04

835 71 4
                                    

Min Yoongi, pria berusia 40 lebih itu terdiam. Beradu tatap dengan Choi Yeonjun, remaja yang baru saja menyelamatkan anaknya menggunakan tongkat bisbol yang ia lemparkan pada Beomgyu si pengusaha muda.

Entah apa yang harus Yoongi lakukan, menerima telpon Taehyung secara blak - blakan, atau menunggu bocah bernama Yeonjun itu untuk menyingkir dan pergi.

Soobin menoleh pada sang ayah tatkala mendengar helaan napas, detak jantungnya masih mengalami aritmia. Rasa sesak di dada pun belum hilang rasanya. Mendapati Soobin menatapnya, Yoongi mendongak. Tersenyum sembari mengusap lembut bahu sang anak, pandangannya itu beralih pada sosok Yeonjun yang sedang mengoleskan salep di dahi Soobin.

"Apa lihat - lihat?" tanya Yeonjun pada Yoongi, "aku sudah biasa menemukan manusia yang sedang dikejar manusia lain untuk dijual. Tenang saja, bawa saja anakmu ini ke psikolog dan obati traumanya kalau perlu." Dia bangkit, memasukan kembali salep miliknya ke dalam saku. Lantas menyeka dagu yang sedikit lecet, kemudian meringis.

Beradu tatap dengan Soobin membuat Yeonjun mengerutkan dahi. Yoongi yang melihatnya lantas menyeret Yeonjun menjauh, ingin bicara berdua di pojokan.

Soobin terkejut, tatkala melihat ayahnya itu menodongkan senjata apinya tepat ke kening Yeonjun. Sedangkan remaja yang sedang diancamnya itu tampak memejamkan mata.

"Mati saj---"

"Jangan...," sela Soobin dengan napas tersengal-sengal, bangkit dari duduknya untuk menghampiri kedua pria tersebut. "Tidak boleh membunuh dia. Dia sudah menyelamatkan aku."

"Tapi dia tau bahwa kita terlibat dalam bisnis ini, Choi Soobin." Yoongi menampik, bersiap - siap menarik pelatuk senjatanya, "jika dibiarkan hidup. Kita bisa hancur."

"M-maka t-tembak aku dulu." Soobin maju, menyingkirkan senjata Yoongi dari hadapan Yeonjun dan mengarahkan senjata milik ayahnya itu pada diri sendiri.

Yeonjun membuka pelupuk matanya, sontak terbelalak melihat senjata api yang sebelumnya mengarah pada dirinya, kini pada Soobin yang keadaannya setengah sadar.

"Apa - apaan kau ini."

"Aku tidak mau ayah berdosa karena membunuh orang lain. Dan kau," Soobin menoleh tajam ke arah Yeonjun, "s-siapa namamu?"

"Choi Yeonjun."

Soobin mengangguk - angguk. Kembali menatap Yoongi dengan tajam. Sedang Yoongi mengerut heran, masalahnya, sudah biasa baginya untuk membunuh siapapun yang mengetahui rahasianya. Tanpa terkecuali.

Melihat raut Soobin semakin merengut dan memerah, Yoongi jadi gagu sendiri. Takut kalau Soobin sewaktu - waktu dendam padanya, kemudian pergi, atau lainnya yang membuat Yoongi menyesal nantinya. Tidak, Yoongi sudah mati - matian menerima kematian sang istri, tidak untuk Soobin.

Yoongi menurunkan senjatanya, menggaruk tengkuk, kemudian berdecak. Mengibaskan tangan membubarkan kawanannya untuk putar balik. Soobin mengikuti.

"Padahal, biarkan saja aku mati." Kekehan Yeonjun di belakang sana membuat Soobin memperhatikan orang itu dari balik bahunya, "apa pedulimu itu," sambungnya. Menyalakan sebatang kretek kemudian mengepulkan asapnya diatas paras.

Dih. Soobin memutar badan, berkacak pinggang lantas kembali mendekat.
"Heh, dungu. Aku tidak peduli pada anak goblok sepertimu ya! Hanya saja aku tidak mau tertimpa dosa ayahku sendiri," jelasnya sambil sesekali mengarahkan telunjuknya ke arah hidung Yeonjun.

Soobin terbatuk - batuk. Selain dari asap rokok Yeonjun, sebelumnya dia juga berlari.
"Ya sudah. Sana pergi. Pria manis memang sering sekali buang - buang waktu."

"Dih. Memangnya siapa juga yang mau buang waktu sampahmu itu."

Melihat sang anak datang dengan langkah kasar serta menggerutu, Yoongi mengurungkan niatnya membuka pintu mobil. Lebih memilih memutar badan dan menatap sang anak dengan serius.
"Ada apa?"

New Mommy For My Son || Yoonmin[END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang