"Kim Jennie, namanya saja sangat cantik" senyuman Lisa merekah ketika mengingatnya. Sesaat setelahnya senyum itu memudar berganti datar.
"Tapi kenapa dia meninggalkanku?"
Flashback
"Siapa nama ibu kandungku?" Ada jeda tercipta sebelum Limario menjawab.
"Kim Jennie" mata Lisa sontak berkaca-kaca.
"Kenapa menanyakannya?, Kau tidak ingat yang Daddy katakan. Wanita itu membuangmu Lisa" Lisa cuma diam dan beranjak pergi meninggalkan mansion. Lisa tidak peduli lagi dengan hasutan sang ayah. Entah mengapa hatinya berkata kalau Jennie mempunyai alasan dibalik semua ini.
Flashback off
"Apa dia masih hidup. Aku harus mencarinya" Lisa menyewa seorang detektif swasta untuk menyelidiki informasi mengenai Jennie.
"Laporannya ku terima 2 jam lagi" ucap Lisa bersama orang di telepon.
2 jam berlalu hasil pencarian orang suruhannya tidak membuat Lisa puas.
"Fotonya gak ada dan kau juga tidak tau dimana rumahnya. Kau tidak becus bekerja!" Sentak Lisa melempar dokumen ke wajah pria itu.
"Aku akan bekerja lebih keras lagi nona. Beri aku waktu satu Minggu"
"Tidak perlu. Aku bisa menyelidikinya sendiri"
.
.
.
Sementara itu 2 tahun lalu Jennie hamil tapi terpaksa kehilangan calon bayinya karena Taehyung. Dia keguguran untuk yang kedua kalinya sebab Pria itu dengan sesuka hatinya menjadikan Jennie budak ketiga istrinya. Menyuruh Jennie menjaga 3 bayi di rumah. Sebab kelelahan, Jennie terjatuh di antara anak tangga dan menggelinding ke bawah dengan perut mendarat duluan.
Keguguran itu tak dapat dihindari karena usia kandungan Jennie baru satu bulan.
"Jennie-ya, yang sabar ya"
"Nee Unnie, dia akan menjadi penolongmu disurga kelak" itulah kata semangat dari Jisoo dan Rosè untuknya. Mereka tidak mengerti bagaimana hancur hatinya.
Pintu rumah sakit yang dibuka kasar menimbulkan suara nyaring. "Pabbo! Kau membunuh bayiku" Taehyung datang menyemprotnya.
"Sudahlah Tae, Jennie baru saja kehilangan bayinya. Kau tidak berhak menyalahkannya" bela Jisoo menahan Taehyung agar menjaga jarak dari Jennie.
"Dia memang gak berguna. Sudah ku beri kesempatan malah di sia-siakan. Apa susahnya sih jaga kandungan daripada ngeluarin uang" tatapan kosong Jennie seketika menajam membunuh Taehyung.
"Kau pikir aku mau kehilangan bayiku! Ini bukan keinginanku. Kau bisanya menyalahkan saja"
Mengulas memori masa lalu, lukanya tetap bertahan walau di gores waktu. Air mata Jennie tidak dapat terbendung mengingat kejadian itu.
"Ibu yang buruk. Aku kehilangan anak untuk kedua kalinya" gumam Jennie menundukkan kepala. Penyesalannya terus bertambah seiring berjalannya waktu. Jennie tidak pantas menyandang gelar ibu.
"Lisa-ya, Mommy kangen sama kamu nak" seseorang yang bersembunyi dibalik punggungnya merasa iba. Ia keluar dari tempat persembunyian dan duduk disamping Jennie.
Buru-buru Jennie menghapus sisa air mata sebelum Jisoo mengetahuinya.
"Mwohae?"
"Hanya duduk"
"Aku tak sengaja mendengar kau menyebut Lisa. apa itu nama anak sulung mu?" Jennie mengangguk kecil.
"Dia sangat cantik. Matanya bulat besar, bibir kecil dengan pipi chubby" jelas Jennie tersenyum lembut mendeskripsikan wajah putrinya.
"Bagaimana kau bisa berpisah dengan putrimu" Jisoo hanya mengangguk dan ikut tersenyum mendengar cerita Jennie.
"Ada alasan dibalik itu"
.
.
.
Muka Lisa datar. Orang di depan pintu rumahnya membuat kesal. Tempat persembunyiannya diketahui. Lisa mengumpati dirinya karena melupakan fakta jika Limario bisa melakukan apa saja.
"Apa lagi, aku sibuk"
"Gak disuruh masuk dulu biar enak ngobrolnya"
"Disini saja. Aku tidak punya banyak waktu"
"Kamu sudah punya pacar?" Tanya Limario membuat Lisa mengerutkan keningnya.
"Buat apa tanya begituan"
"Daddy mau menjodohkanmu dengan anak teman Daddy" Lisa merotasikan mata.
"Heol, ini sudah zaman modern. Aku hanya menikah dengan pasangan pilihanku sendiri"
"Kalau begitu cepat kenalkan ke Daddy. Daddy tidak mau kau kesepian"
"Kau berbicara seolah peduli tuan. Jika maksud kedatanganmu kemari membahas hal konyol ini maka silahkan pergi" usir Lisa. Limario pandai mencari alasan agar dapat mencuri waktunya.
"Baiklah, Daddy pulang. Malam ini datanglah ke mansion. Adikmu ulang tahun hari ini" Lisa berdecih tak percaya. Sudah dia duga kedatangan Limario ada udang dibalik batu.
"Sudah ku duga. Kau memang sedikitpun tidak bisa melihatku"
Blam
Pintu Lisa tutup kasar. Sekalipun Limario tidak pernah membuatnya bahagia. Sang ayah, cinta pertamanya sekaligus lelaki pertama pemberi luka.
"Semua lelaki memang brengsek!"
Malam menjemput waktu. Lisa terdiam merenung di ruang CEO bersama laptop menyala. Pikirannya kacau dan tidak bisa berpikir jernih.
Diliriknya jam Bulgari yang memeluk tangan. Jarum jam menunjukkan angka 12 malam.
"Apa masalah sebenarnya. Mengapa mereka berpisah dan kenapa Mommy pergi" pertanyaan itu terus muncul di kepala.
Sementara itu, ponselnya terus bergetar mendapatkan panggilan dari Limario. Lisa tidak peduli dan membiarkannya begitu saja. Datang sama saja memperparah luka.
Biarlah mereka bahagia tanpa dirinya. Tujuan Lisa saat ini semata hanya untuk menemukan ibu kandungnya.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Mom ✓
FanficKesalahpahaman membentang derita. Kim Jennie terpaksa meninggalkan suaminya tepat setelah ia melahirkan sang anak. Ada alasan dan kisah kelam dibalik kepergian Jennie yang dia tutupi. Bagaimana kehidupan Lisa tanpa sosok ibu disampingnya sementara L...