Malam itu, Soobin terjatuh di kamar mandi.
Kecerobohannya membuat jantung Hoseok hampir hilang dari tempatnya sebab remaja itu kesakitan setengah mati, Hoseok yang panik bergegas memanggil dokter, mengabaikan rasa sakit di tubuhnya sendiri usai tersiksa kala melindungi Soobin tempo hari.
Menjaga keturunan Yoongi bukanlah tugas Hoseok, dirinya terlalu tidak tegaan untuk menonton rasa sakit orang lain, tidak tahan untuk menyiksa. Maka sudah jelas diputuskan dari awal; kalau Hoseok satu - satunya anak buah Yoongi yang tidak mampu berkelahi, namun punya otak yang sangat tinggi nilainya.
Jung Hoseok, direktur operasional yang sedang mondar - mandir dengan gawai di telinga itu tampak mendongak. Meringis tatkala sebagian piyama putih Soobin berubah menjadi merah.
"Kenapa turun?" Hoseok menghampiri Soobin yang sedang menuruni tangga, "banyak bergerak membuat lukamu semakin besar, kemari!" pintanya, menarik Soobin untuk menuruni tangga perlahan.
"Tidak. Sekarang rasanya sudah tidak terlalu sakit," balas Soobin. Duduk di sofa sembari menekan bahunya keras.
Hoseok berdecak. "Tidak boleh ditekan," katanya. Menyingkirkan lengan kanan Soobin itu dari bahu kiri, terus mengetuk layar ponsel, lantas berdecak mendapati panggilannya tak kunjung dijawab.
"Dadamu sakit?"Soobin mengangguk, "Sedikit."
"Soobin hyung!!"
Yang dipanggil tersentak bukan main, parasnya menoleh ke arah pintu, mendapati Hueningkai berlari cepat ke arahnya dengan napas tersengal-sengal."Aku memanggilnya," ujar Hoseok, mempersilahkan Hueningkai yang membawa beberapa perban dan obat - obatan duduk di samping Soobin.
"Direktur? Kau memanggilnya tanpa memeriksa, rumahku selalu diintai, bagaimana jika---"
"Tidak apa-apa, hyung. Aku diantar Taehyun."
Hueningkai tersenyum sekilas, tangannya sibuk mengobati bahu Soobin untuk menghentikan derasnya darah yang terbuang.
"Lukanya besar, ayah. Aku tidak bisa menutupnya, bahkan mungkin ada keretakan tulang. Hyung tidak boleh banyak bergerak."Beberapa saat kemudian, Taehyun masuk diikuti Yoongi yang panik. Di belakang Yoongi ada Namjoon dan Jimin, beserta dokter yang dipanggil Hoseok sebelumnya.
Hueningkai enyah, membungkukkan setengah badannya pada Yoongi dan komplotannya."Wahh, ada Jimin hyung---" Soobin mematung, "si dungu itu kenapa masuk rumahku?" tanyanya, menatap tajam ke arah Yeonjun yang baru saja masuk dan berdiri di pojok ruangan.
Remaja yang dimaksud tampak merengut, membalas tatapan tajam Soobin dengan menatapnya kembali. "Aku menyesal menyelamatkanmu," katanya. Keluar dari ruangan sembari membawa barang - barangnya yang setengah hangus.
"Tidak boleh seperti itu," ujar Jimin. Mendekat pada Soobin, mengelus puncak kepala putra Yoongi itu sembari tersenyum.
"Memangnya kenapa? Aku hanya bertanya kok," balasnya. Menatap Jimin dengan tatapan kurang mengerti.
"Ayahmu sepertinya pandai merendahkan manusia, ya?" gumam Jimin yang langsung ditanggapi batuk kecil oleh Yoongi.
Soobin terdiam sesaat, kemudian pandangannya mendongak, meninggalkan ruang tamu rumahnya untuk menyusul Yeonjun yang mungkin masih ada di halaman rumahnya.
Langkahnya terhuyung, menyusuri teras tak peduli darah terus menetes. Bahkan mulai lemas tanpa disadari. Netranya terus menoleh kanan kiri, sesekali bibirnya mengerut kala tak mendapati sosok yang dicarinya.
"Kau baik - baik saja?" tanya seseorang. Soobin menoleh, mengulas senyum lega saat melihat Yeonjun berdiri bingung di depannya.
Tapi, pandangannya mulai samar.
![](https://img.wattpad.com/cover/255882769-288-k34044.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
New Mommy For My Son || Yoonmin[END✓]
ФанфикMin Yoongi adalah seorang pengusaha, dan Park Jimin adalah seorang polisi. Keduanya sama-sama punya cerita; Min Yoongi yang seorang duda, lalu Park Jimin yang hampir kehilangan pekerjaannya. Bagaimana keduanya bisa bertemu? Kebetulan? Oh, bukan. Sli...