"APA-APAAN INI!!!"
Suara bentakkan itu membuat Mezza berhenti membuka pintu keluar rumah. Dia balik putar menuju ruang tengah. Di sana Brama berkali-kali mengusap mukanya yang frustasi. Sementara Lucy, setelah membaca sebuah koran yang disodorkan Brama, dia langsung menyalakan televisi.
Anak bungsu yang selama ini disembunyikan oleh keluarga Luciana Films ternyata dulunya adalah mantan perundung yang menyebabkan seorang siswi SMP bunuh diri secara tragis.
Langkah Mezza mundur hingga menabrak vas bunga. Kedua orang tuanya menoleh, melihatnya masih berdiri di sana. Lucy berusaha menghampiri Mezza. "Sayang, kamu tenang aja ya? Mama sama papa akan usut berita bohong ini secepatnya?" ucap Lucy meyakinkan Mezza.
Mezza makin mundur dan berlari cepat keluar rumah sebelum Lucy sempat menggapainya. Kedua orang tuanya hanya membiarkan Mezza pergi.
"Kita harus cepat-cepat mengkonfirmasi berita ini," ajak Brama memegang tangan Lucy yang hanya menangis pilu melihat anaknya disalahkan oleh dunia sampai sejauh ini setelah dia menerima Luna-nya kembali.
🍂🍂🍂
Kepalan tangan Mezza makin mengeras sepanjang koridor menuju kelasnya. Koran yang pagi ini sampai di rumahnya. Berita acara televisi yang didengarnya beberapa kali hingga membuat siapa pun yang melintas menatapnya hina. Apalagi teman sekelasnya langsung menyambut tatapan rendah padanya ketika Mezza datang. Namun pendengaran Mezza mulai tuli. Ia abaikan semua perkataan yang tak enak didengar. Ia menatap lurus, langkahnya menghampiri satu siswi yang tawanya paling keras.Secepat kilat, Mezza langsung membungkam semua suara tawa di kelasnya. Mezza dengan beraninya mendaratkan tamparannya pada Nesa. Semua siswa pun berhasil dibuat melongo.
"Apaan sih lo? Datang-datang langsung nampar gue?" kesal Nesa mendorong Mezza berulangkali. Nyatanya dorongan Nesa yang ketiga mampun dihentikan Mezza. Cengkraman kuat pada lengan Nesa membuat cewek itu meringis sakit. Tidak ada yang menolongnya. Bahkan teman se-geng-nya. Semua sudah dibuat heran dengan sikap Mezza yang mendadak menjadi serigala.
"Gue yakin, lo kan yang udah minta paman lo nulis berita itu?" gertak Mezza.
Tenaga Nesa rupanya kalah untuk melepaskan lengannya dari cengkraman Mezza. "Lo pikir Cuma paman gue aja yang wartawan di dunia ini? Kenapa harus nyalahin paman gue yang udah bekerja keras untuk ngidupin ponakannya yang udah yatim-piatu. Mentang-mentang orang kaya, lo bebas menghina orang miskin!" Nesa berusaha memutar-balikkan fakta. Berniat ingin memojokkan Mezza yang sudah ditatap dingin oleh seluruh teman sekelas.
Revaz turun tangan melepaskan lengan Nesa dari ikatan tangan Mezza. "Apa nggak ada rasa bersalah sama sekali di diri lo? Malah nyalahin orang lain atas masalah lo sendiri!" bela Revaz di pihak Nesa. Nesa kini tersenyum meski tidak ada rasa suka terhadap Revaz. Setidaknya dia suka melihat Mezza terus disalahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEZZALUNA [TERBIT]✔
Teen Fiction{Cerita ini sudah terbit di Teori Kata Publishing. Bonus Chapter versi novel cetak) ••••••• *Cerita ini tentang anak-anak yang beranjak remaja, yang merasa kehilangan tempat untuk pulang, juga sebagian dari mereka yang sedang mencari jatih diri. Cer...