18

46 3 0
                                    

"Indahnya dunia," seru Mira saat angin menerpa wajahnya.

"Kita sampai sore, gue mau lihat sunset," kata Mira dengan pandangan lurus.

"Mending kita pulang dulu, daripada di sini sampai kering. Yuk, ini masih siang loh, panas."

Mira tidak peduli dengan Gempi, dia malah mengeluarkan ponselnya. "Selfie yuk." Mira mengarahkan kamera ke wajah Gempi.

Belum sempat Gempi bergaya, Mira sudah memencet tombol hingga foto Gempi terlihat cemberut.

Mira bergerutu saat melihat hasil jepretannya. "Kalau foto tuh senyum, jelek tahu."

Gempi menarik napas kesel. "Gue belum siap, kenapa lo pencet?"

Jika hanya mereka berdua, jangan harap mereka akan akur. Beda cerita lagi jika bersama dua lelaki itu, mereka tidak akan bertengkar karena ada bahan ledekan.

"Sekali lagi, kali ini senyum, ya? Awas aja kalau masih cemberut."

Gempi tersenyum pasrah di depan kamera.

"Jelek banget sih lo, senyum manis lo mana? Ah iya lupa, lo kan emang jelek," candanya.

Gempi mencebikkan bibirnya. "Gini-gini banyak tahu yang naksir gue."

"Tapi lo kecantol sama Bapak-Bapak." Mira cekikikan. "Lo ke sana biar gue fotoin." Mira menunjuk spot foto yang menurutnya bagus.

"Lo aja, sini ponsel lo."

Mira menarik Gempi sampai di tempat yang dia tunjuk tadi. "Berpose, Ta."

Gempi berpose layaknya model papan atas dengan pasrah.

"Nah, gini kan cantik. Terusin bakat terpendam lo waktu SD."

Gempi pernah jadi juara passion show waktu SD, itulah yang membuat Gempi terkenal hingga lulus.

"Nggak!"

"Gue yakin, pasti lo yang dijadiin model brand Ezra deh." Mira terus saja berceloteh dengan memotret Gempi. "Terus, gue rias lo."

"Terserah lo deh." Gempi maju. "Sini gue potoin lo."

"Kasi gue referensi, ya?"

"Iya, sana cepat."

Gempi memotret dengan bagus dan sesekali memberi arahan.

Karena sudah capek berdiri, Mira menyudahi sesi fotonya.

Mereka melihat-lihat hasil potretan Gempi yang tidak ada celah untuk di protes, hingga sampai di jepretan hasil Mira, Gempi malas melihatnya.

"Capek-capek gue berdiri dan hasilnya?" Gempi menggantung ucapannya, "astaga, kayak bocah yang baru pegang ponsel."

Mira hanya nyengir lebar hingga memperlihatkan giginya yang tidak rapi namun manis di pandang. "Ya, maaf. Kan gue nggak tahu ngejepret."

Gempi menggeser fotonya lagi. "Heh! Ini gue belum siap." Gempi menggeser lagi. "Ini? Ini mukanya nggak keliatan saking buramnya." Gempi terus menggeser hingga akhirnya menemukan satu foto yang menurutnya masih mending daripada yang sebelum-sebelumnya.

"Nah, ini. Kirim ke gue."

Mira mengangkat tangan kiri membentuk hormat. "Siap, komandan!"

Gempi menonyor Mira. "Kanan bego!"

Mira mengganti tangannya. "Ah, iya."

"Pulang dulu aja yuk, lapar gue." Gempi memegang perutnya yang berbunyi.

"Tenang! Gue bawa nasi kotak buat kita. Tunggu gue ambil dulu." Mira berlari menuju mobilnya.

Gempi menunggu di atas batu besar yang ada di danau tempat mereka sering nongkrong jika lelah mengerjakan tugas.

GEMPITA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang