Gempi yang sedang rebahan di sofa kantor terlihat bosan karena Farzan sibuk dan ponselnya lowbat.
"Bang, minta duit dong, buat jajan." Gempi menepuk pundak Farzan yang sedang memeriksa berkas.
Farzan menoleh malas. "Apa sih, Mpi? Ngagetin aja kerjaannya."
"Minta duit."
Farzan dengan terpaksa memending pekerjaannya lalu mengambil dompetnya di laci.
Gempi mendekat. "Nah, gitu dong." Gempi mengambil beberapa lembar uang dari dompet Farzan secara paksa.
"Ambil satu aja, gue malas ke ATM."
Gempi tidak menyahuti melaingkan langsung berlari ke luar dari ruangan Farzan.
"Dasar mata duitan!" umpatnya lalu tersenyum tipis.
"Apa lo lihat-lihat? Mau gue colok mata lo?" cecar Gempi saat sadar ada yang menatapnya dengan tatapan sinis.
Gempi menaikkan tudung Hoodie seraya berjalan kaki hingga melihat ada yang jual makanan di pinggir jalan.
"Bang," panggilnya lalu membaca tulisan yang ada di gerobak tersebut. "Telor gulungnya berapaan?"
"Tergantung berapa yang kamu mau."
"Ya udah. Saya beli 10 ribu aja." Gempi berjongkok seraya menunggu karena kursi yang tersedia sudah terisi semua.
"Kamu baru beli telor gulung ya?" tanyanya mencoba akrab dengan Gempi.
"Iya, kenapa emang?"
"Gapapa."
Dari tampilannya sih, anak orang kaya.
Setelah selesai, Gempi menyodorkan uang berwarna hijau.
Setelah membayar, Gempi segera pergi karena masih banyak yang mengantri.
Sepanjang perjalanan Gempi selalu mengunyah, walau dia tahu, makan sambil jalan itu tidak baik.
Gempi menoleh sekilas saat mendengar ada suara klakson motor.
"Ngapain kamu jalan siang-siang gini?"
"Kenapa emang? Nggak boleh?" ketusnya.
"Ya boleh-boleh aja sih, tapi ini panas banget loh."
"Udah sana pergi lo, eneg gue lihat muka lo." Gempi menatap lurus hingga matanya menangkap sesuatu yang harus dicoba.
Lebay banget, gini doang dikira panas banget? Cih, dasar anak Mommy.
Gempi berjalan cepat meninggalkan orang itu dan berhenti saat melihat ada tempat sampah.
"Bang, satu mika gini harganya berapa?" tanyanya saat sampai.
"10 ribu Neng."
"Saya pesan satu." Gempi berjalan menuju kursi lalu meneguk air yang dia bawa dari rumahnya sebelum ikut Farzan ke kantor.
"Gempi, mau ke mana?"
"Ngapain lo ikut gue? Gabut lo?" Gempi memutar bola matanya malas.
"Nggak, kangen aja sama kamu."
"Pulang lo, ntar lo di cariin lagi sama Mommy lo."
"Nggak bakal, Mommy mah santuy. Apalagi aku nyariin calon mantu," ucapnya dengan gaya tengil.
Gempi berdiri lalu berjalan ke depan gerobak saat melihat pesanannya sudah selesai. "Ini Bang, uangnya."
Gempi pergi meninggalkan laki-laki itu.
"Yah, ditinggal lagi," keselnya lalu berlari menuju motornya.
Sepanjang perjalanan Gempi mencoba semua jajanan yang ada di pinggir jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMPITA
Teen FictionGempita, seorang pelajar sekaligus pebalap yang lumayan dikenal. Selalu ceria meski banyak masalah, dia gadis yang kuat.