16

896 58 5
                                    


"engh..." mata cantik itu mengerjap pelan berusaha untuk terbuka lebar.

Berada di pelukan seseorang yang berhasil mengerti akan isi hatinya membuat pemuda ini jatuh hati pada awal pertemuan mereka.

"eh udah bangun aja" pemuda itu semakin mengeratkan pelukannya.

"aku ga mau pulang"

"harus, nanti aku anter ya. Kasian mama kamu khawatir.

"aku pengen jauh dari mereka. Aku punya kamu, aku mau kamu, dan aku ga butuh siapa-siapa lagi."

"okeoke, tapi aku harus izin dulu sama mama kamu biar kamu bisa tinggal di apart aku yaa!"

Pemuda yang berada di pelukannya mengangguk senang.

"jangan pernah ninggalin aku kak"

"haha iya beib" sahutnya.

Malam di mana Mashiho bertemu dengan pemuda yang sama sekali tidak ia kenali. Berusaha membuat Mashiho membuka semua lukanya agar nanti tidak akan menjadi beban lagi untuk dirinya sendiri.

Kembali ke malam yang membuat Mashiho sangat teramat sakit hati, dimana dia tidak berhasil mendapatkan Jihoon. Pemuda itu bertemu seseorang yang memaksanya menerima bantuan untuk dirinya.

"mau aku bantu?"

"eng-gak" isak Mashiho.

Pemuda tinggi itu menggeser duduknya mendekat ke arah Mashiho, memeluk tubuh yang sejak tadi bergetar karena menangis.

Taman malam ini menjadi saksi bisu keseriusan pemuda tadi pada Mashiho. Jujur, Mashiho bingung kenapa tiba-tiba pemuda ini terasa tak asing baginya.

"gimana cara kamu membantuku?" tanya Mashiho.

"tidak susah sebenernya, kamu cuma harus bercerita setiap keluh kesah yang selama ini kamu tahan, gak peduli berapa lama, kalo sampe pagi pun aku bakal tetap dengerin kamu."

Malam itu Mashiho bercerita semua tentang kisah hidupnya pada pemuda yang baru saja ia temui. Dari seorang anak kecil yang sangat ingin tau siapa ayahnya, yang menginginkan keluarga utuh, dan juga tentang kebiasaan buruknya yang terjadi akibat trauma masa kecilnya melihat sang mama dengan banyak pria, tentang ia yang memiliki seorang ayah tiri dan akhirnya juga memiliki kakak.

"kakak?" tanya pemuda itu.

Mashiho mengangguk "kakak tiri. Aku dari kecil gak suka kalo dia dapat perhatian lebih dari orang-orang termasuk papa. Kadang aku bohong ke papa kalo kakak jahatin aku, biar papa ga suka sama kakak dan mama dukung aku :("

"kamu tau itu perlakuan yang ga adil kan?"

"iya, tapi aku ingin semua kebahagiaan cuma milik aku"

Pemuda itu masih mendengarkan "aku jatuh cinta sama pacarnya. Tapi aku rasa bukan, aku cuma mau perhatian kak Jihoon." sambung Mashiho.

"oke, sekarang kamu lupain semua sakit kamu. Mulai sekarang kamu punya aku, Mashi."

Mashiho terkejut, menjauhkan badannya dari pelukan pemuda itu.

"Mashi?" tanyanya.

"kenapa? Ngerasa ga asing ya?"

Mashiho mengangguk "Udah berapa lama ga jumpa sih? Eum.. semenjak aku pindah ke Swiss ya? Sekitaran 7 tahun yang lalukan?"

"Swiss? HAH?!" Mashiho melepas sepenuhnya pelukan mereka.





[Can i be happy?]





Jihoon berlari kencang di lorong rumah sakit, tak peduli seberapa banyak orang yang ia tabrak. Yang di pikirannya hanya Hyunsuk.

Can I be happy? [HOONSUK] // HIATUS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang