Kepala sekolah terkekeh. "Sepertinya kamu nggak diajari sopan santun sama keluarga kamu, ya?"
"Iya! Saya memang nggak diajar sopan santun sama orang tidak waras seperti kalian!"
"Baik, karena kamu sudah berani membentak dan bertindak, kamu saya skorsing selama seminggu," ucap tegas sang kepala sekolah.
Gempi tersenyum miring. "Silahkan Pak Senjaya, tapi bapak juga harus siap kehilangan pekerjaan anda."
"Siapa kamu berani mengancam saya?" Pak Jaya bertanya dengan nada sombong.
Lagi-lagi Gempi tertawa sinis. "Saya?! Saya Gempita Sansena Pramudya, anak donatur terbesar di sekolah ini. Anda yang cuma pejabat di sini berani skorsing saya?! Tidak semuda itu Pak Sanjaya yang nggak saya hormati!"
Semua guru yang ada di sana terkejut, tadi mereka ingin menghakimi Gempi tapi mereka urungkan karena takut mereka kehilangan pekerjaan.
Kesabaran Gempi sudah benar-benar habis, terbukti dia membongkar identitas yang selama ini dia sembunyikan.
"Kenapa diam?! Di mana keberanian kalian tadi?! Bu Siren, silahkan anda memberikan saya surat skors dan saya juga akan meminta Papa saya memecat anda! Impas, kan?!"
Gempi membalikkan badannya lalu melangkah pergi, tapi kembali lagi untuk membisikkan sesuatu kepada Queen. "Gue nggak bakal lepasin lo gitu aja. Ingat itu!" Gempi berbisik penuh penekanan membuat Queen menegang.
Setelah itu, Gempi ke luar dan membanting pintu.
Gempi membuka pintu UKS dengan pelan.
Danar menoleh. "Dari mana lo? Ini teman lo hampir sekarat dan lo pergi gitu aja."
"Habis ngelud sama Bu Siren," ucap Gempi enteng.
"Wah, parah lo. Lo pasti di skorsing," kata Danar yang bersiap menertawai Gempi jika memang benar Gempi diskorsing.
"Nggak lah, siapa yang berani sama gue kalau jual nama Pramudya," kata Gempi bangga.
Danar mendengkus kecewa. "Yah, curang. Gue yang cuma mecahin kaca diskorsing 3 hari."
"Biarin! Lo aja tolol, nggak jual nama emak lo."
"Lo apain emang tuh guru?" tanya Lingga yang dari tadi menyuapi Mira bubur.
"Gue jambak rambutnya sampai sujud di kaki gue."
Lingga melempar Gempi dengan bantal. "Tega banget lo sama orang tua."
"Lagian siapa suruh dia ngebela si ratu drama, jelas mereka yang salah."
Lingga mengernyit. "Ngebela gimana maksud lo?"
"Dia bilang kalau itu cuma bercanda."
"Benar-benar tuh guru, kenapa lo nggak ngajak gue," canda Danar.
"Mau ngapain lo? Nonton?" celetuk seseorang yang tidak Gempi sadari keberadaannya.
"Loh, lo di sini? Kapan masuknya?"
"Sebelum lo datang, lo aja yang nggak merhatiin gue."
"Emang lo siapanya gue? Kenapa gue harus merhatiin lo?"
"Pedes juga mulutnya," gumamnya.
Danar menepuk pundak orang itu. "Sabar Rak, kalau lo pacaran sama Kakak gue nih ya, lo bukan cuma hadapin mood dia tapi lo juga harus hadapin kami bertiga. Ngerti lo?"
"Ciee, udah manggil Kakak aja nih sih Danar." Gempi menggoda Danar yang tanpa sadar mengklaim Mira sebagai Kakaknya.
Danar tidak menanggapi perkataan Gempi.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMPITA
Teen FictionGempita, seorang pelajar sekaligus pebalap yang lumayan dikenal. Selalu ceria meski banyak masalah, dia gadis yang kuat.