01

26.5K 1.2K 24
                                    

Ini cerita pertama saya jadi mohon kerja samanya jika ada kesalahan pada cerita, Kalian bisa mengkritik atau memberi tanggapan.

.
.
.
.
.
.
.
_____________________________

Happy Reading

Irfan Malik itulah namanya tetapi ia bocah yang tidak suka jika orang memanggilnya dengan sebutan Irfan, dia yang lebih suka jika di panggil dengan sebutan Ipan di sebabkan dia yang tidak bisa mengucapkan huruf R

Irfan Malik anak kecil yang berusia 5 tahun itu hidup sebatang kara tanpa orang tua dan saudara, entah kemana kedua orang tuanya ia di tinggal begitu saja di depan rumah gubuk sejak baru lahir

Dia hidup di lingkungan yang kumuh, dia di besarkan oleh orang orang yang baik tetapi saat umur dia 4.5 tahun dia memutuskan untuk memiliki gubuk sendiri, dan masih dalam pengawasan orang di sekitarnya

Irfan kecil yang memiliki tubuh dengan proporsi yang tergolong kurus, kulit putih lusuh, mata hazel bulat bersinar, bulu mata yang lentik, bibir kecil yang berwarna merah alami dan memiliki 2 gigi gingsul menambah kesan manisnya

"Eugghh"

Ipan terbangun dari tidurnya yang beralas kardus, sekarang dia berada di sebuah gubuk yang kumuh di sekelilingnya terdapat banyak sekali rongsokan

"Ipan lapel, mau mam" Ucapnya dengan mulut yang melengkung kebawah

"Mau mam tapi ndak ada wangg, no what what Ipan halus semangat buat dapetin wangg!!" Sambungnya

Ipan berdiri untuk cuci muka di tandas, Di pagi hari ini dia bersiap siap untuk mencari barang bebas dan mendapat uang untuk dirinya makan

Dia mengambil karung yang ukurannya jauh terbilang besar dari ukuran tubuhnya, Ipan mulai melangkahkan kakinya dengan semangat

Ipan mengelilingi daerah kampung dia berjalan dengan karung di belakang punggungnya, saat melihat tong sampah dia mendekat dan mengambil botol botol atau kardus yang bisa di jual kembali

"Wahhh banyak banget botolnya, Kaldusnya juga banyakk kalo gini mah Ipan bisa naik haji ini" Ucapnya sambil merogoh barang yang ada di tong sampah

"Ipan cali di sebelah sana deh sapa tau banyak lagi"

Dia berjalan kembali mencari tong sampah atau bahkan pembuangan sampah, matahari sudah menampakkan diri Ipan sudah merasa lelah

"Ipan capek tapi Ipan belom mam, Ipan lapal tapi ndak papa ini kalungnya juga udah penuh" Ujarnya dengan semangat yang membara

"Stole sekalang aja kali yaa heumm" Dia membuat gaya seolah sedang berfikir dengan jari telunjuk mengusap dagu kecilnya dan jangan lupakan bibir yang monyong itu

"Stole aja deh lama lama pelut Ipan abis lagi di makan cacing pelihalaan Ipan" Gumam Ipan yang sudah menentukan jawabannya

Orang orang di sekitar yang mendengar ucapan Ipan terkekeh kecil, lucu sekali pikir mereka bocah pendek imut lucu berjalan dengan kaki yang pendek menambah kesan imutt

Sekarang Ipan berdiri ikut mengantri dengan beberapa orang lainnya

"Paman, ini Ipan udah kumpulin balang yang banyak paman Ipan lapal mau mam"
Ipan berbicara dengan pemuda yang cukup tampan dengan warna kulit sawo matang, dia anak dari pemilik tempat rongsok ini

"Astaga adekk udah berapa kali abang bilang, abang ini abang kamu bukan paman kamu"

Pemuda itu berjongkok menyamakan tingginya dengan Ipan

"Tapi paman kan memang sudah tua"

"Tidak setua itu bocah, mana sini karungnya"

"Ini paman" Ipan memberikan karungnya ke pemuda tadi

"Ini abang kasih uangnya, dan ini nasi buat kamu habiskan jangan sampai ada sisa nasi di bungkusan ini"

Pemuda itu memberikan Ipan uang berwarna biru dan kantong kresek yang berisi nasi bungkus dan minuman

"Benelan paman?? Ini buat Ipan???" Tanya Ipan dengan binar mata yang sangat menyilaukan

"Iyaa Irfan Malik" Senyum terpantri di wajah pemuda yang di kenal dengan nama Safaat

"Ihhh paman nama Ipan itu Ipan! Tauukk"

"Iyaa sayang, sudah sana makan dulu makananya"

"Yasudah, telima kasih ya paman baik" Ujar Ipan dengan wajah yang tadinya cemberut menjadi sumringah

"Hati hati" Tangannya melambai lambai menatap punggung kecil Ipan

"Semoga kamu baik baik aja ya adek kecil"



TBC





Next?







||•Devano R.Z•||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang