EP. 26 : SHEN'S WONDERLAND (5) (Hanbin Polos, Hanbin Kepo)

114 10 4
                                    

"Ayoooo, gandengannya dirapetin duluu~"

"Saling natap mata, doonk~! Ih! kok malu-malu kuching sihh?? Kayak kalian biasanya nggak nganu-nganu aja, ihh!!"

"Cium pipinya! Cium pipinya! Cium pipinya sekarang juuuga!" Udah kek ultah aja jin.

Hao memejamkan matanya. Hatinya bergemuruh, itu karena rasa kesalnya perlahan-lahan memuncak. Ia ingin menutup mulut Yujin dan Gunwook dengan selotip dan menendang mereka ke kamar masing-masing, oh, andai saja itu bukan tindak kekerasan.

Dan, omong-omong, Hanbin dan Hao dipaksa oleh Yujin dan Gunwook (yang tiba-tiba seotak sehati sepemikiran) untuk duduk di lantai, di tengah-tengah ruangan agar menjadi sorotan. Mungkin setelah malam ini mereka berdua akan dijuluki centerz.

"Apa aku beneran harus perkenalan kayak gini? Posisi kayak gini?" Hanbin memandang Yujin dengan tatapan memohon, atau, itu hanya kilau matanya yang berkelip.

"Eh, kampret, mukamu omega banget." Yujin terkekeh.

"Mukaku apa--"

"Oke, silahkan perkenalkan dirimu, Sung Hanbin?" Jiwoong sang bijaksana mengalihkan topik, ya sudah sebagaimana mestinya.

Hanbin melirik tangannya yang menggenggam erat tangan Hao. Lelaki di hadapannya nampak jelas tidak berkenan, terlihat jelas sejak ia sama sekali tidak menatap matanya. Maka, dengan niat membujuk, ia mempererat cekalannya.

"Selamat malam! Namaku Sung Hanbin, silahkan panggil aku 'hyung' kalo berkenan, soalnya aku suka mengakrabkan diri sama semua orang." Ia memulai dengan nada ceria. "Umurku dua puluh satu tahun, dan, walau kalian semua udah tau, aku sekarang mempelajari matematika, karena harapannya aku bisa ngajarin matematika ke anak-anak yang perlu bantuanku, mungkin aku bisa jadi guru les. Dan btw, MBTI-ku ENFJ. Mudah-mudahan sehabis ini kita bisa lebih deket, saling memercayai dan bersama-sama melanjutkan perjalanan hidup kita dengan penuh keharmonisan! Minta tolong buat ke depannya, ya?"

Untuk sesaat, Hao melirik ke arah Hanbin yang sejak awal sama sekali tak mengalihkan pandangannya. Binar mata lebar anak itu seketika meluluhkan hatinya, itu benar-benar di luar rencana. Yah, oke, dia akan berusaha memaafkannya. Toh Hanbin bukan orang jahat, ia baik dan bahkan Hao sedikit kesulitan untuk menemukan kekurangannya. Bisa-bisa Yujin ini yang lebih meresahkan. Bencana di balik selimut, walau mereka tak pernah se---ah, sudahlah.

Hanbin terlahir dari pasangan dosen dengan kepribadian terbaik di seluruh dunia, baik itu hiperbola maupun bukan. Mereka berdua tipe orang yang bisa menerima siapa saja dengan tangan terbuka. Mereka ramah dan pengertian, sama seperti Hanbin sendiri. Memang benar buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Dan, sederhananya, keluarga kecil mereka adalah pohon---eh, keluarga cemara. Kalo gitu, berarti Hanbin buah pinus, donk?

Maaf garing-

Sejak momen Hanbin melakukan pendekatannya dengan Hao, sudah seperti yang dijelaskan sebelumnya, mereka pun sering terlihat bersama, dengan Junghyun yang kadang menjelma menjadi nyamuk dan Gyuvin yang sesekali bergabung. Jika Hanbin punya sedikit saja kepribadian yang mirip seperti Ricky, paling tidak muka tebalnya dan mulut buayanya (tapi Ricky bukan buaya yaa), kemungkinan besar Hao akan menjadi baby boy ala-alaan kedua dalam naskah ini, bahkan dengan kepribadian Hao yang mungkin tidak memenuhi kriterianya. Anak itu tidak suka bermanja-manja, juga agak terlalu aktif dan independen untuk... dijinakkan...? Maksudnya, ia bukan tipe penurut. Malahan, bisa saja Hao yang mengambil peran sebaliknya, jika saja lelaki itu memiliki uang saku yang jauh lebih banyak DAN jika mau. Itu juga syarat yang penting.

Tapi Hao nggak mau, karena walau dia tipe F (dengan maksud, walau cenderung emosional, dia sebenarnya cukup rasional), menurutnya hubungan seperti itu tidak masuk akal. Cukup Yujin saja yang melakoninya, karena memang anak itu suka bikin nggak habis pikir.

BABE...? ㅣ RICKY SHEN & HAN YUJINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang