23

834 56 6
                                    

Jihoon akhirnya mengantar Hyunsuk pulang. Jihoon sebenernya ingin menemani Hyunsuk dan menginap, namun Hyunsuk bilang dirinya baik-baik saja.

"Jihoon hati-hati ya di jalan, jangan ngebut."

"Iya sayang, kamu abis ini mandi langsung tidur ya, jangan begadang besok masih ujian." ujar Jihoon.

Jihoon melajukan motornya menjauh dari rumah Hyunsuk.

Namun berbeda dengan Hyunsuk, ia tak masuk kedalam rumah dan pergi menuju halaman komplek di sana.

Duduk sendirian di taman tidak ada orang yang berlalu lalang. Hyunsuk menangis dalam diam mengingat mama tirinya yang ia maafkan kemarin lah yang membuat papanya meregang nyawa.

Hyunsuk sangat terpukul dan Hyunsuk tidak ingin memberitahu pada Jihoon tentang ini. Sebab dia tak ingin Jihoon dan yang lain kembali repot dengan masalah yang sedang di hadapi Hyunsuk.

Hyunsuk menangis sejadi-jadinya. Dadanya sesak dan perlahan memukul dadanya agar sesaknya hilang. Namun nyeri di dadanya tak kunjung reda, bahkan tangisnya belum reda.

Jaehyuk yang kebetulan lewat langsung menghampiri Hyunsuk yang sedang tidak baik-baik saja. Jaehyuk baru pulang dari mengantar Asahi, kebetulan rumah Asahi searah dengan Hyunsuk.

"Hyunsuk? Lo kenapa? Hei udah jangan di pukul terus dadanya." Jaehyuk mencoba menahan kedua tangan Hyunsuk.

Hyunsuk tetap memberontak agar tangannya lepas dari genggaman Jaehyuk. Namun dengan cepat Jaehyuk duduk di samping Hyunsuk dan memeluk tubuh yang bergetar itu.

"Kenapa? Tenang dulu ya." Jaehyuk mengusap pelan punggung Hyunsuk.

"Lo bisa cerita ke gue suk kalo lo gamau buat yang lain khawatir." Jaehyuk masih memeluk Hyunsuk, namun Hyunsuk sudah sedikit tenang.

"Jae, maaf." Hyunsuk melepas pelukan Jaehyuk.

"Gapapa, gue tau lo rapuh." Jaehyuk kembali memeluk Hyunsuk.

Setelah beberapa menit Hyunsuk sudah tenang dan keduanya duduk bersandar pada kursi taman.

"Jae, gue mau lo janji jangan kasih tau siapa-siapa tentang ini." Hyunsuk menatap Jaehyuk yang berada di sampingnya.

"Gue janji. Lo bisa cerita apapun ke gue suk, gue sedia bantuin lo asal lo ga kaya gini. Kalo perlu lo bisa datang kapan aja kerumah sakit bokap gue semisal lo ngerasa lagi ga baik-baik aja. Atau ke psikiater yang di sebelah rumah sakit papa gue. Btw itu juga masih termasuk punya papa sih."

Hyunsuk menatap Jaehyuk dalam.

"Lu pamer sama gue ya?" ketus Hyunsuk.

Jaehyuk terkekeh "bukan, sedikit informasi aja sih."

Hyunsuk tersenyum dan akhirnya Hyunsuk menceritakan bagaimana ia tau tentang Jennie yang merencanakan kematian papanya.

"Jae, selama gue di rumah sakit emang mama gue ada biayain perawatan gue ya?" tanya Hyunsuk.

"Enggak, bahkan enggak sama sekali suk. Jenguk lo aja enggak, dia cuma datang sekali waktu lo baru di larikan kerumah sakit."

"Gue gatau harus apa Jae. Gue mau bawa ini ke ranah hukum, tapi gue kasian sama Cio."

"Di saat kaya gini lo masih mikirin orang suk? Lo ga inget sejahat apa mereka sama elo?" ketus Jaehyuk.

"Gue bingung Jae. Gue gatau harus apa, gue ga bisa ngeliat wajah wanita itu untuk saat ini. Rasanya sakit banget. Padahal papa waktu itu tetep percaya sama dia di banding gue anaknya. Tapi dia tega buat papa sampai kehilangan nyawa."

Can I be happy? [HOONSUK] // HIATUS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang