6. Dihukum

58 10 0
                                    

Hari ini adalah hari kedua Mozza sebangku dengan Arka.

Gadis itu berjalan melewati koridor dengan senyum yang tak luntur sejak tadi.

"Jiakh ga sabar gue ketemu Arka" ucap gadis itu pelan.

"Aaaaa gilee dia makin cakep ga ya? atau makin tamvvan? ah sama aja itu mah haha" lanjutnya senyum senyum sendiri.

"Gak sabar apa?" suara berat itu memberhentikan langkah gadis itu.

"A-arka?"

"Gak sabar ketemu siapa, hm?" ucap Arka memajukan langkahnya membuat Mozza mundur.

"Mati gue" batin nya.

Punggung gadis itu sudah menabrak dinding koridor.

Dia menggigit bibir bawahnya gugup.

"Em, i-itu ga sabar ketemu Dean, iya itu hehe" ucap Mozza asal asalan.

Padahal mah di sekolah ini ga ada yang namanya Dean, haha.

"Dean siapa?" tanya cowok itu.

"Em itu anak bude kantin lah" jawab Mozza berusaha tetap tenang.

"Naksir lo sama dia?" tanya Arka yang masih mengurung Mozza di kedua tangannya.

Gadis itu menggeleng cepat.
"Cih, mana mungkin lah. Orang gue sukanya sama-"

"Sama?" goda Arka.

"YA SAMA LO LAH BANGSAT" batin Mozza. Tidak mungkin kan dia mengatakan itu didepan orang nya sendiri? Mungkin sih, tapi tetap aja gamungkin.

"Kepo lo" balas gadis itu cepat.

Siapapun tolong Mozza keluar dari sini, udah ga tahan lagi ya ampun, hampir metong ditatap Arka gini!

Cowok itu mendekatkan bibirnya ke telinga gadis itu. Deru nafasnya begitu terasa di telinga Mozza.

"Gue denger yang lo bilang tadi" bisik Arka, menakut nakuti gadis itu.
Faktanya mah cowok itu gatau, asal asalan aja.

Mozza memejamkan matanya malu. Apa suara nya tadi kekencengan, ya?
"Ko bisa tau sih dia" batin Mozza.

Seketika wajah gadis itu memerah akibat malu.

"M-minggir ar, ganggu aja lo" kata gadis itu mendorong Arka.

"Dih napa wajah lo merah gitu?" tanya cowok itu usil menaikkan satu alis nya.

"WOI UDAH BEL, MASUK LO BERDUA. MALAH ASIK KASMARAN" teriak Rafi sang ketua kelas.

Arka menoleh kepada ketua kelas itu. Mozza segera melarikan diri, ini adalah jalan satu satunya. Dengan secepat kilat, Mozza ngibrit jinjit supaya langkah kakinya tidak kedengaran.

"Lo---eh tu anak kemana" tanya cowok itu melihat Mozza yang sudah hilang secepat kilat.

***

Saat dikelas, gadis itu hanya terus menenggelamkan wajahnya di kedua lengannya.

Gadis itu tak ingin melihat Arka karna malu.

"Itu yang dipojok, ngapain tidur tidur huh?" tanya pak botak membuat gadis itu mendongak.

Gadis itu melihat cowok di sebelahnya yang sedang menahan tawa. Mozza mengeluarkan laser tajam dari matanya membuat nyali cowo itu ciut.

"Kamu keluar. Berlari 20 kali memutari lapangan" suruh pak Botak membuat Mozza melebarkan matanya.

"20 pak? Bisa mati ditempat saya pak, kurangi ya pak? Pleasee" ucap gadis itu memelas.

"Gaada penolakan. Atau kamu mau bersihin toilet belakang kantin?" tanya pak Botak dengan senyum smirk nya.

Gila, toilet belakang kantin itu bener bener kotor, bau juga, banyak sarang laba laba pula. Kayak nya seabad belum pernah dibersihin, yang makai toilet itu juga gaada. Serem kan.

Gadis itu menggeleng cepat.
"Yaudah pak, iya saya keliling lapangan aja hehe" ucap gadis itu tertekan.

Arka bangsat emang, dia ga niat bilang ke Mozza apa, kalau pak Botak udah liatin dia sejak tadi karena dikira tidur?

Sebelum keluar kelas dia mengacungkan jari tengah nya kepada Arka dengan wajah iblisnya.

Sial.

Panas siang hari ini ga main main. Gadis itu baru berlari 2 kali saja sudah lelah apalagi 20 kali. Hadeuh.

Gadis itu berhenti dan duduk di bawah pohon mangga dengan kaki yang ia silangkan di kursi panjang.

"Gila capek anjir pengen minum, huaa" ucap gadis itu.

Bodo amat kelas sebelah ngeliatin dia yang seperti orang gila marah marah sendiri, merengek sendiri di lapangan.

"Nih" suara berat itu sangat dikenali oleh Mozza.

Gadis itu hanya melirik malas cowok itu.

Arka duduk disebelah Mozza sambil memperhatikan gadis itu yang sedang mengelap keringat nya.

"Gue tau lo haus, gausah gengsi kali" ucap cowok itu menyodorkan lagi botol air mineral dingin.

Gadis itu menerimanya, dan meneguknya sampai habis.

"Udah gue habisin, balik sono ntar lo dicariin pak Botak" suruh Mozza.

"Engga deh"

"Kenapa?" tanya gadis itu.

"Gapapa, sekalian bolos aja" balas Arka santai.

"Gila emang" celetuk Mozza tak sadar.

"Apa lo bilang?" tanya Arka.

"Emang nya apa? Ga ada tuh perasaan" balas gadis itu.

"Oh ya? Yakin?" tanya Arka menaikkan sebelah alisnya.

"Ga percayaan amat anak nya pak Arga" ucap gadis itu lalu segera berlari sebelum ditoyor Arka.

"Woi, gila berani ya lo" balas Arka lalu balik mengejar gadis itu tak kalah cepat.

Ya, terjadilah aksi Tom and Jerry disitu, sangat berisik akibat teriak Mozza yang sangat nyaring saat dikejar Arka.

•••

🌟

DAAAHHH READERS CINTAKU MUACH HEHE

MOZZARKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang