Sudah seminggu setelah kejadian Ezra masuk rumah sakit dan Gempi selalu setia menemani Ezra ke rumah sakit untuk terapi.
Kini Gempi mengganti oli motornya karena Ezra tidak ada jadwal terapi.
"Anak gadis kok mainnya kunci-kunci, sih? Harusnya main alat makeup."
Gempi tidak menanggapi nyirntiran itu, Gempi hanya fokus ke motornya.
"Kalau dibilangin itu nyaut, kayak nggak pernah diajarin sopan santun sama orang tua."
"Kalau saya pakai makeup, anak Ibu kepincut lagi. Malas," sahut Gempi tanpa menoleh ataupun berbalik.
Ibu-ibu itu memutar bola matanya malas. "Saya sih ogah punya mantu mainannya motor, kotor!"
"Siapa juga yang mau punya mertua tukang nyinyir," kata Gempi tidak kalah pedas.
Ibu-ibu itu pergi menenteng sayuran dengan mulut komat-kamit.
Gempi menoleh lalu tersenyum miring. Repot banget jadi manusia.
Tidak lama ada mobil yang ingin memasuki pekarangan rumah Gempi namun terhalang karena Gempi belum selesai mengganti oli motornya.
Suara klakson mobil tidak membuat Gempi menoleh, dia acuh tak acuh, dia tidak akan beranjak sebelum pekerjaannya selesai.
Apa sih? Ganggu orang aja.
"Woi! Minggir dikit, gue mau lewat!" teriak pemuda yang sedang duduk di kursi kemudi.
"Astaga, anak itu," gumam Sena lalu buru-buru menghampiri mereka.
"Gempi nak, awas dulu," kata Sena lembut.
Gempi menoleh dengan wajah datar. "Kalau bertamu di rumah orang itu sabar, nggak liat apa kalau gue lagi sibuk!"
"Gempi, tamu itu harus di istimewa kan nak."
"Tamu kita ini raja Firaun, jadi nggak perlu di istimewa kan,"
Pemuda itu terpaksa mematikan mesin mobilnya. "Menyebalkan!"
Lelaki paruh baya menepuk pundak anaknya dengan kekehan.
"Anak nggak terdidik memang gitu," celetuk wanita paruh baya yang bersidekap dada.
Setelah selesai Gempi beranjak lalu berjalan masuk rumah membawa alat-alatnya tanpa meminggirkan motornya.
Melihat itu terpaksa pemuda tadi turun dari mobilnya untuk memindahkan motor Gempi yang masih menggalangi jalan. Gempi benar-benar nggak pernah berubah, selalu aja buat ulah.
Suara klakson kembali terdengar dari belakang mobil pemuda itu.
"Ma, ngapain sih mereka datang ke rumah kita?" tanya Gempi setelah mencuci tangan pada Davina.
Davina tersenyum lalu mengusap kepala anaknya. "Katanya sih mau ngumpul. Udah, biarin aja."
Davina keluar untuk menyambut tamunya.
Gempi berjalan ke atas kamarnya dengan mengentak-hentakkan kakinya. Pas di butuhin sok sibuk, pas mau ngumpul di rumah gue, biadab emang!
•••
Setelah mandi dan bersiap, Gempi menyambar kunci mobilnya lalu keluar dan mengunci pintu kamarnya, jika tidak di kunci sudah dipastikan kamarnya akan seperti kapal pecah jika dia pulang nanti.
"Loh, mau ke mana?" tanya wanita yang seumuran dengan Gempi.
Gempi tidak menjawab ataupun berhenti, dia malas menanggapi pertanyaan tidak penting itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMPITA
Teen FictionGempita, seorang pelajar sekaligus pebalap yang lumayan dikenal. Selalu ceria meski banyak masalah, dia gadis yang kuat.