GEMPITA

10

"Tumben jualan lagi?"

"Gabut, beli nggak lo?"

"Beli lah."

"Masih bayar seikhlasnya, kan?"

"Asal bayar, cepat sini duit lo."

"Sabar napa."

Gempi terkekeh saat melihat wajah malas pelanggan setia yang selalu bela-belain ke kelas Gempi yang jauh dari kelasnya dan hanya dia yang tidak pernah mengejek Gempi.

"Nar, temanin gue keliling."

"Ayo aja gue mah."

Mereka berjalan beriringan, seorang siswa yang terlihat culun menatap mereka.

"Beli?"

Siswa itu hanya menggeleng seraya menunduk.

"Harus beli, siapa suruh lihatin gue."

Danar yang mendengar itu membulatkan matanya. "Pemaksaan."

"I-iya." Siswa tergugup

"Hai, Gem. Gue mau beli nih." Siswi itu tersenyum ramah.

Gempi melirik sinis karena ketiga siswi yang selalu membully-nya, tapi sekarang, mereka datang dengan senyum ramah saat mengetahui bahwa Gempi orang kaya.

"Pergi lo, nggak usah jadi penjilat," usir Gempi.

"Gempi manis banget deh, temanan yuk."

Gempi berdecih. "Gue sih nggak butuh teman, ya."

•••

"Zra, beliin gue mobil dong, murah kok," ucap Gempi yang sedang tiduran di ranjang Ezra. Sedangkan Ezra duduk di sampingnya sambil main game.

"Mobil mainan maksud lo?"

Gempi terkekeh, "Zra," panggilnya.

"Apa?"

"Dalam Islam, babi makan nggak?" tanya Gempi seraya merubah posisinya menjadi duduk

"Pertanyaan bodoh! Jelas nggak."

"Makan lah, bego."

"Lo yang bego!" umpat Ezra seraya mematikan ponselnya.

"Apa nih yang bego?" tanya Farzan yang tiba-tiba muncul.

"Tuh, si Gempi katanya Islam bisa makan babi," jelas Ezra.

Gempi menatap malas Ezra. "Sejak kapan gue bilang Islam bisa makan babi?"

"Ya, tadi."

Gempi menghela napas. "Kan pertanyaan gue, dalam islam babi bisa makan? Nah, salah gue di mana?!"

Farzan menjitak kepala Ezra. "Itu artinya lo yang bego, masa gitu doang nggak nyampe di otak lo."

"Tahu tuh, kalau babi nggak makan, mati bego."

Ezra terdiam sejenak untuk mencerna pertanyaan Gempi tadi. "Iya, ya."

"Makanya jangan main game terus, lemot kan," kata Gempi lalu menjitak kepala Ezra.

Ezra memegang kepalanya kesal. "Jitak aja terus!" Ezra menyalakan kembali ponselnya.

Farzan dan Gempi terkekeh ringan.