Ezra menghampiri Gempi yang sedang memberi makan ikan hias Sena.
"Mpi, sepedaan yuk," ajaknya.
"Yuk." Gempi menyimpan makanan ikan di tempatnya.
"Loh, itu sepeda Farzan, ntar ngamuk lagi orangnya," ujar Ezra saat melihat Gempi mengeluarkan sepeda Farzan.
"Nggak mungkin, yuk. Lagian Papa beliin sepeda warna pink, apaan? Jelek banget," gerutunya seraya menggowes sepedanya.
Ezra menyusul. "Mpi, jajan yuk."
Gempi menoleh sekilas. "Jajan apa?"
Ezra berpikir sejenak lalu menunjuk penjual gado-gado. "Coba itu, gue belum pernah makan."
"Apalagi gue, yuk."
"Bang, pesan dua, ya." Ezra memesan setelah memarkirkan sepedanya.
"Makan di sini atau di bungkus?"
"Makan di sini."
"Pedas nggak?"
Ezra terdiam, bingung jawab apa. Gue kan belum makan, masa di tanya pedas atau nggak?
"Pedas, Bang."
"Aneh lo, belum makan udah tahu pedas atau nggaknya."
Rasanya Gempi ingin tertawa mendengar pertanyaan Ezra, tapi dia tahan karena banyak orang.
"dia nanya, mau yang pedas atau nggak, gitu!" Gempi menoyor Ezra pelan.
Saat Gempi dan Ezra duduk, ada ibu-ibu yang tersenyum-senyum kepada mereka.
"Jadi ingat, dulu waktu pacaran sama suami ya gini, sering makan di pinggir jalan," ucapnya.
"Iya, saya juga sering. Pasti kalian jodoh, wajahnya kalian mirip," celetuk ibu yang satunya lagi.
Gempi dan Ezra saling pandang lalu menunjuk satu sama lain. "Kami, bu?"
Kedua ibu-ibu itu mengangguk.
"Maaf bu, kami saudara, bukan pacaran," beber Gempi dengan ramah.
Kenapa nih bocah yang minta maaf? Kan yang salah si gendut. Ezra membatin.
"Oalah, kirain pacaran, mesra soalnya."
Mesra gundul mu. Umpat Gempi dalam hati dengan mempertahankan senyum ramahnya.
Tidak lama pesanan mereka datang.
Gempi memindahkan sayuran ke piring Ezra.
"Belajar makan sayur, sayur itu menyehatkan tahu," sungut Ezra.
"Ogah! Nggak enak." Gempi menyendok sedikit lalu memakannya. "Enak."
Mereka makan dengan lahap. "Ini namanya apa?" Ezra bertanya disela-sela makannya.
"Dari tulisan sih, ketoprak,"jawab Gempi seraya memasukkan suapan terkahirnya.
"Berapa bang?" tanya Ezra seraya mengeluarkan dompetnya.
"Semuanya 20 ribu."
Ezra memberi uang pas dengan wajah heran. Murah banget, mana isinya banyak lagi.
"Zra, balapan yuk."
"Y..." Ezra tidak melanjutkan perkataannya karena Gempi sudah mengayuh sepedanya dengan kencang.
"Kejar gue kalau bisa!" teriaknya dengan menoleh sekilas.
"Curang lo!" teriak Ezra kesal.
•••
"Yey, gue menang! Ezra kalah," serunya girang saat memasuki pekarangan rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMPITA
Teen FictionGempita, seorang pelajar sekaligus pebalap yang lumayan dikenal. Selalu ceria meski banyak masalah, dia gadis yang kuat.