19

36 2 0
                                    

Seorang pria paru bayah mengetuk pintu kamar dengan gusar. "Mira, Papi masuk ya." Tidak ada sahutan dari dalam, Adrian memutuskan memutar knop pintu.

Adrian menarik earphone yang menyumpal telinga anak gadisnya hingga Mira kaget.

"Papi mah, ngagetin," rengeknya.

"Kamu sih, Papi daritadi ngetok-ngetok nggak kamu sahutin, ternyata pakai ginian."

Mira hanya nyengir. "Ada apa, Pi? Tumben masuk kamar Mira."

Adrian bernapas berat. "Papi mau ngelamar seseorang." Adrian menutup mata rapat, tidak mampu melihat reaksi anaknya.

"Mana orangnya, Mira mau lihat." Mira meminta ponsel Adrian untuk melihat siapa wanita yang bisa meluluhkan hati kecil Papinya.

Adrian merogoh saku celananya lalu memberikannya pada Mira setelah mengotak-atik.

Mira menatap Papinya sebelum melihat gambar yang ada diponsel. "Papi nggak usah tegang gitu, Mira kan udah ngizinin, Mira cuma mau lihat siapa calon Mami sambung Mira."

Mira menunduk sedetik kemudian matanya membola. "Nggak! Mira nggak mau! Iya sih, dia baik, tapi Mira nggak setuju."

"Kalau baik, kenapa kamu nggak setuju?" Adrian tidak habis pikir dengan perkataan anaknya.

"Ya, karena Mira nggak setuju." Mira membalas dengan malas.

"Kalau Papi nikah sama dia, nggak mungkin Papi ninggalin kamu." Adrian berusaha memberi pengertian.

"Iya, Mira tahu. Mira juga tahu kalau dia sayang sama Mira, tapi Mira nggak mau."

Tanpa berucap lagi, Adrian ke luar dengan wajah kecewa. Mira yang melihat itu hanya mampu mengusap kasar rambutnya.

Mira menyembunyikan wajahnya di bawah bantal. "Kenapa harus dia sih!"

Mira mengubah posisinya menjadi telentang. "Apa gue pikir-pikir dulu ya?" Sepertinya Mira dilemah, bingung mau terima atau tidak.

"Pusing gue!" Pekiknya seraya menarik rambutnya kuat.

Setelah lama merenung, dia memutuskan untuk tidur dengan harapan pernyataan Papinya tadi hanya mimpi semata.

•••

Sejak tadi ponsel Gempi berbunyi pertanda ada pesan masuk, tapi Gempi abaikan karena malas memegang ponsel.

Pemulung Sultan

Lingga
Woi, guys. Ngumpul yuk.

Danar
Danar mengirim vn.

Lingga
Di kafe yang biasa aja, gimana?

Mira
Gue sih setuju-setuju aja, tapi kalau Tata nggak ikut gue juga nggak ikut.

Danar
Tata mana ya? Tumben nggak ngajak perang.

Lingga
Molor kali.
Coba telepon.

Gempi
Siang-siang ngajak nongki?
Dimana emang?

Danar
Baru juga gue mau nelpon lo, eh udah muncul. Kek setan lo.

Lingga
@Gempi Protes tapi ujung-ujungnya nanya juga.

Danar
@Gempi Baca noh, di atas.

Mira
Ta, ikut ya. Udah jarang loh kita  ngumpul.

Gempi
Iya
Ikut
Jemput

GEMPITA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang