Part 15

35 13 5
                                    

Sorakan siswa laki-laki untuk menyemangati tim perempuan meramaikan gor basket SMA Rajawali. Beberapa dari mereka sempat dibuat melongo dengan aksi Mezza yang amat gesit. Gadis itu mencekat skor terbanyak dalam tim yang dipimpin oleh Starla.

"Gila, tubuhnya kecil, anaknya culun, tapi jago juga ya main basket!" heboh Revaz.

"Darimana aja lo, Vaz. Sejak pertama kali masuk, Mezza paling ahli di pelajaran olahraga dari siswi lain. Gue aja sempat heran." Ozan menyahuti.

"Emang sih, gue juga kagak pernah ngelihatin tuh cewek, males, udik kayak gitu. Gue kan cuma kesel ngelihat timnya Nesa kalah telak!" gerutu Revaz.

Adrian melirik Revaz sinis. Sensitif dengan kata udik yang digambarkan pada sosok Mezza.

"Rebut La, bolanya! Maju terus!!" teriak Adrian

Seketika ketiga temannya menoleh ke arah Adrian syirik. Karna di antara mereka yang masih jomblo, ada temannya yang tidak mau setia kawan. Meskipun Adrian dan Starla tidak pernah mengatakan bahwa mereka pacaran, tapi kedekatan mereka sudah selayaknya sepasang kekasih. Adrian jadi tidak terkesan menjomblo. Apalagi Starla adalah sosok model terkenal, akan membuat Adrian beruntung kalau benar mereka pacaran.

"Semangat Nesa. Bang Revaz selalu ada untukmu!" Revaz ikut-ikutan menyemangati Nesa yang menanggapinya dengan senyum geli.

Ozan menghela napas atas kegilaan temannya yang duduk bersila di samping kanannya. Cowok genit dan blak-blakkan seperti Revaz hampir membuatnya ketularan sinting.

"Menurut kalian, selain orang yang kalian suka, siapa yang paling cantik di kelas kita?" Ozan membuka topik berisi pertanyaan.

"Kecuali dedek Nesa yang tercinta, gue pilih Citra," balas Revaz langsung menemukan jawabannya.

Ozan memukul pundak Revaz. "Kita sama, Bro! Gue pikir Citra tuh anaknya manis, wajahnya agak² bule Jepang gitu ya kan? Pantes jadi anggotanya JKT 48," opini Ozan.

Baik Ozan dan Revaz sangat antusias dengan pembahasan itu. Tidak untuk Kafi yang hanya geleng-geleng kepala. Dia paling anti bahas cewek. Sedangkan Adrian lebih sibuk dengan pikirannya sendiri. Padahal dia juga biasanya sama semangatnya dengan Ozan dan Revaz.

"Kalo lo, Yan?" tanya Revaz.

"Emang siapa yang gue suka?" tampik Adrian tapi pandangannya mengarah pada sosok Mezza yang tengah menguasai bola. Bahkan teman-temannya tidak ada yang sadar tentang sesuatu yang tengah dia perhatikan sejak tadi.

"Cih! Pakek nanya lagi. Jelas Starla lah! Sape lagi!" tukas Ozan.

"Menurut gue, Lala Po lo tuh nggak cantik, Yan, tapi seksi." Revaz mempergakan tangannya sesuai lekuk tubuh seksi yang dia bayangkan.

Adrian pun menepis tangan Revaz. "Berhenti bilang Starla seksi."

"Dia kan model, pasti Lala Po lo tuh sangat menjaga pola makan dan gaya hidupnya. Lo harus banyak-banyak kasih perhatian ke dia," celoteh Revaz.

Adrian mendengus. "Bukan urusan lo, Vaz!" Perkataannya membungkam mulut Revaz yang tidak bisa diam.

"Marah lagi," gumam Revaz. Marahnya Adrian lebih serem soalnya meski punya tampang kalem.

"Kafi, Fi, gimana menurut lo?" Ozan langsung mengalihkan pertanyaan itu kepada Kafi. Melihat wajah Adrian yang sedang tidak bersahabat. Sepertinya cowok itu sedang ada masalah.

"Apanya?" tanya Kafi balik dengan ekspresi plosnya.

"Siapa cewek yang paling cantik?"

"Emak gue," balasnya langsung.

MEZZALUNA [TERBIT]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang