20

43 2 0
                                    

"Tante." Mira menyapa Davina lalu menyalaminya dan Davina tersenyum ramah.

"Mau nginap, ya?" tanyanya dengan senyum yang tidak pernah pudar.

"Iya Tan, boleh kan?" tanyanya balik.

"Ya, boleh dong. Masa nggak boleh. Udah sana masuk dulu, Tante mau lanjut nyiram tanamannya."

Setelah sedikit basa-basi dengan Davina, Mira langsung masuk.

"Tata!" teriak Mira di ambang pintu masuk.

"Berisik lo!" seru Ezra yang merasa terganggu dengan teriakan cempreng Mira.

Mira memutar bola matanya malas. "Tata mana?"

"Tuh, di dapur." Ezra menunjuk dengan dagunya.

"Hobi banget teriak-teriak," gumam Ezra saat Mira sudah pergi.

Mira menepuk pundak Gempi yang sedang membuat cemilan. "Apaan tuh?"

"Corndog, lo suka kan?"

Mira mengangguk antusias. "Gue bantu ya."

"Boleh, lo yang goreng."

"Nggak, ntar kalau minyaknya kena muka gue, terus jadi jelek? Nggak ada lagi yang naksir sama gue."

Gempi terkikik geli. "Bercanda, gitu doang panik."

"Minyak bahaya tahu."

"Lo lanjut tusuk-tusuk sosisnya, terus lo masukin ke adonan sekalian panirin."

"Siap bu bos."

"Gue tinggal sholat dulu." Gempi berlalu pergi meninggalkan Mira di dapur. Gempi tidak mengajak Mira sholat karena dia tahu Mira sedang kedatangan tamu bulanannya.

"Mpi mana?" tanya Ezra.

"Sholat."

Ezra mengambil wajan lalu menyalakan kompor, setelah itu, dia menuangkan minyak yang banyak.

"Mau ngapain?"

"Masak air," sahutnya malas. "Ya, goreng itu lah." Ezra menunjuk corndog yang sudah Mira balur dengan tepung roti.

"Emang lo bisa?" Mira memandang remeh Ezra.

"Gue bukan lo," ledeknya.

Mira menginjak kaki Ezra hingga Ezra meringis kesakitan. "Makanya jangan ledekin gue."

"Iya, iya. Gitu aja marah," gerutunya.

"Wuih, pasangan serasi nih."

"Ogah!" pekik keduanya.

"Elah, sok-sokan bilang 'ogah' padahal pernah pacaran."

Setelah minum, Gempi memutuskan naik ke kamarnya, tidak ingin mengganggu mereka yang sedang akur.

Setelah semuanya selesai, Mira mengambil beberapa corndog untuk dia bawa ke kamar Gempi.

Tanpa mengatakan apapun, Mira segera pergi meninggalkan Ezra yang sedang membersihkan peralatan bekas mereka gunakan.

"Den, biar Bibi aja yang beresin."

"Gapapa, Bu. Biar Ezra aja, kan Ezra yang berantakin."

"Jangan Den, ini kan tugas Bibi."

"Nggak usah, Ibu istirahat aja, Ezra bisa kok."

Bi Asih memilih mengalah karena melihat Davina yang seperti mengatakan 'biarin aja' kira-kira seperti itu arti tatapan Davina.

Anak-anak Sena memang sudah terlatih mandiri sejak dini, mereka di ajar untuk mandiri dan tidak menyusahkan orang lain.

GEMPITA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang