Lisa sedang melakukan presentasi bersama kelompok di depan kelas. Public speaking nya bagus dan lancar hingga dia dipercaya sebagai ketua di dalam kelompok serta mendapatkan bagian materi paling banyak. Bukannya terbebani Lisa justru menikmati. Semakin banyak materinya maka semakin tinggi nilainya.
Konsentrasinya sedikit terganggu ketika ponsel di saku celananya terus berdering. Lisa mengabaikannya meski tau mahasiswa lain akan terganggu. Setelah presentasinya selesai, kelas dibubarkan. Lisa mengecek hp nya yang dipenuhi 50 panggilan dari Limario.
"Yeoboseyo?" Ucap Limario disambungan telepon.
"Daddy bisa gak sih gak gangguin aku. Aku sedang di kelas!" Lisa mengeraskan suaranya menandakan betapa kesalnya dia.
"Daddy cuma mau mastiin kamu baik-baik saja"
"Tapi gak setiap detik juga. Daddy gak punya kerjaan apa ngurusin aku mulu" sejujurnya Lisa lelah oleh perhatian yang Limario berikan semenjak tinggal di Amerika.
Ayahnya itu bertingkah layaknya ayah yang baik. Dulu ketika dia membutuhkan figurnya, Limario tidak peduli. Lisa sudah muak berharap diperhatikan.
Tidak ada jawaban dari Limario membuat Lisa mematikan telepon. Kepalanya pusing terus diteror Limario.
.
.
Gak ada kerjaan yang bisa dikerjakan. Jennie bosan tiduran terus sedangkan dia orang pekerja keras. Semua pekerjaan telah dilakukan oleh maid. Mansion juga dijaga bodyguard. Ada dokter pribadi, koki pribadi dan sopir pribadi, semuanya lengkap.
Jennie merasa tinggal di istana. Rumah ini sangat besar untuknya. Jennie belum nyaman berada disini dengan fasilitas-fasilitas yang ada.
"Kalian masak apa?" Jennie menyambangi dapur. Dua koki bekerjasama membuat menu makan siang ini.
"Steak dan pasta nyonya" Jennie menunjukkan ekspresi aneh. Kedua makanan itu sangat familiar bagi orang kaya tapi tidak cocok untuknya.
Sebulan menjadi nyonya rumah, sekalipun masakan Korea tidak pernah dimasak di rumah ini. Jennie terpaksa menelan makanan luar negeri itu susah payah jika tidak mau kelaparan.
"Apa nyonya ingin makan sesuatu?" Pertanyaan dari koki itu membuyarkan lamunannya.
"Aku mau gamjatang"
"Baik akan kami buatkan" Jennie mengangguk-angguk saja. Pergi duduk di meja makan menunggu makanannya siap.
Di rumah hanya ada dia. Jisoo dan Rosè keluar sementara Taehyung memang jarang ada di rumah. Bisa dihitung jari berapa kali dia pulang dalam seminggu. Kalau pulang pun selalu dalam keadaan mabuk. Jennie beruntung Taehyung belum sempat menyentuhnya.
Usai makan Jennie berpapasan dengan bibi Joo, sang kepala maid.
"Bibi mau kemana?"
"Mau ke pasar nyonya belanja bulanan"
"Aku ikut ya" pinta Jennie daripada bosan. Bibi Joo tampak menimbang-nimbang permintaan Jennie namun tak ayal tetap menyetujui.
"Tunggu bentar ya aku mau ganti baju" ucap Jennie berlari ke kamarnya.
Di pasar Jennie membantu bibi Joo membawa barang belanjaan walaupun wanita setengah baya itu sudah menolak. Jennie terus mengekori bibi Joo tanpa meminta apapun. Persis seperti anak yang menemani ibunya belanja.
"Nyonya tidak mau membeli apapun?" Bibi Joo buka suara saat mereka beralih tempat ke mall. Sudah banyak toko-toko pakaian, tas dan emas mereka lewati tetapi Jennie tetap diam berbeda dengan Chaesoo yang memborong semua barang yang mereka lihat.
Jennie menggaruk lehernya dan tersenyum canggung.
"Ngga Bi, gak punya uang aku"
"Loh, apa nyonya gak dikasih uang sama tuan" dengan polosnya Jennie menggeleng.
"Aku dia nikahin cuma buat melahirkan anak Bi bukan lebih, jadi aku mengerti" ucap Jennie membuat Bibi Joo iba.
"Apa masih ada yang kurang Bi?" Jennie mengalihkan pembicaraan.
"Udah semua nyonya" Jennie tersenyum penuh arti dan itu membuat Bibi Joo curiga.
"Bibi punya uang lebih gak? Beli eskrim dulu yuk, hehe" cengirnya menampilkan barisan rapi gusi merahnya.
"Ada banyak nih, ayo" Jennie menggandeng tangan Bibi Joo ke tempat penjual eskrim. Sejauh ini cuma Jennie nyonya rumah yang mau menggandeng tangan maid.
"Bibi mau rasa apa?"
"Nyonya saja, Bibi sudah tua" tolak Bibi Joo.
"Ahjussi aku mau eskrim rasa coklatnya satu"
"Siap dek" jawab kang eskrim.
"Unnie, aku duluan tiba ya" seorang gadis melayangkan protes karena menganggap Jennie menyerobot antrian.
"Eoh lalu apa hubungannya, aku disini juga mengantri" gadis itu berdecak sebal memalingkan muka.
Jennie menatap diam wajah gadis di sampingnya. Tiba-tiba dia teringat seseorang.
"Baby, kau pasti sudah sebesar dia kan sekarang. Mommy merindukanmu nak. maaf telah menjadi ibu terburuk untukmu" batin Jennie bergumam.
Setelah eskrimnya habis, mereka langsung pulang. Namun bola matanya tak sengaja menangkap sosok keluarganya sedang berada di toko tas branded.
"Bibi tunggu sebentar ya, aku mau menemui seseorang" bibi Joo mengangguk dan mencari tempat duduk sembari menunggu Jennie.
"Imo" orangnya menoleh dan terkejut menemukan Jennie disini.
"Kalian ngapain disini?"
"Oh itu kami sedang membelikan sepatu baru untuk Ahyeon. Sebentar lagi dia kan mau masuk kuliah" jawab Hye Kyo tenang.
"Kenapa harus disini, apa di desa tidak ada toko sepatu"
"Desa sama kota beda Jen. Kualitas disini bagus dan mewah"
"Bulan kemaren kan udah ku kirimin sepatu" Hye Kyo menghela napas dan berpangku tangan menghadap keponakannya.
"Sepatu kamu itu murahan. Baru dipake aja udah robek dan lusuh"
"Lalu dimana kalian mendapatkan uang buat shopping" tanya Jennie curiga melihat banyaknya tentengan ditangan mereka.
"Dari Taehyung lah. Enak aja tuh dia gak ngasih kita uang setelah kita jual kamu ke dia" mata Jennie berkaca-kaca. Pemilihan kata jual itu sangatlah keterlaluan di telinganya. Apa dia barang murah yang bisa diperdagangkan. Jennie bahkan merasa tidak punya harga diri lagi.
"Jadi kalian sengaja menikahkan ku dengannya untuk mendapatkan hartanya"
"Eh, kamu itu seharusnya bersyukur kita besarkan. Jika tidak, mungkin sekarang gak tau nasib kamu gimana entah udah mati atau jadi gembel jalanan. Yang kamu lakuin selama ini belum cukup buat balas jasa kita" Jennie meredam emosinya. Mendongakkan kepala agar air matanya tidak terjatuh.
Tidak ingin memperpanjang masalah, Jennie pergi dari sana.
"Ayo Bi kita pulang, maaf udah buat Bibi menunggu" ucap Jennie memberikan senyuman.
"Gapapa nyonya, kajja"
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Mom ✓
FanfictionKesalahpahaman membentang derita. Kim Jennie terpaksa meninggalkan suaminya tepat setelah ia melahirkan sang anak. Ada alasan dan kisah kelam dibalik kepergian Jennie yang dia tutupi. Bagaimana kehidupan Lisa tanpa sosok ibu disampingnya sementara L...