35. Jangan Pergi

3.4K 283 22
                                    

"Kalian mau pulang?" Tanya Lim saat melihat ibu dan anak itu nampak bersiap-siap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalian mau pulang?" Tanya Lim saat melihat ibu dan anak itu nampak bersiap-siap.

"Nee" Jawab Jennie seadanya.

"Sebelum itu biar ku periksa dulu lukamu, berbaringlah di sofa" titah Limario pada Jennie layaknya pasien dan dokter.

"Aku udah gapapa Lim" tolak Jennie halus. Walau bagaimanapun Jennie risih disentuh pria yang bukan suaminya.

"Luka kamu itu infeksi Kim Jennie jadi menurut saja jika kamu mau cepat sembuh"

"Dasar pemaksa" decak Jennie merebahkan dirinya di sofa yang tadi Limario duduki.

Pria itu sudah memakai sarung tangan dan obat-obatan yang diperlukan. Pertama-tama baju Jennie sedikit ia naikkan ke atas kemudian membuka perbannya lalu membersihkan luka tersebut dengan alkohol.

"Sshh" Jennie meringis ketika cairan dingin itu membasuh lukanya.

"Jadi itu alasannya" gumam Limario spontan membuat Jennie menatapnya.

"Mwo?"

"Saat melahirkan Lisa kau tidak mau dioperasi"

"Jika bisa normal kenapa harus di operasi" jawab Jennie memutar matanya. Limario melirik Jennie sekilas dan setelahnya tertawa ringan.

"Jauhkan tanganmu, kau menghalangi penglihatanku" protes Lim. Jennie terus-terusan menutup perutnya yang tersingkap.

"Aku malu" cicitnya memalingkan muka.

"Buat apa malu. Aku sudah lihat lebih dari ini makanya tu anak ada" jawabnya enteng mendapat pukulan dari Jennie.

"Daddy mesum" sela Lisa bergidik ngeri di sampingnya.

"Dah selesai. Kalau dalam Minggu ini masih sakit segera ke rumah sakit. Takutnya tambah parah"

"Nee kamsahamnida" ucap Jennie bangun perlahan dari tidurnya.

"Mau ku antar?"

"Tidak usah. Aku bawa mobil sendiri" sela Lisa cepat. Matanya risih terus ditatap horor oleh Diana.

"Ayo Mom, pelan-pelan saja"

Setelah 3 hari menginap di mansion Yoon akhirnya Jenlisa bisa pulang ke apartemen pribadi. Suasana disana tidak cocok bagi mereka. Tinggal berdua memang sepi namun hangat.

Dan selama beberapa bulan ini juga Jennie merasa hidupnya tenang sebab si pengganggu yakni bibi Song telah meninggal bersama keluarganya karena kecelakaan tepat dihari Jennie melahirkan.

Proses pemakaman diurus oleh anak buah Lisa atas perintahnya. Meski selalu memanfaatkan sang ibu, hal ini dia lakukan dalam bentuk ucapan terimakasih karena telah menjadi bagian keluarga Jennie dan menjaganya selama ini.

"Hah akhirnya sampai juga di rumah" Lisa menghela napas panjang. Rumah sendiri memang lebih nyaman dibanding rumah orang lain walau itu keluarga sendiri.

"Mulai sekarang kamar Mommy pindah sementara di bawah gapapa kan?" Akibat luka operasi Jennie yang infeksi. Wanita itu tidak diperbolehkan naik turun tangga ataupun banyak bergerak. Oleh sebab itulah Lisa memindahkan kamarnya ke bawah.

"Gak masalah nak" Lisa mengangguk dan menuntun Jennie ke kamar tamu.

"Mommy istirahat dulu ya. Aku ada kerjaan sebentar di ruanganku kalau butuh apa-apa telpon saja, Okay" kata Lisa mengacungkan jempolnya membuat Jennie terkekeh.

"Gak mau uyyu dulu? ASI Mommy deras nih"

"Uyyu?" Mata Lisa berbinar-binar dan tanpa menunggu lagi gadis itu melompat ke atas kasur.

"Mau uyyu" ucapnya dengan nada dibuat-buat seperti anak kecil.

Niatnya mau kerja tidak jadi lantaran sang empu tertidur. Mulutnya masih setia menyesap sumber nutrisinya.

"Engh" Lisa menahan tangan Jennie yang hendak menutup dadanya.

"Mommy pikir tadi udah tidur" kata Jennie sedikit terkekeh memperhatikan Lisa yang menyesap kencang dadanya seolah sangat kehausan.

Dan tidak butuh waktu lama Lisa tertidur. Jennie menutup lagi dadanya dan menyelimuti Lisa sampai sebahu sebelum ikut menyusulnya ke alam mimpi.

Malam hari Lisa terbangun. Ia tidak lagi mendapati sang ibu di tempat tidur. Bergegas gadis itu meraih handuk dan mandi.

Tap tap tap

Derap langkah kaki Lisa dari atas tangga membuat Jennie sedikit menoleh ke belakang. Wanita itu baru saja selesai memasak makan malam.

"Eoh, udah bangun nak. baru aja mau Mommy bangunin" Lisa tersenyum lembut menanggapi hal tersebut. Suasana rumah terasa lebih hidup semenjak Jennie tinggal bersamanya. Kehangatan yang selama ini dia cari sekarang telah berada di hadapannya.

"Ayo duduk, Mommy tidak tau makanan kesukaanmu apa jadi Mommy buat saja banyak" kata Jennie sembari menata makanan diatas meja sedangkan Lisa meneliti lekat raut wajah cantik sang ibu. Setiap kali dipandang, hatinya menjadi hangat.

"Ini makanlah" lamunan Lisa tertarik ke alam nyata tatkala Jennie menyodorkan piring padanya.

"Enak" ucap Lisa mengangguk-anggukkan kepala. Ia memakan habis makanan tersebut dengan lahap.

"Mommy"

"Hmm" sahut Jennie tersenyum.

"Aku suka gamjatang. Besok-besok buatin aku gamjatang ya Mom"

"Nee, apapun untukmu"

Usai makan malam, Jenlisa duduk di depan tv menonton Drakor. Mata mungkin menatap tv namun pikiran keduanya melayang jauh entah kemana.

"Mommy" spontan Jennie menoleh mendengar panggilan lirih Lisa.

"Tetap bersamaku ya. Jangan pergi-pergi lagi" sambungnya dengan kedua mata berkaca-kaca.

"Mau kemana lagi Mommy, jika cuma kamu satu-satunya tempat Mommy pulang" jawab Jennie membuat Lisa langsung memeluk tubuh sang ibu.

"Aku takut Mommy bakal ninggalin aku lagi"

Jennie agak terhenyak mendengar ungkapan Lisa. Sedalam itu luka yang ia torehkan dihati anak itu sampai membuatnya trauma.

"Mommy tidak akan kemanapun, kecuali tuhan yang menjemput Mommy" Lisa mendongak guna menatap wajah Jennie.

"Selagi masih ada waktu. Aku mau menghabiskan sisa-sisa waktu itu bersama Mommy. Bisa kan Mom?"

"Bisa dong sayang"

"Aku sayang Mommy"

"Mommy juga sayang sama kamu"










End

Akhirnya cerita ini selesai. Awalnya sempat unpubh karena sepi pembaca tapi Alhamdulillah masih ada yang baca dan setia ngasih feedback.

Btw hari ini aku ultah, ada yang mau ucapin hepibisdey?😂

Dear Mom ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang