14. Sadar

94 4 1
                                    

"Cewe itu dijaga, bukan disakiti"
-Mozzaira Leandara





"Beb jawaban no 5 apaan" bisik Leon kepada Reyna yang masih bisa didengar jelas oleh Mozza dan Arka.

Mentang mentang sudah pacaran jadi bab beb bab beb.

"Gue juga gatau yon" balas Reyna tak sesuai dengan ekspetasi Leon.

Mozza terkekeh pelan.

Tapi bener juga sih, nomor lima pada soal fisika ini sangat sulit. Butuh bantuan jerome polin wkwk.

Gadis itu mendengkus kesal.

"Ar lo tau ga nomor lima?" bisik gadis itu.

Arka hanya membalasnya dengan gelengan pelan sambil mengerjakan ujian miliknya juga.

Gadis itu kembali mendengkus. Oh tolonglah fisika kampret ini sangat sulit.

•••

"Bisa lo kerjainnya za?" tanya Reyna.

Saat bu Rikha keluar mereka langsung membahas ujian dadakan tadi. Kelas unggul mah gitu.

Gadis itu menghela nafas lalu menggelengkan kepalanya.

"Ah sama gue juga" bukan. Bukan Reyna yang bilang. Tapi Leon.

"Beb... ayolahh ke kantinnn" rengek Leon yang sejak tadi tak bisa diam grasak grusuk sana sini

"iiii diam dulu yon. Astaga riweuh banget" balas Reyna lelah.

Mozza tertawa melihat kedua sejoli itu. Karna bosan diapun melirik ke arah Arka yang sedari tadi berkutat dengan bukunya.

"Baca apa ar?" tanya gadis itu sambil menopang dagu nya memperhatikan setiap inci wajah tampan itu.

Cowok itu melirik sekilas.

"Buku"

"Gue juga tau keles, itu buku" batin gadis itu.

Gadis itu hanya ber oh--ria. Dia kembali memperhatikan lekukan wajah cowok itu. Semakin dekat semakin.. cakep.

Uhug.

Reyna dan Leon malah asik ber bucin. Reyna yang bersandar manja di dada bidang Leon. Sementara cowok itu mengelus rambut gadisnya, sesekali mengecupnya.

Mozza yang melihat itupun meringis. Tapi dia mau juga si hehe.

"Emang harus di cup cup gitu ya" celetukan Mozza tanpa sadar membuat Arka menoleh.

"Cup cup apa za?" tanya Leon.

"CUP CUP PERIUK NONA SUMBING JAUH" teriak Calvin menghampiri meja mereka.

Meja Mozza dan Arka itu menjadi kumpulan para anggota mereka. Karna berada di pojok belakang.

"Ngaco lo" ucap Aris sambil melirik sinis Calvin.

"Siapa yang sumbing woi?" tanya Rafa si ketua kelas.

Sontak Calvin tertawa sejenak membuat Arka dkk begitupun Mozza dan Reyna menatap nya horror.

"Ini noh si Aryan sumbing makanya ga bicara" ucap cowok itu sambil menahan tawa nya.

"Pfft" Rafa yang tak sanggup menahan tawa pun menyemburkannya.

Aryan yang menjadi bahan jokes itu pun angkat bicara.

"Sejak kapan gue jadi sumbing" tanya cowok itu pura pura tak tahu menahu apa yang terjadi.

"Sejak ......"

"Gabisa jawab kan lo" timpal Aryan sinis lalu kembali bermain ponsel.

"Baperan amat lo yan" celetuk Calvin kesal.

MOZZARKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang