agar dia menikah dengan Mino.

Mashiho, dimana ayahnya? Jennie saja tidak tau.

Sebuah kesalahan malam itu membuat dia semakin teguh untuk membuat Mashiho, anak satu-satunya harus bahagia.

"Jihoon nanti temenin Mashiho ke pasar ya, soalnya tante mau beresin kebun belakang" Ayolah semua sudah tau maksud Jennie.

Hyunsuk hanya diam, tidak mau bersinggungan dengan ibu sambungnya ini.

"aku ikut" Hyunsuk membuka suara.

"kamu baru aja kemarin pulang masa harus keliling pasar, makanya mama suruh Mashiho aja sama Jihoon, soalnya papa kan mau pergi nanti"

Hyunsuk hanya menghela nafas.

"Heyy, ayo sarapan, kesayangan aku ga boleh mikir aneh-aneh yaa, aku bakal jaga jarak kok, kan niatnya belanja bukan yang lain" bisik Jihoon sambil memegang tangan Hyunsuk di bawah meja.

Tolong, Hyunsuk beneran tidak mau kehilangan Jihoon si super peka ini.

Hyunsuk sedikit tenang dan mengangguk "jangan lama yaa" tatapan memohon itu di terima Jihoon.

"Siyap kesayangan" Jihoon melempar senyum pada Hyunsuk.

Selanjutnya mereka sibuk dengan sarapan masing-masing.

Mashiho yang melihat ke arah Jennie memberikan senyuman yang di mengerti oleh Jennie.

























TBC







Kayanya Mashiho cuma kasian sama Hyunsuk pas di rs makanya damai. Taunya ada maksud lain hehe.







SEE YAA!! <3



















Can I be happy? [HOONSUK] // HIATUS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang