16

42 2 0
                                    

"Zra, besok ikut ya, recokin abang yang mau ngedate sama Kanaya," ajak Gempi seraya mengupas kulit mangga yang baru saja dia ambil di depan rumah tetangga yang suka nyinyir dan amat sangat pelit.

"Ayo aja gue mah. Lo nggak ketahuan nyolong kan?"

"Nggak lah, Gempi mah jago."

"Jago nyolong aja bangga," sindir Sena dengan segelas air hangat di tangannya.

"Biarin, daripada nggak ada bakatnya," sahut Gempi acuh.

"Papa ikut dong,"

Gempi mencebikkan bibirnya. "Kirain Papa nggak mau."

"Siapa bilang nggak mau? Papa mau lah."

•••

"Ini Gempi ya? Udah gede ya, bisa nih saya jadiin mantu," ujar ibu-ibu yang ada di di tukang sayur.

Iyalah masa kecil terus. Batin Gempi yang merasa lucu dengan pernyataan ibu itu.

Ia, Davina memaksa Gempi ikut ke tukang sayur.

"Kalau saya sih nggak mau, masa punya mantu tomboy," celetuk ibu-ibu yang pernah menegur Gempi.

Gempi hanya diam, maksudnya diam-diam bergerutu. Siapa juga yang mau jadi mantu lo, gue juga ogah kali.

"Tapi cantik loh."

"Itu anak saya, ganteng kan?" tanya Ibu-ibu yang menginginkan Gempi jadi menantunya seraya menunjuk anaknya yang sedang lari pagi.

Gempi tercengang melihat seorang lelaki berpakaian sopan walau sedang olahraga, orang itu juga yang Ezra ajak ke rumah untuk merukyah dirinya.

Davina menyenggol lengan Gempi membuat Gempi tersadar dari keterkejutannya.

"Ganteng, kan?" tanyanya lagi membuat Gempi salah tingkah.

"Jodohin sama anak saya aja, anak saya nggak kalah cantik dari Gempi, bisa makeup lagi."

Ibu-ibu ini mempunyai 2 anak, anak pertama laki-laki yang seumuran dengan Farzan, dan yang perempuan seumuran Gempi.

"Saya maunya Gempi," ucapnya jengah.

Davina hanya diam, dia tidak tahu harus jawab apa.

"Bun, Dipta bantu bawa belanjaannya ya?" lelaki itu berhenti saat melihat Bundanya sedang belanja.

"Ah, iya boleh," jawab Bundanya dengan senyum menggoda kepada Gempi.

Oh, Dipta namanya. Batin Gempi dengan senyum kaku.

Dipta melirik Gempi sekilas. Cantik.

"Saya duluan ya." Davina mengenggam tangan Gempi lalu membawanya pergi.

Saat Gempi dan Davina sudah jauh, wanita yang menginginkan Gempi jadi menantunya itu menyenggol lengan anaknya. "Cantik kan?" Anaknya hanya mengangguk singkat.

Davina dan Gempi juga memutuskan untuk pulang setelah berbelanja.

"Ma, Gempi nggak usah belajar masak sayur ya, Gempi kan nggak suka makan sayur," regeknya saat berada di dapur.

GEMPITA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang