15

931 62 6
                                    


Hari sabtu, hari dimana sekolah libur. Hyunsuk masih setia tidur sambil memeluk Jihoon. Tak berselang lama Hyunsuk terlonjak dari tidurnya membuat Jihoon juga terbangun.

"Mama! Jihoon antar aku pulang!" Hyunsuk langsung turun dari kasur.

"pelan-pelan aja sayang, nanti aku yang bicara sama mama."

"aku gamau buat mama marah, aku gamau di pukul lagi Jihoon" Hyunsuk mulai menangis.

Jihoon peka dengan perasaan Hyunsuk, akhirnya Jihoon mendekat dan memeluk Hyunsuk dengan erat.

"kesayangan aku jangan nangis dong! Nanti manisnya ilang, luntur karena air mata" Hyunsuk yang sedang menangis memukul pelan dada Jihoon "ihhh Jihoon maahhh sukak gituuu" rengekan Hyunsuk adalah candu bagi Jihoon.



Setelah pamit pada Asahi, Jihoon segera mengantar Hyunsuk pulang. Sekarang tepat jam delapan pagi, Hyunsuk masuk kedalam rumah di susul oleh Jihoon di belakangnya.

"Dari mana aja?" pelan suara yang keluar dari mulut Jennie berhasil membuat Hyunsuk takut.

"ng-nginep di ru-rumah Asahi ma"

"BOHONG!" Jennie berbalik mendekat ke arah Hyunsuk tidak peduli dengan Jihoon yang berdiri di sebelah kanan Hyunsuk.

"Kamu udah jadi pelacur sekarang?!" Jennie menarik kesamping baju Hyunsuk membuat tanda kepemilikan Jihoon terpampang nyata.

"Ma, engga bukan gitu, aku beneran nginep di rumah Asahi ma" pembelaan Hyunsuk tak membuat Jennie reda.

Jennie menatap Jihoon yang sedari tadi menatap dingin ke arahnya.

"PULANG!"

"Maaf tante, maaf kalo Jihoon lancang. Tapi Jihoon ga akan pulang sebelum mastiin tante ga nyiksa Hyunsuk." masih tatapan dingin yang Jihoon berikan untuk Jennie.

Jennie terkejut dari mana Jihoon bisa tau kalo dia sering nyiksa Hyunsuk. Setelah berpikir sejenak, Jennie tau dan pasti Hyunsuk yang menceritakan semua kelakuan nya pada Jihoon.

"baik, saya ga akan ganggu Hyunsuk" Jennie pergi.

Hyunsuk menatap bingung kepergian Jennie. Hyunsuk pikir Jihoon bisa pulang sekarang.

"Jihoon, udah kamu pulang aja. Kamu capek kan? Aku juga mau lanjut istirahat."

Anggukan sebagai balasan Jihoon "kalo ada apa-apa telfon aku yaa!"

"iyaaa cintaaanya akuuuu"

"byee kesayangan akuuu" Jihoon memeluk erat tubuh Hyunsuk. Entah mengapa Jihoon merasa pelukan kali ini beda.


Setelah mengantar Jihoon sampai gerbang, Hyunsuk masuk ke kamar tanpa mengunci pintu. Suatu kelalaian yang membuat dia harus tersiksa lagi.

Hyunsuk sempat berpikir dimana Mashiho? Kenapa dia tidak pulang?.

Tapi melanjutkan tidur setelah lelah di gempur Jihoon adalah opsi pilihannya.

Tidur Hyunsuk terusik ketika merasa ada yang masuk ke kamarnya. Sekilas dia melihat jam di meja menunjukkan jam sembilan malam. Yang artinya dia sudah tidur dari pagi sampe malam.

"ma, maaf Hyunsuk ketiduran"

"sayang, ayo kesini" Jennie masuk ke kamar Hyunsuk lalu mengunci kamar tersebut.

Senyum manis Jennie untuknya yang tak pernah Hyunsuk lihat sedari kecil. Segera Hyunsuk memeluk Jennie yang merentangkan tangannya.

"mama, mama udah sayang Hyunsuk kaya mama sayang Cio? Mama makasih" Hyunsuk terharu, sangat.

Jennie membalas pelukan Hyunsuk tak kalah erat, tapi bagi Hyunsuk ini terlalu erat dan membuatnya sesak.

"udah ma aku ga bisa napas"

Jennie mengendurkan pelukannya "Maaf sayang."

Hanya itu yang Hyunsuk dengar setelah itu satu buah tusukan mendarat di perutnya. Hyunsuk terduduk di lantai memegangi perutnya.

"ma akhh huft huft" Hyunsuk mencoba mengatur nafas dan rasa sakit.

"Karena kamu, cio ga pulang! DIMANA ANAK SAYA!!"




Jleb...





Satu tusukan berhasil menembus kembali perut Hyunsuk.

"ma-maaf mm-ma akh-aku gat-gatau" air mata membasahi pipi Hyunsuk.

"SAYA TAU KEJADIAN MALAM ITU DI CLUB!" Jennie berteriak kencang di hadapan Hyunsuk yang sudah terbaring memegang kedua luka tersebut.

Hyunsuk tidak tau dimana Mashiho, yang dia tau Mashiho berlari ke arah toilet setelah itu dia sibuk menggotong Jihoon keluar dari area club.

"H-hyun engkhh gata-gatau" sakit semakin menjalar di tubuh Hyunsuk, darah sudah menembus telapak tangan yang sedari tadi menahan luka yang menganga.

Jennie menangis "DIMANA ANAK SAYA CHOI HYUNSUK!" Teriakan Jennie bersahutan dengan dadanya yang semakin sesak.

Belum sempat menjawab Jennie menggores lengan Hyunsuk dengan pisau membuat ukiran abstrak.

Hyunsuk tidak kuat untuk berteriak atau memohon ampunan dari Jennie, dadanya sesak dan melihat papa Mino dan mama Lisa tersenyum padanya di amabang pintu.

"J-jihoon, terimakasih" Hyunsuk menutup mata dengan senyum terukir di wajahnya.

"HYUNSUK! BANGUN! JAWAB SAYA! DIMANA MASHIHO! CHOI HYUNSUK!" Jennie berlutut sambil menggoyangkan badan Hyunsuk yang hampir mendingin.















TBC

Can I be happy? [HOONSUK] // HIATUS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang