17

257 29 2
                                    

Ruangan yang sangat apik, bersih tanpa debu ini adalah satu-satunya ruang rapat paling bagus di perusahaan Yoongi.
Banyak yang ingin bekerjasama dengan Yoongi, beberapa bahkan membawa anak. Katanya; barangkali Yoongi mau menjodohkan anak bujangnya dengan anak gadis mereka.

Alasannya tak banyak, hanya untuk merebut kekuasaan yang selama ini dipimpin oleh Yoongi. Atau, mengambil foto selfie guna diposting pada akun media sosial masing-masing.

Tak jarang wanita - wanita yang kerjanya sebagai asisten, sekretaris dan sebagainya, memotret tempat Yoongi ini hanya untuk mengaku-ngaku kalau dialah pemiliknya.

Percuma saja, mereka yang mengaku-ngaku pada akhirnya diam tertampar fakta.
Jadi, bukan tingkat Yoongi jika harus menegur wanita-wanita murahan itu.

Begitulah isi ruangan ini; Yoongi dengan klien-kliennya yang tak lupa bawa anak. Rela libur sekolah sehari, menyangka Soobin akan dibawa ke sini.

"Bagaimana jika kita buat proyeknya atas nama bersama?" ujar salah seorang rekan kerja Yoongi.

Menanggapi hal itu, Kim Namjoon terkekeh dalam diamnya.

"Perjanjian kami memang seperti itu, Pak. Barangkali dokumennya mau dibaca lagi?" Hoseok bangkit dari duduknya, menyodorkan beberapa lembar kertas berisi hal - hal penting yang sebelumnya dia kerjakan bersama Namjoon.

Yoongi benar-benar tak suka rapat seperti ini. Dibandingkan pertemuannya dengan Choi Dongwook nanti, Yoongi menilai ini tak ada apa-apanya.

Direktur-direkturnya mengerjakan tugas dengan baik, Yoongi tahu karena dia hanya menonton. Sisanya, dia tatapi masing-masing anak gadis yang dibawa oleh klien-kliennya.

Remaja seumuran Soobin, memakai rok setengah paha, dada dibiarkan setengahnya terlihat. Yoongi telan saliva, namun pandangannya malah memberikan dia halusinasi tak masuk akal; kalau-kalau yang sedang duduk berbalut dress seksi itu adalah Park Jimin.

Sontak Yoongi mengusap wajahnya kasar, perasannya yang berkecamuk sedari pagi tak kunjung hilang sekalipun sudah menyelesaikan beberapa pekerjaan. Memikirkan kemauan Soobin yang ingin dia coba dekati Jimin, Yoongi tak bisa lupakan itu.

Ditambah Soobin yang dipukuli, riwayat medis, obat-obatan ...

"Aku akan pergi. Berikan aku informasi berapa uang yang kau butuhkan nanti, sampai ketemu lagi lainkali." Yoongi berujar sebelum melenggang pergi. Rekan-rekan kerjanya dalam ruangan menyayangkan hal tersebut, mengingat Yoongi ini jarang sekali ada di perusahaannya.
Dan yang membuat mereka, rekan Yoongi, tak habis pikir adalah Yoongi yang lebih memilih jalang ketimbang anak mereka.

"Apakah kau tidak mau jalan denganku sebentar?" kata salah seorang gadis.

Tentu saja Yoongi berhenti, menatap sosok gadis itu dari balik bahu, kemudian menyeringai di ambang pintu. "Tak ada waktu. Lagipula, aku kurang minat menjadikanmu sebagai menantuku. Apalagi... istriku," Yoongi terkekeh, "bahkan baris kosong dalam catatan pribadiku tak bisa diisi oleh namamu."

Sosok punggung pria itu akhirnya hilang setelah meninggalkan ambang pintu, menciptakan desahan murung dari gadis-gadis dalam ruangan.

.

Diperjalanan menuju keluar dari gedung perusahaan miliknya, Yoongi sudah memikirkan mau makan apa kali ini. Minumnya juga, kopi atau teh dia jadi mendadak lupa. Apalagi, rasanya ingin marah-marah tatkala Jimin tak tampak di depan pintu ruangannya, anak itu memang; sejak kapan bisa diandalkan.

Kendati baru mengenalnya, Yoongi sudah bisa tebak kalau Jimin itu pria biadab yang tak diajarkan sopan santun apalagi bertanggung jawab. Perawakannya saja sudah bisa Yoongi tebak; dia nakal.

New Mommy For My Son || Yoonmin[END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang