EP. 3 : 뺏지! (I Got Him!) (3)

547 45 6
                                    

Hari Sabtu akhirnya tiba. Ini adalah hari pertama Ricky berjanji untuk memanjakan Yujin selaku kakak gadungan lelaki manis itu.

Yah, sebenarnya hanya itu yang diinginkan si Shen.

Dia saja yang punya banyak bumbu, pakai istilah baby boy segala.

Biar naskahnya spicy ya guys ya.

Yujin memfokuskan lagi pandangannya ke pantulan cermin di hadapannya. Di sana ia dapat melihat dirinya yang sangat menawan. Ia mengenakan sebuah oversized sweater berwarna hijau pistachio bergambar karakter dan dipadu dengan tight jeans putih yang membalut kaki jenjangnya dengan sempurna. Tidak lupa ia menggaet sebuah totebag cokelat berbahan corduroy.

Tampan. Manis dan cantik. Mempesona. Itulah perpaduan kata yang akan dikatakan sang cermin bila saja ia dapat berbicara. Yujin melihat ke arah jam dinding.

Jam 09.37.

Masih tersisa banyak waktu sebelum janjian mereka. Yujin yang tidak suka telat segera pergi meninggalkan kamar tidurnya. Harapannya ia dapat cepat menemukan angkot. Iapun mengenakan sepatu kets berwarna krem kesukaannya dan membuka sedikit bibirnya agar dapat berteriak pamit dari teras. Namun sebelum itu...

"Yujin! Bisakah kau belikan semua ini? Uangnya di dalem lipatannya, hati-hati jangan jatuh." Sang ibu muncul dari dapur dengan daftar belanjaan rumah tangga.

"Em, sekarang?" Yujin menerimanya dengan ragu. Ia menghitung berapa banyak waktu yang akan terpakai jika ia berlari menuju toko kecil terdekat di gang itu.

"Yah, kamu jalan-jalan, kan? Pulangnya lah bawain." Ujar ibunya santai.

Bukannya kak Jisung sama sekali tidak sibuk? Atau ini cuma perasaanku? Batin Yujin. "Yaudah, mah. Maaf kalo nanti sampenya lama."

"Ya gak kepepet, sih... Tapi emang kamu mau ke mana?"

"Pagi, mom. Hari ini Yujin akan saya ajak berjalan-jalan. Nanti sekiranya dia akan saya drop agak sore." Tanpa pertanda apa-apa Ricky muncul dengan sendirinya, membuat Yujin dan ibunya terperanjat di tempat.

"Bebek ayam-" / "Eh copot!!" Itu suara Yujin dan ibunya yang berseru bersamaan secara tidak elit.

"Hai." Ricky menepuk bahu Yujin dari belakang dan menyunggingkan senyumannya.

"Ha-halo, kak."

"Wah, temen baru, nih? Mamah kira temenmu cuma Hao sama Junghyun."

"Iya, baru kenalan."

"Yaudah sana main. Sana sana!" Sang ibu melambaikan tangan dengan gerakan tidak santai, menyuruh anak bungsunya untuk segera pergi.

Kembali ke pasangan kakak adik palsu kita, ada Yujin yang menatap Ricky dengan mata melebar.

"Kakak tau alamatku? Kakak naik apa? Kok bisa tiba-tiba ada di sini?" Tanyanya dengan tempo cepat.

"Tau, lah. Kan tinggal tanya-tanya. Kakak naik mobil, tuh." Ricky menunjukkan lokasi mobil sedan putihnya yang terparkir tidak jauh. "Apa kamu punya masalah carsickness?"

"Sedikit, paling cuma sampai pusing. Asal nggak di kursi belakang."

"Oke. Kakak nggak suka ngebut, kok. In fact, my friends said I'm a good driver." Ricky membukakan pintu menuju kursi penumpang tepat di sebelah pengemudi. "Dan kakak sudah punya SIM, hop on."

Yujin yang dasarnya suka diperhatikan semakin jatuh ke dalam pesona sang kakak. Ia duduk dengan senang hati sebelum Ricky menutup pintunya.

Di dalam mobil, Ricky mengizinkan Yujin untuk memainkan lagu apapun yang diinginkan. Alhasil, si manis menyetel sebuah lagu western pop berjudul Sweetest Pie.

BABE...? ㅣ RICKY SHEN & HAN YUJINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang