EP. 15 : RAJA QUANRUI YANG KESEPIAN (1)

198 11 2
                                    

Gendang-gendang bertabuh, menyambut kemunculan baginda raja yang berkuasa. Sosoknya yang tinggi menjulang mengisi seluk beluk ruangan itu dengan kharismanya.

"Nama saya Quanrui, dan hari ini saya mengharapkan kehadiran para wanita yang bersedia menjadi istri saya. Bagi pilihan saya nanti, saya tidak akan menyia-nyiakan waktu sedikitpun dan akan segera menikahimu!" Ricky mengucapkan dialognya dengan lantang sebagai pembukaan.

"Sang Raja telah menyebar berita bahwa beliau menggelar sayembara bagi siapapun yang bersedia ia nikahi. Hal ini dikarenakan sang Raja dilanda kesepian. Hatinya yang awal mula begitu tangguh lamban laun dipenuhi perasaan kehilangan dan kekurangan yang membuatnya seringkali tenggelam dalam keraguan diri. Itulah alasan mengapa beliau begitu yakin akan keputusan besar tersebut. Didukung oleh penasihat pribadinya, juga dengan pemantapan kemampuan pribadi, sayembara itu ditutup setelah beberapa minggu."

Begitulah narasi yang dibawakan Brian. Mengalihkan pandangannya dari kertas yang digenggamnya, Brian dapat melihat Raja kini duduk di singgasananya (kursi bekas kepala sekolah), dan pada bagian ini seharusnya musik latar...

"Ahem!" Brian berdeham, karena Ollie masih saja asyik menabuh rebana milik ekstrakurikuler terbangan yang dialihfungsikan menjadi gendang. Lelaki berdarah campuran itu mempertimbangkan probabilitas mic yang ia pegang melayang bebas ke pojokan ruangan itu jika ia masih mendengar intro 'I Can't Stop the Rain' oleh SuperM yang diulang-ulang untuk lima detik lagi. Beruntung Ollie sadar dan mengakhiri tabuhannya dengan mulus, ditemani sedikit cekikikan salah tingkah.

"Tuan Chang!" Suara berat Raja Quanrui bergema.

"Ada apa, yang Mulia?" Jay Chang selaku penasihat pribadi kerajaan muncul, memposisikan dirinya membungkuk tepat di hadapan tuannya.

"Panggillah para wanita yang telah hadir untuk datang menghadapiku. Aku ingin menemui mereka." Perintah beliau.

"Yes, my Lord." Jay Chang memberi jawaban, untuk sepersekian detik menghayati perannya meniru tokoh manga bernama Sebastian Michaelis, selagi membungkuk sekali lagi sebelum melangkah pergi.

Selagi ia berjalan menuju pojok ruangan, Jay mempertimbangkan sekiranya Ricky sanggup mengambil peran sebagai Ciel (bongsor)...?

Tapi kayaknya cocokan Yujin ;^

Tak lama kemudian tuan Chang kembali dengan beberapa wanita yang mengekori langkahnya dengan anggun.

"Berikut adalah para wanita yang hadir." Tuan Jay mengambil satu langkah ke samping agar sang Raja dapat mengamati penampilan tamu-tamu beliau dengan baik. "Untuk selanjutnya saya serahkan kepada yang Mulia."

Raja memandang satu persatu wanita yang berdiri di hadapannya. Sorot mata beliau bergeser seraya menghitung jumlah tamu yang hadir.

Rupanya angkanya tidak melebihi hitungan jari.

"Lebih baik ada sedikit daripada tidak ada, Tuan! Lagipula, menurut saya jika pilihan Tuan terlalu banyak maka Tuan justru akan kesulitan." Bisik Jay mengutarakan isi benaknya, yang sayangnya dengan volume cukup keras.

"B-baik-" Sang Raja menatap Tuan Chang yang berdiri di sisi beliau, pupilnnya bergetar akibat kecanggungan yang melanda.

"Atau apakah Tuan ingin akang gendang di sana ikut hadir?" Jay berjalan ke pojok ruangan dengan langkah cepat yang membuatnya nampak seperti makhluk ghaib. Bocah yang didekatinya, Ollie, mengedarkan pandangannya dengan panik.

"Ak---Saya??" Lengan Ollie ditarik oleh Jay, memaksanya untuk berdiri. Hampir saja ia krisis identitas, karena bukannya dalam drama ini sang raja sedang mencari istri...? Dalam arti, bukan bocah laki-laki keturunan bule yang bahkan tak bisa berbicara dalam bahasa Inggris. "Saya kira saya tidak memenuhi kriteria Tuan!" Ucap Ollie, ikut berimprovisasi.

BABE...? ㅣ RICKY SHEN & HAN YUJINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang