12. Nt

46 6 0
                                    

"Aku suka kamu, tapi kamu tidak.
Bahkan secuil pun rasa mu kepadaku tidak ada"
-Mozzaira Leandara

"Stop menyukai ku, itu hanya membuat mu semakin sakit"
-Arka Deandra



Pagi yang cerah, saat ini Mozza tengah asik memperhatikan teman temannya yang dihukum lantaran tidak mengerjakan tugas matematika.

Sesekali gadis itu tertawa melihat Reyna sahabatnya yang ikut dihukum hampir terjungkal akibat tak seimbang.

Hanya seperdua dari siswa 11 Mipa 1 yang mengerjakan mtk tersebut. Gadis itu melihat Bu Susi menggelengkan kepalanya tak habis fikir dengan tingkah anak didik nya.

"Yang ketawa pantat nya kelap kelip cup" ucap Calvin yang masih oleng dengan gerakannya.

"Ututu kesian nya, panas panas gini enaknya minum dulu ga si?" ucap Kania, musuh bebuyutan Calvin sambil meneguk habis air mineral.

"Liat aja ya lo Kaniasu" ketus Calvin.

"Biasanya yang sering berantem jodoh" celetuk Leon sambil lesehan di tanah.

"LEON KEMBALI KE POSISI" teriak Bu Dian dari seberang sana yang ikut menyaksikan hukuman yang diberikan Bu Susi itu, si guru matematika menyebalkan, sudah lah pendek suka mengambil jam lebih pula.

"Pfftt" Aris menahan tawa nya.

"SIAP BU pendek" tegas Leon dengan kata 'pendek' sedikit berbisik dan hanya bisa di dengar oleh Aris dan Aryan di sebelahnya.

"APA YON? BU PENDEK?" teriak Aris dan mendapat pelototan besar dari Leon.

"Cepu bat lo kambing!" bisik Leon.

"Parah sih lo yon" timpal Aryan.

"Ngeri ngeri, tak habis fikri" celetuk Calvin.

"GAUSAH SENGAJA YA LO CALVIN" teriak kania dengan suara menggelegar. Astaga, Calvin lupa 'Fikri kan nama bokap Kania.

"Ribut bat lo Kania, emang lapangan ini punya nenek moyang lo?" celetuk Reyna sambil menyeka keringat di dahi nya

"HEH SUKA SUKA GUE DONG, MASALAH SAMA LO?"

Reyna pun memutar bola mata nya malas dan mengakhiri perdebatan itu. Kania jika sudah kumat ya seperti toa masjid.

"Kok berhenti sih berantam nya. Kasih kenikmatan dikit dong, jambak jambakan kek, tendang tendangan kek, masa gitu aja udah nyerah" kata Rafa, si ketua kelas yang sedang duduk di samping Mozza.

Sontak Mozza dan teman temannya tertawa.

Disisi lain Arka sedang berusaha menjaga keseimbangan nya supaya tak terjatuh. Paginya begitu sial, ia lupa mengerjakan tugas nya semalam akibat begadang bermain game online.

"DIAM SEMUA KALIAN TIRU ARIS YANG SEJAK TADI DIAM DAN GA BANYAK OCEH KA YA KALIAN" tegas Bu Susi.

Semua mata pun tertuju pada Aris yang memang sedari tadi nyimak saja, tertawa pun tidak.

"Ea Aris jadi malu tuh Bu" celetuk Aris sambil mencolek dagu Aris dan membuat cowok itu menatapnya sinis.

"Udah ga si bu hukumannya? Malu tuh diliat dekel" ucap Calvin sambil mengerucutkan bibirnya.

"Bukan adek gue" ucap Gavin sambil mengangkat tangannya pasrah.

"Pfft AHAHHA ga dianggap" kata Leon sambil memegangi perutnya ngakak.

Calvin yang mendengar itu mendengkus kesal lalu menatap Bu Dian dengan tatapan memohon untuk menyudahkan hukuman ini.
Pasalnya ia malu nanti dia dilihat adik kelas.

"Oke berhubung ibuk baik, ibu sudahkan hukuman ini dan kalian boleh masuk kelas" ucap Bu Susi

Sontak yang dihukum pun teriak kesenangan. 11 Mipa 1 pun berhamburan menuju kelas dan duduk di bangku mereka masing masing.

"Cape bat anying" ucap Leon sambil mengibaskan tangannya di depan wajah.

"Si sushi ngasih hukuman ga ngotak asu! Gue makan aja tu ntar si sushi" timpal Aris yang bergabung ke meja Mozza dan Arka.

"Ngapain lo disini" tanya Reyna

"Mau gibahin si pendek lah, apalagi" kata cowok itu dengan nada nya.

"Cih, tadi aja diam diam lo, kayak sak boker" sambung Reyna membuat Aris membalas nya dengan cengiran. Reyna hanya memutar bola matanya malas.

"Za" panggil Reyna

Mozza pun mendongakkan kepalanya dan menaikkan satu alisnya.

"Nanti malam ke pasar malam kuy"

"Em ay--" belum sempat berbicara tiba tiba dering ponsel gadis itu berbunyi.

Tertera nama 'tante Arka' di ponselnya membuat gadis itu cepat mengangkatnya.

"Halo Tan"

"..."

"Iya lagi di sekolah tan"

"..."

"Iya, Arka nya ada kok"

Cowok di sebelah gadis itu pun mengernyit heran karna namanya disebut.

"Siapa?" tanya Reyna berbisik tapi Mozza hanya meliriknya sekilas tanpa menjawab. Itupun membuat Reeyna mendengkus kesall.

"Hehe boleh kok tan"

"..."

"Okee tante"

Tut...
Sambungan telepon itu dimatikan oleh mama Arka.

"Siapa Za?" tanya Leon

"Tante Arka"

"Ada hubungan apa lo bisa di telpon mama si Arka?" ucap Calvin sambil memicingkan matanya, curiga.

"Kepo lo" timpal Reyna.

Calvin berdecak keras.

"Mama suruh apa?" tanya Arka.

"Em suruh gue datang ke rumah lo" jawab Mozza dengan tersenyum.

"Ngapain?"

Cewek itu mengedikkan bahu nya tanda tak tahu.

•••

Kini sudah jam pulang sekolah, sesuai perintah tante Rea, Mozza pun pulang bersama Arka.

"Ar" ucap gadis itu sedikit berteriak saat berada di atas motor cowok itu.

"Hm?" jawab cowok itu sambil menoleh ke kaca spion

Gadis itu tersenyum membuat Arka mengernyit heran.

"Ap--"

"Gue suka sama lo" potong gadis itu cepat.

Cowok itu menganggukkan kepalanya yang terbalut helm full face itu singkat. Sebenarnya, Arka tau itu. Mozza menyukai cowok itu. Namun apa boleh buat, jikalau Arka sama sekali tidak punya perasaan dengan gadis itu?

Senyum gadis itu melebar. Mengangguk pertanda mengiyakan kan?

"Berarti--"

"Bukan"

Senyum gadis itu luntur.
"Terus?"

"Gue gabisa balas rasa suka lo" ucap cowok itu

"Karna?" tanya gadis itu

"Karna gue ga ada rasa sama lo" kata cowok itu

"Dan ga akan pernah" lanjutnya.

Jleb...
Bawa Mozza pergi dari sini. Rasanya Mozza ingin menangis saja.










MOZZARKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang