08

428 44 5
                                    

Setelah menyelesaikan tugas yang tidak seberapa, Jimin pergi ke kamar mandi. Menghilangkan sisa darah dari tangannya, kemudian memandang refleksi diri di cermin.

Dia menyeringai. "Mana dulu yang harus ku habisi?" katanya, melepaskan balutan kemeja milik Taehyung yang sebelumnya menyamarkan luka - luka di punggung.

Luka. Jimin punya banyak. Memar, bekas, hingga paling besar adalah mahakarya indah sang ayah.
Bekas jahitan yang mungkin saja akan disamakan dengan tato tulang ikan.

Pintu kamar mandi Soobin terbuka, sontak Jimin menoleh, memperhatikan Soobin yang menoleh padanya dari atas ranjang sesaat usai Hoseok membuka pintu. Pandangannya beralih pada Yoongi, pria itu juga sedang memandanginya.

Ada perbedaan,

Soobin yang menatap Jimin sopan,

Sedang Yoongi memandangnya seakan penuh dendam.

"Wahh, lukamu banyak sekali," ungkap Hoseok, berjalan ke belakang Jimin sambil melihat - lihat bekas luka yang dimiliki pria asing tersebut. Dia tampak mengelus dagu, menyentuh sedikit bekas luka paling besar, "seperti lukisan tulang ikan, ini pasti sakit sekali," lanjutnya. Mengelus - elus bekas luka Jimin, kemudian tersenyum.
"Tidak apa - apa, kau hebat. Hebaaatt sekali," gumam Hoseok sebelum pergi.

Dia pandang sosok yang tersenyum sendu, dirinya sendiri. Lalu kembali mengenakan kemejanya sebelum keluar dari kamar mandi mengikuti langkah Hoseok, jam di tangannya kembali bergetar, memperlihatkan pesan yang terus masuk tanpa Jimin ijinkan.

Detektif Park, kami di depan.

Dalam batinnya, Jimin mengulangi.

"Jimin hyung trauma darah, ya?" tanya Soobin yang sedang diobati. Dia lebih baik dari sebelumnya.

"Tidak," tampik Jimin sambil keluar dari kamar mandi. Menyamarkan jam tangannya dibalik kemeja, mengingat benda itu satu-satunya yang bisa dia pertahankan sebab awalnya masuk celana dalam. "Aku mau pulang, ya?"

Soobin menatap Yoongi yang sedang memandangi Jimin, bibirnya tampak berkedut kebingungan, tangannya terlipat ke belakang. Seokjin juga sama, mempusatkan telinganya menunggu jawaban.

"Pulang kemana?"

"Bosku. Katanya setelah---"

"Tidak," sergah Soobin. Bangkit dari duduknya seraya menatap tajam ke arah Yoongi dan Jimin bergantian, "Menginaplah di sini malam ini, ya?"

Terdengar helaan napas dari Yoongi, namun pria itu tampak tenang. Menantikan jawaban Jimin supaya tidak menolak,

Yoongi tidak suka ditolak.

"Tidak. Aku harus pulang," balas Jimin. Mengacak rambut Soobin sampai anak itu geleng - geleng kepala untuk kembali merapikan surainya.

"Aku ikut kalau begitu." Soobin berdiri dari tempat tidurnya, diikuti Yeonjun yang sontak ikut berdiri setelah dia kedapatan duduk di lantai samping ranjang.

Anak ini merepotkan. Jimin membatin.
"Akan ku ubah margamu menjadi Min," ujar Yoongi. Memandang tajam ke arah Soobin setelah sebelumnya mengawasi Jimin.

Dari balik badan Hoseok, terdengar kekehan kecil yang membuat Soobin menoleh kesal. Yeonjun di sana, mengangkat kepala lalu diam setelah netranya mendapati paras Soobin yang tanpa senyuman.

"Ternyata kau pindah ke sana karena mau menertawakanku?" tanyanya. Berjalan pincang ke arah Yeonjun sambil membawa sendok yang dia temukan di atas nakas.

"Soobin duduk saja di tempatmu," tukas Yoongi. Membuat Soobin melemparkan sendok ke arah orang yang didendaminya itu dengan penuh tenaga, kendati akhirnya juga tidak kena.

New Mommy For My Son || Yoonmin[END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang